Detikkasus.com | Sidoarjo – Sebagian masyarakat di pedesaan hingga kini masih mempertahankan tradisi warisan leluhur. Seperti masyarakat Dusun Jedong Desa Jedong Cangkring Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang melaksanakan tradisi Ruwah Desa, Rabu (24/04/19) malam.
Gelaran Tradisi ruwah desa berlangsung di kepunden Desa Jedong Cangkring diisi dengan kegiatan Istighotsah dan do’a bersama serta pertunjukkan wayang kulit dan campusari dr Jombang.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Forkopimka, Kades Jedong Cangkring, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Ketua BPD, Ketua RT/ RW, Toga/ Tomas/ Tokoh Pemuda dan segenap masyarakat setempat dan komunitas wayang kulit sekitar 250 orang,
Sejatinya kegiatan ruwah desa ini sudah diawali sejak sore, ba’da Ashar, dengan kegiatan arak-arakan tumpeng dan hasil bumi oleh warga perwakilan dari RT dan Dusun se-Desa Jedong Cangkring. Masing-masing RT / Dusun membawa hasil bumi seperti palawija, ternak dan ikan.
Menurut pantauan Babinsa setempat, Sertu Yulianto rangkaian tradisi ruwah desa diawali dengan kegiatan istighosah dan do’a bersama yang diawali dengan pembacaan Sholawat dan Al Banjari oleh Warga Desa Jedong Cangkring dan malam harinya dilanjutkan pertunjukkan wayang kulit dan campursari.
Kepala Desa Jedong Cangkring Bapak Sudikman Pribadi dalam sambutannya, diantaranya menyampaikan, maksud dan tujuan dari ruwah dusun/desa ini, untuk mendoakan para pendahulu dan leluhur Desa Jedong Cangkring.
“Ruwah desa ini sebagai wujud ungkapan syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan sekaligus memohon limpahan rahmat agar warga masyarakat Sadartengah diberikan kemakmuran”, ujarnya. (Lyn/Zeey)