Probolinggo, Detikkasus.com – Siang kemarin saya kembali menyambangi salah satu gunung dengan view terindah di dunia itu.. Udara dingin dan kering langsung menyambut kedatangan kami, padahal hari masih siang tersiram terik sinar matahari.Ada pemandangan berbeda di lautan pasir Gunung Bromo siang itu.
Sebelum memasuki lokasi acara kami melewati pintu masuk semacam gapura dari rangka besi bertuliskan “Eksotika Bromo” di bagian atasnya. Ya, siang Itu saya berkesempatan untuk menyaksikan pergelaran Eksotika Bromo yang dilaksanakan untuk menyambut dan memeriahkan perayaan Yadnya Kasada tahun ini. Event yang baru pertama kali diselenggarakan ini digelar di hamparan lautan pasir Gunung Bromo ini selama dua hari, Jum’at (7/7/2017) dan Sabtu (8/7/2017).Di lokasi pergelaran nampak berjejer tenda-tenda sponsor dan pendukung acara, sementara di area utama pergelaran disediakan tempat duduk khusus dari bambu untuk pengunjung yang sudah memesan tempat dan melakukan registrasi sebelumnya., pergelaran ini cukup menarik minat penikmat dan pemerhati seni budaya tradisional. Memang tak semua tempat duduk yang disediakan panitia terisi penuh, sebab banyak pengunjung lebih memilih untuk menyaksikan dari berbagai posisi strategis lainnya di sekitar arena pergelaran.Banyak pengunjung yang memilih untuk menyaksikannya dengan berdiri sambil sesekali mengambil gambar dengan kamera konvensional maupun kamera HP yang mereka bawa. Namun tak sedikit yang memilih duduk santai beralaskan pasir dan rumput kering di sekitar arena pertunjukan. Tak hanya wisatawan domestik dan warga sekitar Gunung Bromo, cukup banyak juga wisatawan asing ikut menikmati pergelaran.Diawali dengan pertunjukan kesenian lokal Jaranan Jetak menyambut kedatangan pengunjung yang akan masuk ke arena pergelaran. Kemudian dilanjutkan atraksi musik Daul Sakera dari Pamekasan Madura yang cukup interaktif mengajak tamu undangan menari bersama. Alhasil Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifuddin dan Kasdim 0820 Probolinggo Mayor Inf. Teguh Hery Wignyono serta beberapa tamu undangan yang lain ikut menari mengikuti alunan musik yang dimainkan Daul Sakera.Bupati Probolinggo Hj. Puput Tantriana Sari menjadi konduktor dadakan seni musik Jegog Suar Agung Pertunjukan musik atraktif dan interaktif juga ditampilkan oleh musik Jegog Suar Agung dari Jembrana, Bali yang menggunakan alat musik tradisional dari bambu. Mereka menyebut musik yang hanya menggunakan empat nada itu sebagai musik petani. Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE berkesempatan untuk ikut serta dalam pertunjukan tersebut dan bertindak sebagai konduktor dadakan memandu nada-nada yang harus dimainkan oleh para pemusik. Daerah Probolinggo, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Wiratno, membacakan memori Raffles yang tertuang dalam buku The History of Java. Buku yang ditulis 200 tahun yang lalu ini mengisahkan kehidupan masyarakat suku Tengger pada masa itu yang hidup guyub rukun dan sangat melindungi alam sekitarnya.Bupati Tantri pada sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Eksotika Bromo dan berharap event ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Secara khusus Bupati Tantri menyampaikan terima kasih kepada warga Desa Jetak Kecamatan Sukapura yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Jetak yang telah berinisiatif melakukan sinergi dengan berbagai pihak demi terselenggaranya pergelaran seni budaya tersebut.Eksotika Bromo ini terselenggara berkat kerja sama Pokdarwis Desa Jetak didukung stakeholder dan para pemerhati serta pegiat seni budaya nusantara. juga ditampilkan pada event tersebut Bromo sore itu mendadak khidmat saat Prita Kartika tampil menyanyikan lagu “Tanah Air” dan mengajak seluruh penonton untuk ikut menyanyi bersama sambil bergandengan tangan. Kekuatan vokal kontenstan The Voice Indonesia itu sanggup menghipnotis semua pengunjung hingga terhanyut dalam tema lagu yang sangat nasionalis dan mengajak kita untuk selalu mensyukuri nikmat keindahan alam dan kekayaan seni budaya tanah air. Terlebih di bagian akhir disuguhkan sendra tari kolosal Kidung Tengger yang mengisahkan asal muasal Suku Tengger. Di bawah temaram senja dengan hiasan tata lampu nan apik, Sendra tari yang melibatkan ratusan penari ini nampak semakin menarik untuk disimak.Salah satu adegan sendra tari kolosal Kidung Tengger Pertunjukan terasa semakin istimewa dengan penampilan artis multitalenta Ayushita Widyartoeti Nugraha yang membacakan puisi Kidung Tengger. Kehadiran artis ibu kota personel grup vokal Bukan Bintang Biasa (BBB) ini memang menjadi salah satu daya tarik Eksotika Bromo,.Seiring terbenamnya matahari ditambah semakin dinginnya suhu udara petang itu, pergelaran diakhiri dengan menari bersama seluruh kru dan pendukung acara serta para tamu undangan dan penonton yang masih bertahan di lokasI pergelaran. Dengan iringan musik Jegog Suar Agung mereka berbaur menjadi satu menari bersama. Sekira pukul 18.00 WIB pergelaran usai.Diiringi musik Jegog Suar Agung, seluruh kru, tamu undangan dan pengunjung berbaur menari bersama di Eksotika Bromo berlanjut keesokan harinya, Sabtu (8/7/2017) sore. Masih dengan suguhan atraksi seni budaya dari beberapa daerah sebagaimana hari pertama ini (Nn & Frands).