Aceh |Detikkasus.com -Meski pun marak terdengar pengakuan sejumlah masyarakat penerima bantuan soal adanya dugaan pungli atau pemotongan anggaran bantuan rehab rumah yang tidak sesuai ketentuannya oleh oknum-oknum tertentu di lapangan di desa-desa di aceh timur, namun praktek kotor dan terselubung itu seolah benar-benar tak tersentuh hukum di aceh timur.
Banyak pihak menilai para terduga pelaku terkesan kebal hukum alias dilindungi, sehingga begitu leluasa, ketika menjalankan aksinya di lapangan.
Upaya memperkaya diri dari merampas hak fakir-miskin secara diam – diam di kabupaten aceh timur itu diduga dilakukan oleh orang lapangan atau tim politik sejumlah pejabat senayan dari partai nasional, dengan dalih semua itu merupakan seolah bantuan pribadi dari pejabat tersebut, sehingga mereka diduga bebas sekehendak hatinya mempreteli bantuan yang sejatinya berasal dari uang negara tersebut.
“Katanya bantuan dari DPR RI, mereka ngaku sebagai timnya, tapi material bantuannya tidak sesuai RAB, akibat adanya dugaan pemotongan dari sisi jumlah material, padahal itu kan hak fakir-miskin, bantuannya dari uang negara, bukan bantuan pribadi pejabat apalagi timnya, “kata sumber anonim kepada kalangan wartawan/awak media online ini selasa 25 juli 2023.
Dari pantauan kalangan wartawan/awak media aceh ini, pasca 2022, pada tahun ini, aksi pemotongan bantuan rehab rumah itu semakin menjadi-jadi, dan sangat merugikan masyarakat luas di aceh timur, bahkan para pelaku di lapangan pun diduga melakukannya secara misterius alias diam-diam, ibarat ala mafia.
Para pendamping khusus di lapangan, yang ditunjuk dari program bantuan BSPS kementerian PUPR tersebut pun, diduga banyak menyembunyikan informasi dari masyarakat dan kalangan media dan LSM, tentang apa dan bagaimana sebenarnya perihal bantuan tersebut. Baik soal dokumen hingga ke mekanisme anggaran seolah ditutup rapat-rapat.
Bahkan muncul isu, bahwa para pendamping program bantuan BSPS itu diduga ikut terlibat dalam aksi pungli di lapangan dan mengelak dari kalangan wartawan/awak media online aceh tersebut.
“Buku tabungan kami dikumpulkan pihak-pihak tertentu di lapangan, dan material ini diantar oleh orang suruhan yang tidak kami kenali, bahkan jumlahnya tidak sesuai,” pengakuan salah seorang penerima bantuan yang ditemui beberapa kalangan wartawan/awak media online di aceh ini serta beberapa waktu yang lalu.
(Jihandak Belang/Team)