Dua Tahun Ijazah Tertahan di SMK 1 Situbondo, Kenapa ?

 

Situbondo | Detikkasus.com – Terkait penahanan ijazah yang kerap terjadi masih saja terjadi. Kali ini mantan siswa SMK Negeri 1 Situbondo yang merasa masih tertahan ijazahnya kurang lebih 2 (dua) tahun. Hal itu diakui oleh salah satu wali murid di media sosial kalau anaknya selama lulusan tahun 2017 tidak pernah mendapatkan ijazah, karena ada kekurangan biaya yang tidak dibayarkan disekolah. Minggu, (04/08/2019).

Menanggapi hal tersebut, Kepala SMKN 1 Situbondo, Drs. Moedji P saat dikonfirmasi oleh Tim S One mengatakan bahwa, “Hal itu terjadi bukan karena ditahan oleh sekolah, saya tidak sepakat kalau dibilang ditahan. Hanya saja tidak diambil oleh yang bersangkutan. Bahkan kalau misal mempunyai tanggungan dan tidak bisa membayar sekolah tidak bakalan menahan ijazah”.

Baca Juga:  Akhirnya Kapolres Situbondo Turun Tangan, Terkait " kericuhan " Karantina Covid-19 Di Sidomuncul Pasir putih.

 

Saat ditanya, kenapa sampai terjadi ijazah siswa 2 tahun tidak diambil ? Apa tidak ada pemberitahuan oleh pihak sekolah ? Moedji mengaku, “Ini hanya kurangnya komunikasi oleh wali murid dan terkait pemberitahuan kami sudah menyampaikan melalui getuk tular, pada saat pengambilan ijazah. Tentunya hal itu sudah disampaikan kepada teman-temannya”..

Baca Juga:  Bhabinkamtibmas Desa Titab Pantau Pembangunan Rumah Bantuan untuk Warga Kurang Mampu

 

Menanggapi hal tersebut, Ketua S One, Dwi Atmaka mengatakan, “Kalau hal itu terjadi bilamana pihak sekolah menahan ijazah, saya rasa tidak pantas. Dan hal ini juga harus perlu diperhatikan karena perlu diketahui pendidikan adalah hak mereka (hak anak bangsa). Saya pastikan kalau terjadi yang demikian pihak sekolah akan saya laporkan ke Ombusdman, karena beberapa minggu yang lalu yang sempat disampaikan oleh penasehat KPK (Harus ditindak lanjuti dan patut dilaporkan)”.

Baca Juga:  Ciptakan Kondisi Aman Polsek Kubutambahan Melaksanakan Razia Kendaraan Malam

 

Aka panggilan akrabnya melanjutkan, “Yang disampaikan oleh pihak sekolah sebetulnya harus lebih terbuka bilamana hal itu terjadi pada siswanya. Dan lagi apa susahnya sih, mosok tidak tau alamat siswanya, kalo memang mau diberikan. Saya berharap hal ini bukan hanya alasan pihak sekolah. Kok hanya getok tular sih…? Apakah efektif seperti itu !”, geramnya. (Ozi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *