Dr. H. Ghazaly Ama La Nora For Bupati Bima – Oleh : Arifudin.
SUKSESI Bupati kepala kabupaten Bima tinggal hitungan bulan. Menghadapi suksesi Bupati Bima tahun
2020, dimana publik menyebutnya sebagai tahun politik, mesin mesin partai politik mulai bergerak
untuk mempersiapkan perhelatan pemilihan bupati kepala daerah Bima (Pilkada), diprediksi atmosfir
demokrasi di kabupaten ujung timur pulau sumbawa bakal seru. Bakal calon bupati (Bacabu) sekarang
sudah mulai ancang-ancang mengambil bagian turun ke arena Pilkada di Bima karena waktu tinggal
beberapa saat lagi.
Diperkirakan Pilkada nanti akan berlangsung semarak putra terbaik Bima yang potensial dan mumpuni
baik yang berada di Bima maupun luar Bima turun gelanggang berkontestasi sebagai penantang
petahana Indah Damayanti Putri, SE. Sebut saja salah seorang diantaranya putra terbaik Donggo Bima,
Dosen Komunikasi di universtas Papan Atas di Jakarta ,Dr . H. Ghazaly Ama La Nora, S.IP., M. Si, putra
sulung ulama kondang Tuan Guru H. Abdul Majid Bakry, asal Donggo, Aktivis Peristiwa Donggo 1972,
tentu memberikan atmosfir tersendiri dalam momentum perpolitikan di Bima kedepan.
Pasalnya, praktisi politik yang berlatar belakang akademisi ini bukanlah pendatang baru di dunia politik–
-walkhusus di kabupaten Bima. Ia pernah caleg DPR dari partai Bintang Reformasi dan Partai Bulan
Bintang daerah pemilihan NTB, hanya saja sayang partai penggusung tidak mencapai parlementary
treshold. Juga nyaris memenangkan konvensi Partai Golkar dalam pilkada 2009-2014, namun terhadang
kelicikan Ferry Zulkarnain membawa "kabur" pengurus kecamatan Golkar ke kota Mataram, agar tidak
berkomunikasi kandidat konvensi lain. Tidak cukup disitu panitia konvensipun licik tidak memberikan
surat undangan pada pasangan HM Najib-Ghazaly untuk menghadiri konvensi Golkar Bacabu di hotel
Parewa Manggemaci kota Bima.
Doktor komunikasi politik itu sudah malang melintang di dunia politik berskala nasional maupun
regional dan local. Khusus di kabupaten Bima dan Dompu, wajahnya tak asing lagi bagi masyarakat
kedua kabupaten tersebut. Tetapi kini mantan wartawan politik senior unit DPR RI/MPR RI telah menjadi
Dosen Tetap Fikom Universitas Mercu Buana Jakarta, mengajar berbagai bidang studi; Komunikasi
Politik, Sistem Politik Indonesia, Media And Cultural Study, Integrated Marketing Communication, Etika
dan filsafat Komunikasi. Mata kuliah ciri umum (MKCU) universitas lintas fakultas ia pun mengampu
mata pelajaran Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan, Etika Membangun Profesionalis Sarjana,
Agama. Bukan saja di Universitas Mercu Buana Jakarta tapi Universitas Esa Unggul juga mengajar bidang
studi, Pancasila, Kewarganegaraa, Filsafat Ilmu, Antropologi, Media and Ciltural Study, dan Jurnalistik
Radio.
Debutnya di dunia pendidikan bukan saja baru sekarang tapi sejak tahun 1978 sudah mulai menggeluti
dunia proses belajar mengajar SMP/SMA swasta di Jakarta. Doktor multi talenta memiliki beberapa
jabatan penting di organisasi sosial berskala nasional dan seabrek kegiatan Wakil Ketua DPP Artipena
(Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Narkoba), Wakil Ketua Umum DPP Grib (Dewan Pimpinan Pusat
Gerakan Indonesia Baru), juga Deklarator Partai Hanura, Deklarator Partai Bintang Reformasi. Ketua
Dewan Musyawarah Ikatan Pemuda Pelajar Donggo Bima (IPMDB) Jakarta, Dewan Pakar ICMI Pusat.
Dalam rutinitas ia masih bisa menyisihkan menulis buku, pemateri seminar, forum diskusi group, work
shop. Kecuali itu dosen eksentrik berambut Kuncir ini memiliki networking pergaulan luas, mempunyai
kedekatan dengan TNI, Polri dan birokrasi serta dunia preman. Pinjam kalimat Pimpinan
Umum/Pemimpin Redaksi SKU Mingguan Kilas Drs Muslimin Hamzah, “Sosok doctor fenomenal
H.Ghazaly multi talent, jurnalis senior, politisi iya, ustadz bisa, preman apalagi,” katanya.
Dr. H. Ghazaly Ama La Nora adalah seseorang yang lahir dari keluarga sederhana, di Desa Oo
Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima. “Ama La Nora,” panggilan akrabnya, sudah siap maju rebut kursi
EA 1. Keinginannya bertarung bukan lantaran ambisius pribadi tapi merasa terpanggil untuk
membangun daerah kelahirannya. Ketika penulis memancing tentang niat untuk berkontestasi Pilkada
ditahun 2020,”..saya bukan atas desakan pihak luar tetapi berangkat dari niat yang tulus demi
pengabdian kepada rakyat. Saya ikhlas mewakafkan sisa hidup untuk Dou Dana Rasa Mbojo,”
pungkasnya saat dijambangi di ruang kerjanya kampus Universitas Mercu Buana.
Integritas, kapasitas dan keriusan mengabdi pada tanah kelahiran sudah terbukti saat ia menghadirkan
(Angkatan Bersenjata Repbulik Indonesia, sekarang TNI) era transisi Orde Baru ke Orde Reformasi.
Dimana tokoh-tokoh politik daerah masih takut atau mungkin malu-malu berhadapan dengan ABRI,
beda dengan Ghazaly Ama La Nora, maju tegap menggusung Abuya, panggilan H.Zainul Arifin, tanpa
ragu dan takut. Walaupun banyak halangan (fitnah) yang menghadang kehadiran eks keuangan Pemda
DKI Jakarta, akhirnya berhasil diatasi dan berhasil menjadi bupati Bima satu periode.
Pengusaha Perminyakan Siap Berpasangan
Nawaitu Dr. Ghazaly Ama La Nora tentu sudah melewati restu keluarga besar di Donggo, juga tidak
hanya mendapat restu keluarga besarnya tetapi masyarakat Bima turut mengamini semoga cita dan niat
tulus mendapat ridho Allah serta dukungan luas warga masyarakat Bima—tempat ia dilahirkan. Harapan
besar kita supaya menjadi expectation guide yang baik untuk semua pihak, dapat mencapai tujuan dan
harapan bersama demi memajukan dana Mbojo pada umum.
Hemat Penulis niatnya tertarik terjun di dunia politik selain untuk memajukan daerah, disisi lain ingin
memperlihatkan bahwa anak muda bisa menjadi pemimpin dan ikut menginspirasi generasi muda agar
generasi muda berani berkompetisi. Lebih lagi sumber daya subetnik Donggo yang dipinggirkan selama
Indonesia merdeka. Terpinggirkan dari pembangunan, terpinggir dari kesempatan memperoleh
kedudukan strategis di kabupaten Bima, yang didomininasi segelintir orang dekat kekuasaan. Senasib
subetnik Sape, Wera, Lambu, Karumbu dan pedalaman lain. Insya Allah kehadiran Dr.H.Ghazaly Ama La
Nora, bisa menjadi enerji baru, semangat dan kreatifitas yang mampu membangkitkan spirit hidup
warga masyarakat yang terpinggirkan selama ini.
Bisa jadi munculnya ayah lima orang anak ini bisa menjadi motivasi, stimulant bagi generasi muda untuk
tidak ragu-ragu terjun ke dunia politik dan berkompetisi yang sehat. Yang penting memiliki visi-misi jelas
dan bermutu guna melakukan perubahan disegala bidang kehidupan buat lima tahun ke depan. Jangan
lagi pembangunan berjalan ditempat, sehingga “hadir” atau “tidak hadir” kondisi daerah Bima sama
saja. Hal demikian tidak ada gunanya bagi kemajuan daerah karena jauh tertinggal dengan daerah
tetangga. Sebut saja kabupaten Dompu dibawa kepemimpinan H.Bambang warga masyarakat makmur,
pembangunan moral spritualnya cukup bagus.
Menyinggung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bima, sekilas info yang penulis peroleh ada
beberapa orang meminta “Mendampingi atau Didampingi”nya yakni dari kalangan professional,
pebisnis, politisi, maupun birokrat. Tiga orang diantara mereka meminta tidak diekspos dulu ke
permukaan namanya, berbeda seorang pengusaha perminyakan asal Sape sekarang berdomisili di
Sorong Papua Barat, pemilik pombensin di Pena To,i kota Bima yang namanya masih dirahasikan
menyatakan kesediaan berpasangan dengan Dr. H. Ghazaly Ama La Nora, S.IP.,M.Si. Informasi yang
penulis peroleh Dr.H.Ghazaly Ama La Nora, S.IP.,M.Si berpasangan dengan pengusaha minyak yang
memiliki beberapa pombensin dan dua kapal tanker sudah santer beredar di kalangan masyarakat Bima.
Namun demikian belum ada agenda yang jelas kapan mereka melakukan pertemuan karena masih
menunggu perkembangan Pilpres, Pileg, Pildpd, 17 Apri 2019. Kemungkinan pertemuan dilakukan pasca
di tempat berbeda, di Bima, Jakarta dan Papua Barat. Waktu diminta konfirmasi mengenai pasangannya
di Pilkada Bupati Bima, Dr. H. Ghazaly Ama La Nora, S.IP., M.Si menampik,”..ya masih dalam taraf
penjajakan semua via telepon. Itu pun yang telepon orang suruhanya. Kecuali pengusaha dari Papua
Barat, mengutus bendaharanya, Pak Firdaus menemui saya di Jakarta. Beliau hari pertama nginap di
hotel Santika, hari kedua hotel Arya Duta dan hari ketiga dan keempat nginap di hotel Borobudur.
Kebetulan tadi pukul 08.00 WIB (01/4) sudah kembali ke Sorong,” paparnya.***