Pelalawan, Detikkasu.com – Sekolah SD Negeri 014 Pangkalan Delik, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan diduga selewengkan dana BOS. Begitu dikonfirmasi, bendahara sekolah berusaha menutupi hingga mengusir wartawan dari ruangan kepala sekolah.
Informasinya, penggunaan dana BOS di sekolah itu, banyak kwitansi fiktif yang di SPJ-kan, terutama biaya transportasi kepala sekolah juga dengan biaya berbagai kegiatan. Juga ada banyak penggelembungan dana pada pengadaan, seperti pembelian ATK, dan pengadaan barang lainnya. Hal kecil saja plang nama sekolah bahkan foto Bupati dan wakil Bupati diruangan kantor sekolah tersebut tidak ada. Oleh karena itu pihak sekolah tidak memasang papan informasi penggunaan BOS tersebut.
Siang hari Jumat (15/9/17) saat kepala SD Negeri 014 Pangkalan Delik Jamilan S.Pd dikonfirmasi dikantornya, mengakui bahwa dalam penggunaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) memang ada kelemahan. Namun Jamilan tidak menjelaskan apa kelemahan penggunaan dana itu. SPJ penggunaan dana BOS di sekolah ini tetap kami buat dan telah dilaporkan di dinas, jelasnya.
Sempat kebingungan menjelaskan penggunaan BOS, Jamilan memanggil bendaharanya Nona Repesta Hutagalung S.Pd. Kendati masih belum jam 11.00 Wib, Nona meminta konfirmasi disudahi dengan alasan kepala sekolahnya mau sholat dan Jamilan juga meminta agar konfirmasinya besok saja.
Media inipun mempersilakannya laksanakan sholat dengan catatan wawancara dilanjutkan usai sholat. Namun Jamilan dan bendaharanya bersikeras menolak konfirmasi dilanjutkan.
Maka itu media ini berpesan, jangan disalahkan bila ada bahasa berita yang kurang berkenan nantinya. Misalnya, dalam berita membunyikan, kepala sekolah diduga korupsi ujar media ini. Mendengarkan itu, dengan lantang Nona langsung mengusir wartawan dengan alasan sudah menuduh. “Bapak menuduh kepala sekolah korupsi seperti itu, silakan keluar, pergi dari sini,” seraya memanggil rekannya untuk merekam aksinya, dan minta media ini menunjukkan kartu tanda anggota.
Setelah melihat kartu tanda pengenal wartawan, Nona yang merupakn salah seorang tenaga guru PNS di sekolah itu, meminta maaf hingga berkali-kali. Kepala sekolah juga memohon agar masalah itu tidak dilanjutkan. (Tim).