Detikkasus.com | Ponorogo – Potensi Kebudayaan Ponorogo memang tak hanya seni Reyog, Akan tetapi dunia Pewayangan juga sangat kental. Dunia pewayangan, Ponorogo memiliki citra yang cukup baik di tengah masyarakat pecinta pewayangan Indonesia. Menurut Pepadi (Pengurus Persatuan Pedalangan Indonesia) Ponorogo, tidak ada Kabupaten/Kota lain di Indonesia yang memiliki agenda rutin pentas Wayang Kulit bulanan sebagaimana yag dilakukan Kabupaten Ponorogo sa’at ini.
Selain itu, Ponorogo juga dikenal memiliki kiprah yang baik di bidang pembibitan seniman pedalangan. Hal tersebut terbukti dengan rutinnya Ponorogo menempatkan utusannya menjadi penyaji terbaik dalam Festival Dalang Cilik Provinsi Jawa Timur, serta seringnya Ponorogo menggelar lomba karawitan dan mocopat pelajar setiap tahunnya.
Sejumlah fakta menarik itu menjadi spirit Ponorogo untuk menggelar Festival Dalang Cilik se-Kabupaten Ponorogo untuk yang pertama kalinya di tahun 2019 ini. Event lomba yang diselenggarakan pada Senin (17/6/2019) pagi hingga malam di Gedung Kesenian/Padhepokan Reyog ini sekaligus menjadi ajang pemanasan menjelang gelaran event utama Festival Dalang Cilik tingkat Provinsi Jawa Timur, awal Juli mendatang. Dalam perlombaan ini, sebanyak 13 peserta dalang bocah perwakilan Sekolah maupun Kecamatan berpartisipasi.
Antusiasme yang baik terhadap event tersebut tak luput dari perhatian Wakil Bupati Ponorogo yang turut hadir bersama Kepala Dinas Pariwisata untuk membuka acara. Para peserta lomba menunjukkan kebolehan mereka memainkan satu fragmen lakon pewayangan dengan durasi maksimal satu jam. Aksi para peserta dinilai langsung oleh tiga orang anggota Dewan Pengamat dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Ketiganya yaitu Cahyo Kuntadi dan Dwi Suryanto, dosen Prodi Pedalangan, serta Wija Seno, mahasiswa pasca-sarjana Pedalangan ISI Surakarta. Mengingat proses penampilan yang cukup memakan waktu, tak heran pelaksanaan lomba pun berlangsung mulai pagi hingga larut malam.
Sejumlah catatan impresif Ponorogo dalam mengukir prestasi di dunia pedalangan khususnya pembibitan seniman, mendapat apresiasi dari dewan pengamat lomba. Dwi Suryanto menyatakan bahwa wilayah Jawa Timur khususnya daerah mataraman memiliki masa depan cerah di dunia pedalangan. Ia menyebut mayoritas mahasiswa Prodi Pedalangan ISI Surakarta berasal dari Jawa Timur. “Saya membayangkan, gek-gek beberapa tahun yang akan datang pancer (pusat) dunia pedalangan itu akan bergeser ke Jawa Timur”, ucap Dwi Suryanto saat menyampaikan evaluasi dan rekomendasi dewan pengamat disambut tepuk tangan penonton.
Lebih jauh Dwi Suryanto juga memperingatkan akan adanya satu hal yang tampaknya luput dari perhatian. “Yang mungkin kita lupa adalah bahwa kita juga harus mulai regenerasi penonton”, ungkapnya.
Menurutnya, jika tidak ada upaya untuk meregenerasi penonton pentas wayang kulit, maka kemunculan dalang-dalang bocah tersebut akan menjadi sia-sia. “Monggo ini kita pikirkan bersama bagaimana agar dengan adanya dalang-dalang anak-anak ini juga harus bisa mulai menghadirkan penonton anak-anak yang kelak akan meramaikan terus pertunjukan wayang kulit di masa depan”, pungkas pria asal Palembang ini.
Dari total 13 peserta terdaftar dan sebanyak dua peserta mengundurkan diri, Dewan pengamat Festival Dalang Bocah se-Kabupaten Ponorogo menentukan ranking teratas diraih oleh Faishal Wahayu, siswa SDN Karangan Kecamatan Badegan. Adapun daftar ranking lengkapnya, Faishal Wahay R, dari SDN Karangabn Badegan,
Tyo Surya Pratama, SMP N 1 Kauman, Farha Bara Aziz SMPN 1 Ponorogo, Azwar Hafiz AF SDN 4 Bedhi Kulon, Hafiz Narestama SMPN 2 Balong, Satriya Narendra SMPN 1 Slahung, Abi Zam Zam KJ SDN Qurrota A’yun, Andrea Fringsvlera SDN Janti Slahung, Muhamad Fatih Asegaf SDN 1 Mangkujayan, Giusti Naufal Lutfi SMPN 1 Ponorogo, Josh Hafiz (Penyaji Dalng Berbakat) SMPN 1 Ponorogo.
Ketua Pepadi Ponorogo, Sindu Parwoto, menyampaikan harapan dari gelaran Festival Dalang Bocah se-Kabupaten Ponorogo yang pertama ini. Menurutnya ini menjadi pemanasan yang tepat untuk menyongsong event utama Festival Dalang Bocah tingkat Provinsi Jawa Timur, Juli mendatang. “Ya tentu saja sebagai tuan rumah nantinya, diharapkan Ponorogo nanti juga dapat kembali menorehkan prestasi terbaik masuk diantara lima penyaji terbaik Festival Dalang Bocah tingkat provinsi. Dengan harapan juga kemudian bisa mewakili Jawa Timur di tingkat nasional”, tegas Sindu.
Selain itu pihaknya juga berharap dengan dua Festival Dalang Cilik yang dihelat di Ponorogo. “Festifal yang di gelar saat ini di harapkan dapat memicu dan memacu perhatian, kepedulian, dan kecintaan masyarakat Ponorogo khususnya untuk terus melestarikan seni wayang kulit, kini hingga nanti, “Tandasnya. (Adv/Deny/Anang Sastro).