Madina, detikkasus.com – Proyek siluman milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mandailing Natal marak ditemui. Hal ini dinilai akibat lemahnya dalam pengawasan dilapangan. Adapun proyek PUPR yang menjadi sorotan yakni Proyek normalisasi paret Desa Banjar Aur Utara Kecamatan Sinunukan senilai Rp.150 Juta Rupiah dan Proyek pembangunan paret jalan poros Bintungan Bejangkar Menuju Pasar Minggu Kecamatan Batahan senilai Rp.200 Juta Rupiah.
Pantauan kru media ini di Proyek pembangunan paret Bintungan bejangkar menuju Pasar minggu pada 04/08 Proyek tersebut tanpa papan informasi dan yang parahnya lagi bahan yang digunakan rekanan terkesan asal asalan dan tidak sesuai spesifikasi. Salah satu pekerja yang ditemui media ini mengaku hanya mengerjakan sesuai yang disediakan. ” mengenai papan merek dan bahan kami tidak paham bang disini kami hanya bekerja, silahkan aja temui pemborong nya di panyabungan ketus nya.
Menanggapi tentang maraknya Proyek siluman yang diduga milik Dinas PUPR Madina, LSM PMPR INDONESIA Provinsi Sumut angkat bicara. Kurniawan Hasibuan Ketua DPD kepada media ini mengecam keras tindakan Dinas PUPR Madina yang dinilai lalai dan terkesan kurang peduli terhadap pekerjaan dilapangan. ” kita sangat kecewa dengan pekerjaan Dinas PUPR Madina yang dinilai lalai dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang pengadaan barang dan jasa hal ini sudah melanggar dan perusahaan tersebut harus segera di black list “, paparnya.
Kemudian ditambahkan nya juga selain tidak adanya papan merek kwalitas pekerjaan juga diduga tidak sesuai spesifikasi. LSM PMPR Indonesia akan melaporkan hal ini ke penegak hukum agar Dinas PUPR Madina beserta rekanan diproses sesuai dengan perundang undangan yang berkaku. Sayangnya hingga berita ini dikirim ke redaksi Pejabat Dinas PUPR Madina masih enggan memberikan tanggapan terkait Proyek normalisasi Paret Banjar Aur utara dan Pekerjaan paret desa Bintungan bejangkar menuju pasar minggu. Diharapkan juga kepada Inspektorat Madina agar segera bertindak sehingga untuk kedepannya hal ini tidak terjadi. (K.Hasibuan).