Provinsi Sumbar – Tanah Datar, DetikKasus.com – Proyek pekerjaan jembatan Pincuran Tujuh dikerjakan oleh rekanan inisial DM yang memakai CV.Widya Karya dari Bangkinang Provinsi Riau ini dengan nomor kontrak 02/II/SP/JEMB-DAU/BM-DPU-2017, Senilai Rp.446.220.475 Sumber APBD Kabupaten Tanah Datar tahun 2017 ini terindikasi dengan hasil kerja jelek, termasuk adanya dugaan pada item galian koporan ABT yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak, termasuk mutualitas beton yang dipergunakan. Dan malah DM diduga mengaku kopenaan Bupati Irdinansyah Tarmizi.
Pengakuan ini terendus oleh Media DetikKasus.com ketika wartawan media ini mencoba konfirmasi dengan pihak proyek pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Tanah Datar , hal ini berkaitan dengan adanya pengerjaan paket proyek yang dilaksanakan oleh inisial “DM’ dengan dua perusahaan berbeda.
Pantauan detikkasus.com di lapangan, paling tidak ada dua paket proyek yang dikerjakan oleh inisial “DM” dengan perusahaan berbeda, pertama pekerjaan jembatan DAU Paket 2 di Pincuran Tujuh Nagari Baringin, kecamatan Lima Kaum , kabupaten Tanah Datar dengan perusahaan “ Widya Karya”, dan satu lagi pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi Bandar Minang, nagari Minangkabau, kecamatan Sungayang dengan perusahaan “Siak Riau Perkasa”.
Masih dalam pantauan media ini, dari kedua proyek yang dilaksanakan oleh kontraktor “DM” dua-duanya mengalami kondisi yang memprihatinkan, Jembatan Pincuran Tujuh misalnya, kondisinya baru mencapai bobot 60 persen, sementara durasi waktu hanya lebih kurang 10 hari lagi.
Ditambah lagi mutu hasil kerjanya yang jelek dan galian koporan ABT (Aboutmen-nya) yang minus dari apa yang tertera dari kontrak, pengawasan dari konsultan pengawas yang tidak optimal dalam pengawasan, Sementara pekerjaan jembatan pincuran tujuh ini dengan nomor kontrak 02/II/SP/JEMB-DAU/BM-DPU-2017, Senilai Rp.446.220.475 Sumber APBD Kabupaten Tanah Datar tahun 2017.
Begitu juga halnya dengan pekerjaan Rehabilitasi jaringan irigasi Bandar Minang, yang baru mencapai bobot tidak lebih dari 35 persen. Mengingat kondisi pekerjaan demikian, media ini mencoba konfirmasi dengan pihak pelaksana berinisial “Dm”, namun yang bersangkutan enggan untuk berkomentar banyak, bahkan dalam ucapannya pihak pelaksana terkesan menantang, meskipun yang dikonfirmasikan suatu hal yang merupakan hak pada pihaknya.
“ Silahkan laporkan kepada PPTK dan PPK, saya tidak takut dan silahkan bikin beritanya “, ungkap DM dengan nada menentang, begitu ungkapan ketus dari “DM” kepada detik Kasus saat dihubungi via ponselnya.
Saat dicari informasi tentang asal muasal perusahaan yang dibawa inisial “DM” ke Tanah Datar, sumber dari kantor Dinas Pekerjaan Umum menyebutkan, bahwa perusahaan “DM” kedua-duanya dari Bangkinang provinsi Riau, tapi yang bersangkutan adalah orang Lintau Asli.
Lebih lanjut sumber yang dapat dipercaya dari Dinas PU Tanah Datar tersebut menambahkan, bahkan “DM” mengaku sebagai keponaan Bupati Iridinansyah Tarmizi kepada sejumlah pejabat di lingkungan kantor PU Tanah Datar.
“ Ya dia mengaku orang Lintau, bahkan mengaku sebagai keponakan Bupati pada pegawai disini”, ungkap sumber yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Namun setelah ditelusuri dengan cermat, ternyata apa yang disampaikan oleh sumber dari kantor DPU Tanah Datar tersebut menyebutkan bantahan, bahwa yang bersangkutan (inisial “DM”) sebagai keponakan Bupati, ternyata tidak sama sekali, diketahui Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi adalah putra Lintau dengan Nagari Asal Tepi Selo, sedangkan kontraktor berinisial “DM” perantau Pekanbaru dengan Nagari Asal Batu Bulat.
“ Antah kok kaponakan Bupati nan katibo , kalau Bupati nan Kini yo indak do “ ( Entah mungkin saja bupati masa datang, kalau bupati sekarng, tidaklah)”, ucap sumber dari Lintau Buo Utara dari hasil invetsigasi Detik Kasus Minggu (17/12) di salah satu warung di nagari Batu Bulek Kecamatn Lintau Buo Utara…(Tim Red.)