Dugaan Kini Raib, Tanpa Bekas Dan Diduga Digunakan Secara Terselubung Tanpa Adanya Diketahui Oleh Pihak Aset Pemkab Aceh Tamiang.
Disinyalir Juga, Adanya Ajang Bisnis Untuk Kepentingan Serta Memperkaya Diri Sendiri, Oleh Pihak Kepala Bidang Gudang Dan Peralatan PUPR Aceh Tamiang.
Seruway |Detikkasus.com -Sungguh sangat rapi dengan sistem permainan salah satu seorang oknum ASN, yang membidangi tempat gudang barang bekas dan gudang alat berat di kantor PUPR pemerintahan kabupaten (pemkab) aceh tamiang. Yang diduga hasil bongkaran besi bekas jembatan, yang telah usai di bangun beberapa tahun lalu. Tepat lokasinya, desa sungai kuruk satu (1) dan dua (2) di kecamatan seruway kabupaten aceh tamiang provinsi aceh.
Pantauan wartawan media online ini, kemarin…..sekitar pukul….diduga sudah tidak terlihat lagi, di dalam lokasi gudang tempat penyimpanan barang bekas di kantor PUPR kabupaten aceh tamiang itu. Diduga hasil bongkaran besi bekas jembatan, yang sempat pernah di kerjakan beberapa tahun yang lalu. Dugaan kini telah raib, nyaris tanpa bekas dan juga tanpa jejak rimbanya.
Ada pun, yang digunakan secara terselubung itu. Tanpa adanya di ketahui oleh pihak kantor dinas aset barang bekas, miliknya aset pemkab aceh tamiang. Anehnya lagi, ketika wartawan media online ini juga. Sempat melakukan jafrian konfirmasi kepada salah seorang oknum ASN kantor PUPR kabupaten aceh tamiang, dengan sebutan sapaan panggilan “sukri”. Melalui chat whatsapp selularnya itu, di nomor 085277xxxx50. Tentang, kemarin kamis. Dan tadi juga ke gudang PUPR ..terlihat barang bekas besi..Bekas-bekas proyek jembatan, kok sudah tidak ada lagi..terlihat di tumpukan gudang pupr aceh tamiang…apa itu barang bekas sdh pada di jual secara gelap..atau secara resmi…terkirim kepadanya dengan sapaan panggilan “sukri” tersebut, sabtu 17/05/2025 sekitar pukul.17.00.wib.
Setelah di sampaikan hasil konfirmasi kepadanya “sukri” itu. Dan dengan sapaan panggilan “sukri” tersebut, dirinya langsung mencoba menghubungi selular whatsapp wartawan media online ini. Dan tidak terjawab oleh wartawan media online ini pada saat itu juga, untuk selanjutnya kembali. Sapaan panggilan “sukri” oknum ASN kantor dinas PUPR aceh tamiang itu, melakukan jawaban jafrian kepadanya yang di sampaikan kepada wartawan media online ini. Dia mengomentarinya, “Waalaikum salam bg. Ijin abangda.. Boleh saya telepon abg da?”, katanya demikian di saat itu juga sekitar pukul.19.19.wib.
Masih berlanjut, “sukri” mengomentari melalui chat whatsapp selularnya itu. Yang dia komentari kepada wartawan media online ini. “Baik abgda., Ijin bang.. Jadi bahan bekas jembatan itu sebahagian sudah di pakai utk jembatan / titi di pajak kuala Simpang bg, kemudian sebahagian di pakai utk bahan perbaikan beberapa kali jembatan di air tenang bg, kemudian bg sebahagian di pakai untuk titi di kampung kesehatan bg.. Sisanya lagi ada tumpukan bahan tersebut di bawah mobil Rusak bantuan BRR di belakang itu bang..
Izin abgda.. Mau nanya abgda.. Koq kayaknya abgda marah kali sama awak padahal kemaren kita jumpa awak mau izin absen dulu mau pulang lg sebentar karena ngurus mamak awak lg sakit (di kursi roda) karena diare. Gak ada orang di rumah.. Terus abg telepon tapi hp gk saya pegang lg ngurus mamak awak di kamar mandi.. Jadi awak gk tau ada telpon abg.. Ada sebentar awak balas.. Tapi balek lg ngurus mamak agak lama bg.. Karena diare.. Baru saya sampe kantor lg baru saya telpon abg sudah gk diangkat lg..”, tuturnya “sukri” itu. Terkesan uring-uringan, layaknya cacing kepanasan. Diduga takut terbongkar borok peri laki burungnya secara publik di media online ini, sekitar pukul.20.34.wib.
Ironisnya lagi, ini menjadi sebuah tanda tanya publik. Kenapa dia “sukri” itu. Sebagai oknum ASN yang bertugas di kantor dinas PUPR pemkab aceh tamiang, dirinya merasa kepanasan dan juga. Kenapa dirinya, berkomentar dugaan berbahasa ulok-ulok kepada wartawan media online ini. Kalau lah memang itu terjadi, ngapain lah tidak adanya di lakukan transparansi secara keterbukaan informasi publik. Itu diduga dirinya mencari penyakit dirinya sendiri.
(Pasukan Ghoib/Team Media Publik Aceh)