PONOROGO I detikkasus.com – Pemkab Ponorogo di bawah kepemimpinan Bupati Ipong Muchlissoni pada tahun 2019 lalu, telah berhasil menerima Penghargaan Award Peduli Ketahanan Pangan Tahun 2019.
Penghargaan tersebut digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam rangka peringatan Hari Pangan se-Dunia ke-39 Tahun 2019 lalu. Penghargaan Award Peduli Ketahanan Pangan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa kepada Kabupaten/ Kota yang dinilai berhasil dalam menciptakan inovasi pembangunan ketahanan pangan.
Award Peduli Ketahanan Pangan yang diberikan oleh Pemrov Jatim tersebut adalah bukti bahwa pertanian di Ponorogo dianggap berkembang dan maju. Salah satu faktor keunggulan Ponorogo yaitu pertanian yang ramah lingkungan.
Sementara itu, diungkapkan Ipong, pertanian pada jaman sekarang harus ramah lingkungan, tidak melulu mengutamakan keuntungan saja. “Perlahan kita juga harus mulai memperhatikan yang namanya ‘environmental ethics’. Kita mengambil manfaat dari bumi, tapi kita juga harus menjaganya agar tetap lestari,” ujarnya.
Terkait dengan pupuk subsidi yang terkadang langka menurut Ipong hal tersebut merupakan kebijakan pusat. “Persoalan kelangkaan pupuk bersubsidi, pemerintah daerah hanya bisa mengajukan permohonan dalam keadaan darurat, atau menyiapkan program sendiri agar tidak larut dalam ketergantungan dan ketahanan pertanian bisa menguat,” ungkapnya.
Untuk itu, Pemkab Ponorogo di bawah kepemimpinan Ipong Muchlissoni memberikan program pembagian Pupuk Organik Cair (POC) gratis bagi petani di Kabupaten Ponorogo. “Alhamdulillah hasilnya nyata. Empat tahun berjalan sejak 2017, adanya program Pupuk Organik Cair (POC) gratis ini turut mendukung meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) dari indeks 104,75% di 2015 menjadi 115,39% di 2019. Produktivitas persawahan kita juga surplus ratusan ribu ton setiap tahunnya,” jelasnya.
Bahkan di 2019 Kabupaten Ponorogo termasuk 10 besar daerah dengan pertanian paling produktif di Jawa Timur. “Masih adanya permasalahan kecil tentu tidak bisa dihindari dan harus diakui. Namun dengan partisipasi aktif masyarakat petani, secara bertahap semakin banyak yang teredukasi dan mengerti bahwa kita sudah dan terus melangkah untuk pertanian maju,” pungkasnya. (Fad/An).