Diantara Maraknya Kepala Daerah OTT KPK, Dugaan Pungli Dana SPPD Setwan dan Dinas Pendidikan Inhu Akan Dilaporkan ke KPK

Kamis, 20 Desember 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Riau | detikkasus.com -, Kesalahan bermula dari koalisi pendukung Presiden Jokowi-JK, Kenapa tidak, partai-partai pendukung Jokiwi-JK bersikukuh menginginkan agar pemilihan Kepala Daerah Gubernur, Bupati/Walikota agar dipilih langsung oleh rakyat. Akibatnya, banyak Kepala Daerah tertangkap dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK.

Dikatakan Muhammad Junaidi, S.Sos, MM, Wakil Ketua LSM Gerakan Pemuda Anti Korupsi (GPAK).

Jika saja Kepala Daerah dipilih tidak langsung imbuhnya, artinya Kepala Daerah dipilih rakyat melalui wakilnya di parlemen. Tentu saja ongkos politik tidak sebesar pemilihan langsung.

Baca Juga:  Bupati Humbang Hasundutan Lantik 118 Pejabat Fungsional - Detik Kasus Sumut.

Sebab, jika pemilihan langsung, para calon Kepala Daerah diduga membayar mahar politik cukup tinggi agar bisa diusung oleh Partai Politik.

Belum lagi biaya kampanye para Calon Kepala Daerah yang cukup pantastis. Maka setelah resmi menjabat Kepala Daerah tentu mereka banyak yang bernafsu mengembalikan modal uang yang dikeluarkan.

“Mereka yang kena OTT oleh KPK itu merupakan nasibnya lagi sial. Dan yang belum OTT masih bisa bernafas lega. Namun kita optimis bahwa masih banyak Kepala Daerah tidak mau melakukan perbuatan tercelah yakni korupsi,”bebernya.

Baca Juga:  Polisi Razia Razia Kantong-kantong Kelompok Intoleran Di Kota Solo

Namun katanya, bukan saja Kepala Daerah saja jaman now diduga terlibat korupsi, namun para Kepala OPD diduga banyak melakukan dugaan korupsi berupa dugaan pungli SPPD.

Di Inhu, ia mencontohkan misalnya di Sekretariat Dewan (Setwan) DPRD Inhu dan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Inhu.

Ia mengatakan, Di Setwan SPPD diduga dipungli diduga 10 % tiap orang tiap kali berangkat.

Baca Juga:  Awali Pagi Dengan Pelayanan Polsek Seririt Kembali Turun Kejalan

Di Disdikbud, SPPD diduga dipotong 10 % untuk ke Pekanbaru, dan ke Jakarta dan Provinsi lain diduga dipotong 20 %.

“Kita berniat hal ini akan kita laporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK. Karna bukan dua OPD ini saja yang diduga dipungli DPPDnya, namun diduga ada OPD lain bahkan diduga dipungli sampai 50 % dipungli diluar tiket pesawat,”bebernya lagi.

Sementara Sekda Inhu, Hendrizal saat diminta tanggapannya hanya tertawa, tanpa menjelaskan apa maksudnya. Harmaein

Berita Terkait

Tersangka Kasus Korupsi Oknum KAU Ternyata Lulus ADM Satpol PP Langsa 
Dr. Mawardi Siregar, MA: Merasa Dikudeta dan Dibunuh Karakter oleh Rektor IAIN Langsa
Komitmen Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, Medco E & P Malaka Raih PROPER Predikat Biru Dari KLHK
Kasat Pol PP Berang, Karena Adanya Kibus Di Dalam Tubuh Sat-Pol PP Kota Langsa
APDESI, SAPA, Dan Mahasiswa Aceh, Bersatu Serukan Pengelolaan Gas 3 Kg Oleh BUMG.
Calon Walikota Dan Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Serahkan Bantuan Pada Korban Kebakaran.
Kejati Aceh, Di Duga Tidak Bernyali Mengusut Temuan LHP-BPK, Terkait Indikasi Kasus Korupsi Di Pemkab Aceh Timur
Dalam Rangka Persiapan  Pil-Kada, PPK Nibong Lantik 161 KPPS 

Berita Terkait

Kamis, 7 November 2024 - 19:13 WIB

Tersangka Kasus Korupsi Oknum KAU Ternyata Lulus ADM Satpol PP Langsa 

Kamis, 7 November 2024 - 19:12 WIB

Dr. Mawardi Siregar, MA: Merasa Dikudeta dan Dibunuh Karakter oleh Rektor IAIN Langsa

Kamis, 7 November 2024 - 19:11 WIB

Komitmen Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, Medco E & P Malaka Raih PROPER Predikat Biru Dari KLHK

Kamis, 7 November 2024 - 19:09 WIB

APDESI, SAPA, Dan Mahasiswa Aceh, Bersatu Serukan Pengelolaan Gas 3 Kg Oleh BUMG.

Kamis, 7 November 2024 - 19:08 WIB

Calon Walikota Dan Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Serahkan Bantuan Pada Korban Kebakaran.

Berita Terbaru

Berita Terkini

Sujadi Saddat Mangkir Lagi dari Panggilan Ke Dua Bawaslu

Kamis, 7 Nov 2024 - 22:04 WIB