Detikkasus.com l Labuhanbatu – Sumut
(17/11/2019) Pada sa’at TIM melakukan kegiatan sosial kontrol di lokasi pembuatan rel kereta api jurusan rantauprapat kota pinang RPK 2, Tim terdiri dari Masyarakat Aktivis dan Wartawan, Sekitar tiga puluh menit setelah TIM berada di lokasi, datang pria bertubuh gempal ngamuk-ngamuk ala premanisme, mengahalau kegiatan yang akan dilakukan TIM.
Sikap premanisme ternyata masih ada dizaman era digital sa’at ini, Hal kejadian seperti ini tentunya mampu mengundang beribu dilema pertaya’an yang akan timbul, Ada apa dengan situasi kondisi pembuatan rel kereta api tersebut.
Wartawan yang meliput di intimidasi oleh oknum premanisme , “Pada sa’at Joni Sianipar sedang mengambil poto dilokasi kejadian, Sang pelaku premanisme melakukan aksinya brutalnya”. Kalau memang pembuatan Rel Kereta Api jurusan rantauprapat kota pinang sudah sesuai SOP, Mengapa harus ada larangan untuk melihatnya”.
Awalnya Joni Sianipar mendapat informasi dari keluhan masyarakat, “Bahwa katanya pekerjaan proyek Nasional Jalur Rel Kereta Api mirip kubangan kerbau jalan yang dilintasi masyarakat”. Becek berlumpur akibat kenderaan mobil Dump Truk yang melintas mengangkat tanah kejalur Rel Kreta Api tidak ditutup dan tanahnya berjatuhan ke Jalan, “Sehingga masyarakat sehingga kesal yang di akibatkan situasi jalan becek dan berlumpur”.
Masih dalam kondisi memantau yang di sampaikan masyarakat, Datang pelaku bertubuh gempal ngamuk-ngamuk ala premanisme, secara spontan kejadian tersebut disempat Joni Sianipar, untuk mengambil Poto.
Bentuk Intimidasi yang dilakukan Oknum premanisme tersebut melarang, mengusir dan sambil memainkan tangan mendorong keatas bahu menarik baju Joni Sianipar agar keluar dari lokasi. “Sekitar pukul 18:08 Wib melalui situs WhatsAAp, ANDY KHOIRUL orang yang berperan aktip di RPK 2, Tidak mau menjelaskan siapa nama lengkap pelaku yang berbuat gaduh tersebut.
ABD TUAH Kordinator LSM TIPAN-RI Labuhanbatu, Sangat menyayangkan kejadian yang menghalang-halangi wartawan untuk mengambil Poto sebagai dokumentasi, “Pada dasarnya dana pembuatan rel kereta api bersumber dari uang rakyat, Sudah sewajarnya kegiatan tersebut dapat di pantau oleh masyarakat, Kalau memang dalam kegiatan RPK 2 tidak ada melakukan penyimpangan lantas kenapa harus risih”.
Insiden yang menghalang-halangi seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi, “Kecuali dana anggaran pembuatan rel kereta api tersebut, Uangnya bersumber dari milik pribadinya, atau uang pribadi milik majikan yang berbuat premanisme tersebut”. Ujar ABDI (Yunus Laia)