detikkasus.com | Propinsi Jawa Timur – Kabupaten Ponorogo – Menyikapi perkembangan zaman yang makin kompleks, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah (Unmuh) menggelar Kajian Keislaman dengan mengambil tema ‘Problematika Global Umat dan Dinamika Tantangan Akhir Zaman’.
Kegiatan digelar di Masjid Al Manar Unmuh Ponorogo, Jum’at (23/3/2018) tersebut diikuti oleh puluhan mahasiswa dan mahasiswi Unmuh Ponorogo serta masyarakat umum.
Rido Kurnianto selaku pembicara prihatin karena Umat Muslim di Indonesia tidak merasakan tantangan perang menghadapi perang pemikiran dan perang sains teknologi yang dikibarkan oleh negara barat melalui beragam strategi.
Selain itu Rido sangat prihatin karena banyak umat muslim yang bangga mengritik ajaran agama dan pemeluknya sendiri. “Bukan untuk tujuan membangun dan memajukan tetapi justru bermaksud merendahkan seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat yang sekuler,” terang Rido Kurnianto.
Menurutnya, kajian Keislaman di Indonesia saat ini malah tenggelam. Dia mengatakan pengembangan Keislaman di Singapura, Malaysia, Australia itu mengambil Riset dan ternyata saat ini malah lebih berkembang dari pada di Indonesia.
Hal itu dikarenakan kondisi maupun situasi keamanan di negara tersebut lebih aman dan nyaman daripada di Indonesia. “Sangat aneh kalau di Indonesia yang mayoritas penduduknya merupakan Umat Islam tetapi pemikirannya berbasis liberalisme dan sekularisme,” beber Rido Kurnianto.
Oleh karenanya, Rido berharap umat Islam di Indonesia untuk mengikuti perubahan zaman dan mewarnainya dengan nilai-nilai Keislaman. “Mengenali diri merupakan pintu masuk untuk mempersiapkan langkah strategis menghadapi perubahan zaman,” tandasnya.
Saat membuka Kajian Keislaman tersebut, Ketua BEM Unmuh Ponorogo, Eko mengucapkan terimakasih kepada panitia yang mengadakan kegiatan Kajian Keislaman. “Kami akan terus menggelar kegiatan positif seperti pagi ini secara rutin dengan tema yang berbeda-beda,” kata Eko.
Sementara itu Ketua Panitia Kajian Keislaman, Chandra Adjie mengaku bersyukur bahwa sejatinya acara ini merupakan sebuah wadah dan sarana dalam meningkatkan khasanah keilmuan dan pemikiran yang berlandaskan nilai keislaman.
Menurutnya, tujuanya dari kegiatan ini adalah untuk kembali bersama-sama memurnikan ketauhidan. “Dan secara bijak dapat menyikapi berbagai problematika umat baik internal maupun eksternal,” tutur Chandra Adjie.
Menurutnya mahasiswa adalah estafet generasi kepemimpinan yang memiliki tumpuan amanah untuk saling mengingatkan. “Sekaligus menyampaikan dan menasehati dalam kebaikan,” tukasnya. (MUH NURCHOLIS)