Polda NTB, detikkasus.com – Terkait penangkapan sejumlah warga Kabupaten Bima, NTB, yang diduga kuat juaringan terorisme, pada sabtu (17/6) kemarin, hari ini senin (19/6) direlease.
Wakapolda NTB Kombes Pol. Imam Margono menjelaskan, kronologis penangkapan yang dilakukan oleh timnya, dari Polda NTB bersama Densus 88 AT, berhasil mengamankan tiga tersangka yang masing-masing bernama Kurniawan (23), Nasrul Hidayat (21) dan Rasyid Ardiansyah (35).
“Penangkapan tiga tersangka tindak pidana terorisme ini merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daullah Bima,” tuturnnya.
Dijelaskan lebih lanjut, dari masing-masing ketiga tersangka yang diamakan, mempunyai perannya masing-masing, diantaranya, Kurmiawan yang merupakan otak kelompok ini berperan merakit bom, kemudian Nasrul Hidayat berperan sebagai kurir yang membeli bahan H2O2 dan Rasyid Daullah berperan melaksanakan Fa’i.
Diceritakan Wakapolda, adapun riwayat dari tsk Kurniawan merupakan jaringan teror kelompok penatoi di bawah pimpinan Ustadz Iskandar pada tahun 2010, kemudian pada tahun 2014 diperintahkan oleh Khotob untuk bergabung ke kelompok Santoso di Poso untuk melaksanakan tadrib atau pelatihan militer.
“Setelah itu Kurniawan ini kemudian kembali ke Bima dan bergabung dengan kelompok Jamaah Ansharut Daullah Bima,” paparnya.
Dari tangan ketiganya, petugas berhasil mengamankan, 2 buah botol air aki, 1 tas plastik pupuk urea, 1 bungkus kno3, 1 botol anvil, 1 lem tembak 1 alat solder, 85 bola lampu, 3 buah casing pipa, 4 buah HP modifikasi menjadi switching bom rakitan, 1 buah saklar on off, 1 buah botol aseton, 2 buah cairan botol biru, 3 buah botol H2O2, 1 botol spritus, 1 buah botol air aki, 1 plastik arang, 2 plastik blackpowder, 2 buah baterai 9 volt plus rangkaian pelepas tegangan, 1 buah lakban, 1 buah kompas, 2 buah alat takar injeksi, 1 buah termometer laboratorium, 2 buah sumbu bakar, 1 buah jam tangan warna hitam merk QiuQiu Superior, 1 buah bungkus kanebo berisi serbuk handak warna putih.
“Pengakuan Kurniawan menyatakan bahwa kelompok ini telah siap menyerang beberapa tempat yang telah disurvei antara lain dengan cara melumpuhkan anggota Polri yang bertugas di mapolsek woha untuk merebut senjata api, kemudian pengeboman Mako Polsek Woha, selanjutnya pengeboman di Polsek Bandara Bima dan yang terakhir sasarannya di Mapolres Kabupaten Bima,” tandasnya. (Arif).