detikkasus.com | Propinsi Jawa Timur – Kabupaten Ponorogo, Ramainya pemberitaan warga di sekitar lokasi penambangan batu gamping tradisional Desa Sampung, Kecamatan Sampung, Ponorogo, Jatim yang memakan nasi aking atau nasi karak yaitu nasi sisa yang sudah dikeringkan lalu dimasak lagi membuat trenyuh atau iba puluhan anak muda yang tergabung Komunitas Elang Biru Ponorogo.
Anggota Komunitas Elang Biru yang semua anggotanya aktif di media sosial dan merupakan binaan dari Anggota Komisi X DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY) atau Ibas menyempatkan diri silaturahmi dan mengunjungi warga di wilayah tersebut, Kamis (31/1/2018) sore.
Informasi dari Muhammad Riza Arifiansyah selaku Koordinator Komunitas Elang Biru Ponorogo, pihaknya sengaja berkunjung dan memberi bantuan sembako kepada sejumlah warga yang kurang mampu dan masih makan nasi aking di wilayah itu.
“Semoga sedikit bantuan ini bisa mengurangi beban ekonomi masyarakat yang saat ini masih dalam kekurangan,” tutur Muhammad Riza Arifiansyah.
Setali tiga uang dengan Riza, Norma salah satu anggota Komunitas Elang Biru Ponorogo juga bersyukur bisa berbagi bersama warga di sekitar penambangan gamping tradisional Desa Sampung yang akan ditutup Pemkab Ponorogo tersebut.
“Jangan dinilai isinya, karena kita sesama manusia harus saling memberi dan mengasihi dalam kebaikan serta peduli terhadap kondisi warga yang kurang beruntung,” tandas Norma diamini oleh Tria Ayu, Bima, Alfian, Priyo Bagus, Nurichwan, Alfian Yuda, Rosyid dan Johan yang ikut dalam kegiatan tersebut.
Sementara itu Kariyem salah satu warga yang menerima bantuan mengaku bersyukur masih ada yang peduli. “Kami sangat berterimakasih atas bantuan yang di berikan kepada masyarakat sini, khususnya pada warga yang ekonominya di bawah rata-rata ini,” ucap Kariyem diamini oleh Wito dan Sariyem.
Ungkapan senada diutarakan oleh Satiyem yang mengharapkan rangkulan masyarakat banyak untuk membantu warga yang terdampak akibat ditutupnya tambang tradisional gunung gamping sejak tiga bulan yang lalu,” ujar Satiyem diamini oleh Tayem.
Terpisah, Parman warga lain mengaku cuma satu-satunya mata pencaharian warga di sekitar wilayah itu yaitu Nggrosok atau kuli gamping. “Matur suwun, mugi-mugi bantuan saking sedulur-dulur sonten niki saged migunani,” papar Parman dengan logat Jawa. (MUH NURCHOLIS)