Depresi Menjadi Salah Satu Faktor Pemicu Bunuh Diri

Senin, 10 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis : Shafa Alvita
Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas/Jurusan : Psikologi

 

Detikkasus.com | “Maybe we all have darkness inside of us and some of us are better at dealing with it than others.”. Yap, mungkin kita semua memiliki kegelapan di dalam diri kita dan beberapa dari kita lebih baik dalam menghadapinya daripada orang lain. Istilah depression (depresi) sangat familiar di telinga kita, atau bahkan kita sering atau sedang mengalaminya? Namun apa sih sebenarnya depresi itu? Depression (depresi) adalah gangguan mental yang memiliki gejala seperti kebosanan, kehilangan semangat atau kesenangan, berkurangnya energi meski telah istirahat, perasaan bersalah atau tak lagi merasa berharga, gangguan pola tidur dan makan, rendahnya konsentrasi. Setiap orang bisa mengalami depresi di segala usia. Penyebab depresi belum diketahui pasti, tapi ahli kesehatan mental sedunia sepakat bahwa ada sejumlah faktor risiko penyebab depresi yang paling umum, diantaranya adalah faktor biologik, faktor lingkungan dan karena terlalu memendam emosi. Kerap kali depresi juga disertai oleh gejala kecemasan yang akut. Namun, seseorang yang depresi belum tentu mengalami semua gejala yang disebutkan itu. Setiap orang akan mengalami permasalahan yang berbeda-beda, mungkin ada sebagian orang yang mengalami banyak gejala dan ada juga yang mengalami sedikit gejala. Jika ini tidak diatasi maka akan menyebabkan seseorang yang mengidap depresi sangat terganggu dan tidak dapat fokus untuk menjalani hidup normal dan melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik di sekolah, di kampus, di dunia kerja, maupun di lingkungan keluarga. Seseorang yang mengalami depresi tentu akan merasa kesulitan dalam membuat keputusan. Oleh karena itu, tidak jarang seseorang yang mengalami depresi banyak yang tanpa pikir panjang menyalahgunakan obat-obatan terlarang.
Mengapa depresi menjadi salah satu faktor pemicu bunuh diri? Pada tataran yang kronis, depresi bisa berujung pada bunuh diri. Pada 2012, WHO menyebutkan bahwa depresi adalah salah satu penyebab terbesar beban penyakit jiwa secara global. Saat itu WHO memperkirakan ada 350 juta orang yang mengalami depresi, baik ringan maupun berat. Depresi dan kecemasan membuat ekonomi dunia kehilangan 925 miliar dolar setiap tahunnya. Berdasarkan data dari WHO tahun 2018, ada sekitar 450 juta orang mengalami gangguan mental dan lebih dari 300 juta orang diseluruh dunia mengalami depresi, dan fakta yang lebih mengejutkan ternyata wanita lebih banyak mengalami depresi dibandingkan dengan laki-laki, lho. Hampir satu juta orang melakukan bunuh diri setiap hari karena gangguan mental, termasuk didalamnya 800.000 orang meninggal bunuh diri karena depresi. Di Indonesia, data Riskesdas 2013 dikombinasi dengan data rutin dari Pusdatin menunjukkan, gejala depresi dan kecemasan sudah diidap orang Indonesia sejak usia 15 tahun. Persentase depresi mencapai 6 persen atau sekitar 14 juta orang sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk atau sekitar 400.000 orang.
Beberapa tahun silam, tepatnya pada tahun 2017 kabar duka menyelimuti industri dunia hiburan Korea Selatan, Kim Jonghyun yang merupakan penyanyi, penari, sekaligus penulis lagu asal Korea Selatan dan juga merupakan anggota sekaligus vokalis utama dari Boyband “Shinee” dikabarkan meninggal bunuh diri karena depresi. Jonghyun sempat dibawa ke rumah sakit setelah saudara perempuannya menemukan tubuhnya yang tak sadarkan diri di apartemen kontrakannya di kawasan Cheongdam-dong, bagian selatan Seoul. Aparat berwenang menduga Jonghyun meninggal dunia akibat bunuh diri. Dugaan itu diperkuat oleh temuan barang bukti berupa briket batubara yang tengah dipanggang di penggorengan, Jonghyun meninggal karena menghirup asap beracun karbon monoksida dari hasil briket batubara yang dipanggang tersebut. Jonghyun meninggal diduga karena mengalami depresi. Fakta mengejutkan dari kematian Jonghyun bahwa sebenarmya ia telah memberikan banyak isyarat mengenai keadaan dan perasaan hatinya yang ditulis di sebuah lagunya yang berjudul “Lonely”. Ia juga sempat membuat catatan berisi pesan singkat yang diberikan untuk kakaknya. Jonghyun mengirimkan sebuah pesan singkat kepada sang kakak yang berbunyi “Semuanya terasa sangat berat hingga saat ini. Relakan aku pergi. Katakan kepada semua orang aku telah berusaha. Ini adalah salam terakhirku.” Salah satu kerabat dekatnya juga mengatakan mengenai pesan terakhir Jonghyun kepadanya, pesan terakhirnya itu Jonghyun mengungkapkan cerita mengenai kegelisahan depresi yang dialaminya.
Ketika sobat sekalian sedang mengalami depresi mungkin hal terbaik yang muncul di fikiran sobat adalah berusaha menghindari diri dari lingkungan sosial. Eitss.. tapi sobat sekalian, mengisolasi diri dari lingkungan sosial malah bisa meningkatkan resiko depresi, lho. Saat menghindar dari lingkungan sosial, pasti kita akan menghabiskan waktu untuk membahas masalah tersebut sendirian dengan fikiran yang tidak tenang dan tentunya hal tersebut yang dapat memperburuk keadaan. Oleh karena itu, sobat sekalian jika mulai merasa mengalami gejala-gejala depresi, disarankan untuk mencari dukungan yang tepat agar depresi yang dirasa tidak semakin buruk yang akan membahayakan diri jika terlalu lama dibiarkan. Nah, dukungan yang tepat itu bisa sobat sekalian dapatkan dari sahabat, keluarga, atau orang yang dipercaya lainnya. Dengan menceritakan kegelisahan yang sobat alami, hal tersebut akan sedikit mengurangi beban yang sobat pikul, lho. Selain itu, sobat sekalian juga disarankan untuk jangan ragu melakukan konseling dengan psikolog.
Untuk pencegahan depresi, sobat sekalian bisa melakukan hal-hal yang dapat menghibur diri sendiri, lho… Tapi menghibur diri sendiri dengan hal-hal yang positif ya! Karena hal tersebut sangat penting untuk kita dapat mengelola stress sehari-hari. Selain itu, sobat sekalian harus bisa mengenali gejala-gejala awal depresi untuk mendapatkan penanganan segera. Untuk menanggulangi sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, kita perlu merubah pola hidup, yaitu menjalani hidup dengan lebih teratur. Dua hal yang terpenting sih, jangan lupa bersyukur dan jangan lupa bahagia!

Baca Juga:  Kesehatan Mental Masa Kini

Berita Terkait

Tersangka Kasus Korupsi Oknum KAU Ternyata Lulus ADM Satpol PP Langsa 
Dr. Mawardi Siregar, MA: Merasa Dikudeta dan Dibunuh Karakter oleh Rektor IAIN Langsa
Komitmen Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, Medco E & P Malaka Raih PROPER Predikat Biru Dari KLHK
Kasat Pol PP Berang, Karena Adanya Kibus Di Dalam Tubuh Sat-Pol PP Kota Langsa
APDESI, SAPA, Dan Mahasiswa Aceh, Bersatu Serukan Pengelolaan Gas 3 Kg Oleh BUMG.
Calon Walikota Dan Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Serahkan Bantuan Pada Korban Kebakaran.
Kejati Aceh, Di Duga Tidak Bernyali Mengusut Temuan LHP-BPK, Terkait Indikasi Kasus Korupsi Di Pemkab Aceh Timur
Dalam Rangka Persiapan  Pil-Kada, PPK Nibong Lantik 161 KPPS 
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 7 November 2024 - 19:13 WIB

Tersangka Kasus Korupsi Oknum KAU Ternyata Lulus ADM Satpol PP Langsa 

Kamis, 7 November 2024 - 19:12 WIB

Dr. Mawardi Siregar, MA: Merasa Dikudeta dan Dibunuh Karakter oleh Rektor IAIN Langsa

Kamis, 7 November 2024 - 19:11 WIB

Komitmen Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, Medco E & P Malaka Raih PROPER Predikat Biru Dari KLHK

Kamis, 7 November 2024 - 19:09 WIB

APDESI, SAPA, Dan Mahasiswa Aceh, Bersatu Serukan Pengelolaan Gas 3 Kg Oleh BUMG.

Kamis, 7 November 2024 - 19:08 WIB

Calon Walikota Dan Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Serahkan Bantuan Pada Korban Kebakaran.

Berita Terbaru

Berita Terkini

Sujadi Saddat Mangkir Lagi dari Panggilan Ke Dua Bawaslu

Kamis, 7 Nov 2024 - 22:04 WIB