Dengan Ekstrakulikuler Kerawitan, SMA Negeri 1 Semarang Lestarikan Budaya Jawa

DetikKasus.com| JATENG & DIY

SEMARANG- Dalam rangka memperkenalkan Budaya Jawa dan menanamkan pendidikan karakter bangsa kepada para anak didiknya maka, SMA Negeri 1 Semarang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler karawitan kepada siswa siswinya. Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu fasilitas ruangan di sekolah SMA Negeri 1 Semarang, karena SMA Negeri 1 Semarang sendiri sudah mempunyai perangkat gamelan yang dibutuhkan untuk latihan kegiatan ekstra Kulikuler tersebut.

Bapak Sudaryono.M.Pd penanggung jawab kegiatan ekstra kulikuler yang juga merupakan salah satu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang merupakan pengerak Kegiatan pelestarian budaya Jawa khusus nya Kerawitan, kepada awak media mengatakan “saya punya harapan besar untuk bisa melestarikan budaya jawa khusus nya Kerawitan. Upaya yang kami lakukan dengan memperkenalkan dan melestarikan seni karawitan kepada para siswa sehingga, budaya Jawa yang mempunyai nilai-nilai luhur tidak hilang tergilas oleh budaya asing yang tidak sesuai dengan kearifan lokal. Para siswa di sini sangat antusias untuk bermain gamelan, ungkap Sudaryono

Baca Juga:  Besok KPK Undang Pemkab Sampang, Menerima Penghargaan Atas Komitmen Dalam LHKPN, Reporter Hernandi K S Sos M.Si

Lanjut Sudaryono Seni Karawitan tidak bisa dilepaskan dari budaya Jawa keduanya seperti dua sisi mata uang yang berbeda, ada budaya jawa maka ada seni karawitan. Karena dalam seni karawitan terkandung filosofi dan budaya jawa, baik dari segi pakaian, perilaku dan tutur kata. Untuk tampil bermain gamelan secara resmi maka penabuh atau pengrawit harus memakai pakaian tradisional jawa lengkap untuk pakaian putra memakai bebed, surjan blangkon dan keris, putri memakai kebaya, jarit dan sanggul. Kemudian dari segi perilaku maka penabuh harus duduk bersila dan tidak boleh menabuh sembarangan atau memukul instrumen gamelan sekeras kerasnya seperti memainkan band. Demikian juga dalam bertutur kata atau nembang tidak boleh berteriak sekeras kerasnya harus mengikuti irama gamelan, jelas Sudaryono

“Dalam hal ini kesenian gamelan atau karawitan sudah memberikan pendidikan karakter untuk sabar sopan dan santun. Gamelan dimainkan oleh 10-15 orang penabuh yang masing-masing mempunyai alat musik yang berbeda namun semuanya dapat dipadukan menjadi sebuah orkestra yang indah dan harmonis. Ini mengandung filosofi Bhinneka Tunggal Ika, meskipun berbeda beda tetapi tetap satu jua. Karakter ini sangat penting ditanamkan kepada anak anak didik kita supaya mereka bisa menghargai perbedaan, toleransi dengan orang lain dan dapat bekerjasama secara harmonis sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermanfaat untuk semuanya. Demikian kurang lebih filosofi yang terkandung dalam permainan gamelan, ucap Sudaryono

Baca Juga:  Blanko e-KTP di Labuhanbatu Zonk/Kosong

lebih lanjut Sudaryono menambahkan Semoga dengan mengenal dan mendalami budaya Jawa khususnya melalui seni karawitan anak didik kita akan lebih halus budi pekertinya, lebih sabar, sopan dan santun serta lebih toleransi kepada sesama sehingga akan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, pungkas Sudaryono

Saat awak media menanyakan dukungan dari pihak sekolah khususnya dalam kegiatan ekstra kulikuler sudaryono mengatakan ” Bapak Kusno, S.Pd., M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Semarang selalu memberikan dukungan penuh dalam kegiatan ini, bahkan beberapa kali kami diundang untuk pentas, beliau Bapak Kusno, S.Pd., M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 selalu mensupport dan mendukung penuh, jelas Sudaryono

Baca Juga:  Patroli Malam Upaya Polisi Cegah Kriminal

Retno Suherni, S.Pd.M.Si selaku pengurus kegiatan dan juga guru di SMA negeri 1 Semarang saat di minta tanggapan dengan adanya Ekstra Kulikuler di Sekolah SMA Negeri 1 oleh awak media mengatakan ” saya
Saya sangat mendukung sekali dan mengapresiasi program karawitan di SMA 1 Semarang sebagai bentuk pelestarian budaya kaitannya dengan mengangkat kearifan lokal yg adi luhung dan membentuk karakteristik siswa melalui seni karawitan. Sehingga terbentuk perilaku siswa yg santun dalam prilaku . Yang paling utama melestarikan budaya jawa yang selama ini tersingkirkan dari kemajuan teknologi digital. Kaitannya dengan program kurikulum merdeka SMA 1 mengangat tema kearifan lokal. Sehingga terbentuk projek siswa.jelas Retno

(Adi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *