Candi Wringin Lawang

Detikkasus.com | Mojokerto

Lokasi Candi Wringin Lawang
Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur 61362
Bila mana masuk ke area Candi Wringin Lawang dideoan Gapura Wringin Lawang terlihat sebuah gapura peninggalan kerajaan Majapahit abad ke-14 yang berada di Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Bangunan ini terletak tak jauh ke selatan dari jalan utama di Jatipasar. Dalam bahasa Jawa, Wringin Lawang berarti ‘Pintu Beringin’.

Candi Wringinlawang terletak di Dukuh Wringinlawang, Desa Jati Pasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, tepatnya 11 km dari Mojokerto ke arah Jombang. Konon dahulu di dekat candi terdapat pohon beringin yang besar sehingga candi ini dinamakan Candi Wringinlawang (dalam bahasa Jawa, wringin berarti beringin, lawang berarti pintu).

Dalam tulisan Raffles tahun 1815, bangunan kuno ini disebut dengan nama Gapura Jati Paser. Sebutan itu kemungkinan berkaitan dengan nama desa tempat candi itu berada. Dalam tulisan Knebel tahun 1907, gapura ini disebut sebagai ‘Gapura Wringinlawang.’

Wringinlawang merupakan candi bentar, yaitu gapura tanpa atap. Candi bentar biasanya berfungsi sebagai gerbang terluar dari suatu kompleks bangunan. Menilik bentuknya, Gapura Wringinlawang diduga merupakan gapura menuju salah satu kompleks bangunan yang berada di kota Majapahit.

Gapura Wringinlawang telah mengalami pemugaran yang dilaksanakan sejak tahun 1991 sampai dengan tahun 1995. Keseluruhan bangunan yang menghadap timur-barat ini terbuat dari bata merah. Fondasi gapura berbentuk segi empat dengan ukuran 13 x 11,50 m. Sebelum dipugar belahan selatan gapura masih utuh, berdiri tegak dengan ketinggian 15,50 m., sementara belahan utara hanya tersisa 9 meter.

Baca Juga:  Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un Semoga Husnul Khatimah

Di sisi kiri dan kanan tangga naik menuju celah di antara kedua belahan gapura terdapat dinding penghalang setinggi sekitar 2 m. di antara kedua belahan gapura cukup lebar. Tidak tampak ukiran atau relief di dinding candi.

Untuk atap Candi Wringin Lawang berbentuk piramida bersusun dengan puncak persegi. Bentuk atap maupun hiasan pola piramida terbalik pada atap candi mirip dengan yang terdapat di Candi Bajangratu.

Struktur dan Fungsi Gapura Wringin Lawang

Gapura Wringin Lawang ini termasuk peninggalan Kerajaan Majapahit pada masa abad ke 14. Lokasinya berada di Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur Indonesia. Wringin Lawang adalah bahasa Jawa yang dalam bahasa Indonesia berarti Pintu Beringin. Gapura ini disusun atas batu bata merah yang sangat rapi dan tingkat presisinya sangat tinggi. Luas dasar dari Gapura Wringin Lawang ini adalah 13×11 meter dan tingginya 15,5 meter. Pembangunan Gapra Wringin Lawang ini diperkirakan dilakukan pada abad ke 14. Gerbang atau gapura ini sering disebut dengan candi karena memiliki gaya seperti candi bentar atau model gerbang yang terbelah. Model arsitektur seperti ini diperkirakan muncul pada jamaan Majapahit dan yang kini banyak ditemukan dalam arsitektur Bali.

Baca Juga:  Melalui Kunjungian Bhabinkamtibmas Nagasepaha Ajak Anak Anak Muda Jaga Keamanan Desa

Banyak ahli sejarah sepakat bahwa Gapura Wringin Lawang adalah pintu gerbang masuk pada sebuah komppleks bangunan yang penting di Ibu Kota Majapahit. Dugaan yang cukup kuat menyebutkan bahwa Gapura Wringin Lawang ini merupakan gerbang pintu masuk ke kediaman Mahapatih Gajah Mada. Ada lagi yang menyimpulkan bahwa Gapura Wringin Lawang adalah gapura masuk ke Kerajaan Majapahit yang ada di sebelah utara Candi Wringin Lawang. Namun demikian, gapura ini belum bisa dikatakan sebagai pintu atau gapura utama masuk ke Kerajaan Majapahit, karena pintu gerbang Istana Majapahit berpagar besi dan kereta bisa masuk ke dalamnya.

Fungsi Gapura Wringin Lawang

Ada beberapa penafsiran yang berbeda mengenai fungsi asli dari Gapura Wringin Lawang. Setidaknya ada tiga fungsi Gapura Wringin Lawang yang populer di kalangan para ahli yaitu :

1. Gapura Wringin Lawang berfungsi sebagai pintu gerbang memasuki kompleks keraton Kerajaan Majapahit
2. Gapura Wringin Lawang berfungsi tempat penyambutan tamu penting Kerajaan Majapahit
3. Gapura Wringin Lawang adalah jalan masuk menuju ke rumah Mahapatih Gajah Mada

Filosofi Yang Terkandung Dalam Gapura Wringin Lawang

Baca Juga:  Kapolsek Gerokgak Pimpin Piodalan Di Pura Wira Sidhi Sakti Polsek Gerokgak

Dalam sebuah karya kerajaan masa lalu, tentu semuanya terdapat makna yang dalam secara filosofis. Termasuk untuk Gapura Wringin Lawang yang juga memiliki makna secara filosofis. Meski kadang-kadang tafsir makna filosofis tersebut tidak sama dari masing-masing penafsir. Di bawah ini adalah makna secara filosofis yang terkandung di dalam bangunan Gapura Wringin Lawang.

1. Bentuk Wringin Lawang yang berbentuk seperti puncak gunung melambangkan gunung Mahameru. Gunung Mahameru ini diyakini sebagai persemayaman para dewa pada masa itu.

2. Gapura Wringin Lawang terbelah dua. Ini bisa diartikan sebagai konsep dualisme atau pasangan yang selalu ada di dunia, seperti kiri-kanan, atas-bawah, terang-gelap, laki-perempuan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Bentuk terbelah ini ada juga yang menafsirkan dengan lambang kesuburan.

3. Gapura Kecil yang menempel. Gapura kecil yang menempel ini bisa terlihat jika dilihat dari luar yang letaknya pada bagian induk. Gapura kecil ini digambarkan sebagai gerbang yang dimiliki rakyat dan yang lebih besar merupakan miliki dari raja. Ini bisa diartikan sebagai kebijaksanaan raja lebih besar daripada kekuasaan rakyat, namun rakyat sepenuhnya berada dibawah perlindungan kekuasaan dan kebijaksanaan raja.

Di susun oleh : Supriyanto als ilyas (Pria Sakti) Ketua Umum Generasi Muda Indonesia Cerdas Anti Korupsi (GMICAK): Kontak/ Whatsapp: 082243319999.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *