Provinsi Sumbar – Tanah Datar, Detikkasus.com – Membaca merupakan sesuatu yang sudah harus menjadi kebutuhan, karena banyak membaca maka akan banyak ilmu. Gerakan Gemar Membaca harus menjadi gerakan anak-anak bangsa di Negeri ini.
Hal itu disampaikan Bupati Tanah Datar yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan Drs. Abrar saat melounching Gerakan Indonesia Membaca (GIM) tingkat Kabupaten Tanah Datar bersamaan dengan ditetapkannya Nagari Tuo Pariangan sebagai Nagari Literasi, Rabu (22/11) di Puncak Mortir Nagari yang dijuluki nagari terindah di dunia fersi majalah travel budget terbitan New York tersebut.
Abrar menuturkan “gerakan ini sangat penting dan kami mengajak semua lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyukseskan Gerakan Indonesia Membaca, khususnya di Kabupaten Tanah Datar”.
“Pemerintah daerah sangat mendukung program Gerakan Indonesia Membaca yang dalam hal ini melalui pencanangan “Nagari Literasi” di Nagari Tuo Pariangan “ucap Abrar.
Dikatakan, bahwa membaca adalah jendela dunia. Oleh karena itu, minat baca masyarakat haruslah didorong dan ditingkatkan, sehingga mereka lebih berwawasan, berilmu, berbudaya, maju, dan mandiri. “Untuk menumbuhkan minat baca masyarakat salah satunya dengan program Gerakan Indonesia Membaca ini”, sebutnya.
“Dengan adanya program ini melalui pencanangan “Nagari Literasi” dapat diharapkan akan banyak lagi kunjungan wisatawan yang datang ke Nagari Tuo Pariangan dan akan semakin membangkitkan minat baca masyarakat sebagai tahapan terwujudnya budaya baca, khususnya di Kabupaten Tanah datar,” tutur Abrar.
Sebelumnya Penggiat Literasi Nagari Pariangan dan juga Ketua Komunitas Nagari Pariangan Irwan Malin Basa pada kesempatan tersebut juga mengungkapkan, “kegiatan ini juga akan diisi dengan diskusi mendatangkan narasumber yang terdiri dari Dirjend PAUD Dr Kastum, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar Drs Abrar dan dirinya sendiri”.
Menurutnya, semangat membaca dikalangan masyarakat dan siswa saat ini cenderung menurun dan dengan Gerakan Literasi ini diharapkan bisa menumbuhkan kembali semangat tersebut.
Ia menjelaskan bahwa bentuk kegiatan literasi nagari diantaranya dengan membiasakan membaca buku bagi masyarakat, yang nantinya di Nagari Tuo Pariangan akan ada pojok-pojok yang menyediakan buku bacaan di warung-warung masyarakat, sebut Irwan.
Menyampaikan literasi merupakan gerakan yang menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan kedai atau warung-warung sebagai organisasi pembelajaran yang mampu meningkatkan kegemaran membaca dikalangan Masyarakat.
“Literasi berarti mampu mengartikan, memahami dan mengunakan informasi secara cerdas, sehingga dapat diartikan sebagai sikap dimana seseorang memiliki kebiasaan gemar membaca,” tukasnya.
Sementara itu Kasubdit Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Budaya Baca Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan DR. Kastum sampaikan bahwa ini adalah Gerakan Tanah Datar Membaca walau di Nasional Literasi ini telah dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI sebelumnya.
Kastum sebutkan Literasi ini punya beberapa komponen yang akan menjadi perhatian yaitu, “Literasi baca-tulis-berhitung (calistung) merupakan literasi dasar (basic literacy) yang berkaitan dengan kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan juga dengan kemampuan menganalisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi”.
Kedua literasi sains, yaitu “ranah utama dari Program for International Student Assessment (PISA). Literasi ini merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk mengidentifikasikan permasalahan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam tersebut melalui aktivitas manusia”, ucapnya.
Selanjutnya ketiga literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), adalah kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti perangkat keras atau hardware, perangkat lunak atau software, serta etika dan etiket dalam memahami teknologi. Dalam praktiknya, juga pemahaman dalam menggunakan komputer atau computer literacy yang di dalamnya termasuk menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengolah data, serta mengoperasikan beberapa perangkat lainnya.
Ada juga hal yang tidak kalah pentingnya, yaitu literasi keuangan. Bagi sebagian masyarakat pada bagian ini, literasi ekonomi adalah hal yang fundental terutama bagi pemangku kebijakan untuk urusan ekonomi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) misalnya mengeluarkan definisi bahwa yang dimaksud literasi keuangan adalah aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keyakinan, keterampilan konsumen, dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan baik, sebut Kastum.
Sedangkan untuk literasi budaya adalah kemampuan untuk mengetahui budaya yang dimiliki bangsa, sedangkan literasi kewarganegaraan adalah kemampuan seseorang dalam memahami kebijakan dan keputusan dalam penyelenggara negara. Literasi yang disebutkan juga terdapat dalam program global UNESCO. Karena dalam misi yang dikeluarkan adalah melakukan pembangunan berkelanjutan sesuai misi dari SDG’S atau Sustainable Development Goals, tuturnya.
Turut hadir pada pencangan tersebut Kabag Humas dan Protokol Syahril, S.Sos, Forkopimca Kecamatan Pariangan, Wali Nagari Pariangan April Khatik Saidi, dan Kepala sekolah se-Kecamatan Pariangan. (Myt/irf).