Bupati Sergai ‘Terbius’ Baca Novel “Penari Dari Serdang”

Detikkasus.com | Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Serdang Bedagai Sei Rampah

Bedah Novel “Penari Dari Serdang” Serampangan Cinta di Negeri Melayu Karya Yudhistira ANM Massardi berlangsung di Aula Sultan Serdang Komplek Kantor Bupati, di Sei Rampah pada Sabtu, 16 Maret 2019.

Turut hadir, Bupati Sergai Ir H Soekirman, Penulis novel Yudhistira ANM Massardi, Kadis Pendidikan Sergai Drs. Joni Walker Manik, MM, Tokoh Pemuda Sergai Dimas Tri Adji, S.IKom, Sastrawan Juhendri Chaniago serta para guru se-Kabupaten Sergai.

Dalam sambutannya Bupati Sergai Ir H Soekirman menyampaikan jika saya berkunjung ke sebuah daerah, beragam tempat yang saya lihat dan datangi. Namun satu hal yang tidak akan saya lewatkan yaitu sebuah tempat yang banyak sekali dijumpai buku-buku. Saya berharap ada buku baru yang menarik untuk dibaca dan dinikmati.

Dengan kebiasaanya membaca, ia menemukan Novel ” Penari dari Serdang” dan ternyata Bupati Soekirman orang pertama yang membaca Novel Karya Yudhistira ANM Massardi yang baru terbit itu. Kita telah terbius oleh Novel Laskar Pelangi. Hal ini yang membuat saya sendiri sempat berkunjung ke daerah seperti yang terdapat dalam Novel itu, kata Bupati.

Baca Juga:  Patroli Utuk Mengantisipasi Kegiatan Merayakan Hari Umanis Galungan

Ternyata setelah terkenalnya Novel Laskar pelangi, lanjut Bupati Soekirman membuat sebuah daerah dalam cerita tersebut menjadi lebih maju dan berkembang.

 

Perkembangan daerah tersebut disebabkan oleh pengangkatan Novel Laskar Pelangi menjadi sebuah Film leyar lebar. Dengan demikian yang menjadi harapan kami selaku warga Kabupaten Sergai Tanah Bertuah Negeri Beradat serta selalu identik dengan budaya Melayu. Kami mengharapkan setelah ditulisnya budaya Melayu oleh penulis terkenal Yudhistira ANM Massardi, akan membuat Kabupaten Sergai juga terkenal seperti daerah dalam kisah Novel Laskar Pelangi.

 

Saya telah menyelesaikan bacaan novel ini hanya dalam waktu singkat, saya terbius dengan cerita dari budaya Melayu, yang telah dilupakan dan kisah cinta anak Melayu yang membuat saya ingin terus mengulangi membacanya, cetus Bupati Soekirman.

Baca Juga:  Proyek milyaran TPI Tanjung Beringin Tunggu Audit BPK RI

Ditambahkanya, berbicara Budaya Melayu, sungguh luar biasa Budaya Melayu itu, terlihat dari bahasa-bahasa yang mendidik dan menyenangkan, seperti halnya pantun pantun yang jika diucapkan membuat kita menjadi gembira, pungkas Bupati.

Kepala Dinas Pendidikan Drs Joni Walker Manik, MM menyampaikan Expo Inovasi Pendidikan bahwa jajaran Dinas Pendidikan Sergai memfokuskan pendidikan pada dua sisi, yang pertama fokus pada pada didikan karakter dengan menekankan Green, Clean dan Life (GCL) serta Gerakan Pelajar Peduli Sampah (Gerappah) dan yang ke dua merupakan gerakan Literasi sekolah.

Dengan Gerakan GCL kami telah sukses membenahi lingkungan sekolah di Kabupaten Sergai menjadi lebih baik dan lebih hijau. Untuk itu Pendidikan Karakter, Gerakan Literasi Sekolah dan GCL dapat berhasil jika semua elemen masyarakat bersama pemerintah bekerja sama membangun pendidikan di Serdang Bedagai, ungkapnya.

Dengan mengaplikasikan program Inovasi Dinas Pendidikan Sergai, kami telah berhasil menyabet berbagai Penghargaan mulai dari tingkat Nasional hingga Dunia, tutup Kadis.

Baca Juga:  NGO HDIS Minta Tipikor Polres Sergai usut dugaan fiktip Rehab kantor Camat APBD 2017.

Selanjutnya Penulis Novel “Penari dari Serdang” Yudhistira ANM Massardi dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada Pemkab Sergai atas beragam prestasi yang telah diraih khususnya dalam Inovasi Pendidikan Sergai.

Sudah sepantasnya para guru mendapatkan penghargaan, karena sesungguhnya merekalah yang menjadi jiwa bangsa Indonesia, ujarnya.
Kabupaten Sergai, kata Yudhistira merupakan salah satu pusat kebudayaan Melayu di Indonesia. Hal itu yang membuat saya datang ke Tanah Bertuah Negeri Beradat ini.

 

Bahasa Melayu menunjukan bahwa nenek moyang kita adalah orang yang cerdas, oleh sebab itu umat Melayu adalah umat yang sudah ditinggikan kecerdasan sejak awal. Telah ditinggalkannya budaya Melayu oleh bangsa ini, yang membuat saya menulis Novel ” Penari dari Serdang”, bebernya.
Novel Penari dari Serdang ini adalah novel pertama saya setelah saya berhenti menu.(rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *