Mukomuko |Detikkasus.com -Pernyataan yang dilontarkan bupati mukomuko dalam sambutannya di acara pembentukan rumah kebangsaan polres mukomuko sumatera selatan kamis 07/09/2023, menuai tanggapan beragam dari masyarakat. Sebagian malah menyatakan protes keras atas perkataan bupati itu, terutama dari kalangan media online di daerah ini.
Pasalnya, dalam sambutannya bupati mengeluarkan kalimat kurang enak didengar yang menyentil media online. Sang bupati mengatakan “tangan kita lebih cepat daripada otak (saat) menulis di media online, sehingga merusak citra image negara kita, merusak sosial dan kesatuan-kesatuan kita” sewaktu memberikan sambutan di acara resmi polres mukomuko.
Terkait hal tersebut, tokoh pers nasional, wilson lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, ketika dihubungi media melalui pesan whatsappnya, menanggapi santai perkataan bupati mukomuko itu. Bahkan wartawan senior ini mengatakan bahwa ada baiknya wartawan menjadikan kritikan bupati itu sebagai masukan.
“Menurut saya, ada baiknya jadikan kritik bupati itu sebagai masukan, kita juga perlu pandangan orang atau pihak lain, jangan hanya mau kritik orang/pihak atau pejabat saja. Tetap saja bekerja seperti biasa yaa,” pesan alumni PPRA-48 lemhannas-RI tahun 2012 ini.
Namun begitu, wilson lalengke yang juga ketua umum PPWI itu mengatakan bahwa para pejabat, termasuk hampir semua bupati, justru lebih parah dari pekerja media online. “Walau pun memang harus disebutkan juga bahwa para pejabat, termasuk para bupati lebih parah lagi, mereka cepat tangan tanpa otak, tanpa hati. Para pejabat dan bupati itu secepat kilat menyambar atau mengambil dan mengembat uang rakyat tanpa berpikir sedikitpun tentang kesulitan rakyat. Uang rakyat yang seharusnya dikelolanya menggunakan otaknya si bupati, tapi karena tidak punya otak, uang itu malah habis untuk kepentingan diri sendiri, keluarganya, dan kelompoknya saja,” kritik wartawan senior yang dikenal getol membela rakyat terzolomi di berbagai daerah di indonesia ini.
Indonesia, lanjut wilson lalengke, masih untung ada wartawan online yang cepat tanggap, peduli, dan berani untuk selalu meneropong kelakuan mereka yang cepat tangan tanpa otak tersebut. “Jika tidak ada wartawan online, habislah uang rakyat tanpa bekas, digunakan foya-foya oleh si bupati dan para pejabat bajingan yang tolol itu,” pungkas presiden persisma (persaudaraan indonesia sahara maroko) ini tegas. (Abel Pasai)