Berita -Jejakkasus.info -, Bondowoso – Dalam rangka peringatan Hari Jadi Bondowoso (Harjabo) yang ke-204, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso menggelar tasyakuran tumpengan di makam Ki Ronggo, Selasa (15/8/2023).
Selain Bupati dan Sekda acara tersebut dihadiri oleh Ketua MUI, KH Asy’ari Fasha, Ketua DPRD Ahmad Dhafir, Wakil ketua DPRD Sinung Sudrajat dan Forkopimda, Kepala OPD, Tokoh agama dan Keluarga Besar Bupati pembabat Bumi Bondowoso pertama juga Bea Cukai Jember Gempur Rokok Ilegal yang diwakili oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bondowoso.
Dalam sambutannya, Supriadi salah satu perwakilan keluarga Raden Bagus Asra (RBA) Ki Ronggo mengucapkan terimakasih atas hadirnya para undangan. “Saya mewakili keluarga besar Raden Bagus Asra Ki Ronggo mengucapkan terimakasih yang tiada batas kepada semua yang sudah hadir memenuhi undangan panitia Harjabo yang ke-204,” tuturnya.
Supriadi juga membeberkan, bahwa sebenarnya Harjabo itu jatuh pada tanggal 17 Agustus 1819. Ia juga menjelaskan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa pahlawan dan leluhurnya. “Oleh karena itu sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu semua yang hadir pada hari ini,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Supriadi menceritakan kisah perjuangan RBA Ki Ronggo saat membabat bumi Bondowoso. “Pada tanggal 17 Agustus sebelum ada makam, disini adalah tempat tirakatnya Raden Bagus Asra. Dimakam ada bantal dari batu,” jelasnya.
Tirakat dan puasa selama 40 hari yang dilakukan Raden Bagus Asra, kata Supriadi, setelah 40 hari Raden Bagus Asra mendapatkan petunjuk bahwa Harjabo diminta dilaksanakan pada hari ibadah orang Islam sehari semalam. “Ibadahnya orang Islam yang wajib sehari semalam adalah 17 raka’at dan turunnya Al Qur’an bertepatan dengan 17 Ramadhan, waktu itu persis bertepatan dengan bulan Agustus. Jadi diambillah kesimpulan Harjabo jatuh pada tanggal 17 Agustus 1819,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin mengatakan bahwa perayaan Harjabo merupakan agenda penting yang tidak boleh dilupakan. “Harjabo ini penting bagi kita, bondowoso sudah berusia 204 tahun. Bayangkan bagaimana perjuangkan Raden Bagus Asra ketika beliau membabat kota Bondowoso ini,” ujarnya.
Ia juga berharap, peringatan Harjabo bukan hanya dilaksanakan secara seremonial, namun juga bisa mengambil makna dari perjuangan Ki Ronggo. “Termasuk mengenal dan meneladani juga menghargai jasa pendahulu kita,” tukasnya.
Ditambahkan, dan tidak mudah dalam membangun Kabupaten Bondowoso. “Diperlukan usaha batin, usaha berjuang dalam membangun tidak cukup memakai otak dan intelektual. Tapi juga harus diimbangi dengan usaha batin,” urainya.
Menurutnya, apa yang telah dilakukan oleh Raden Bagus Asra dalam bertirakat sangatlah benar. “Karena tujuannya untuk dipermudah urusannya oleh Allah SWT dalam membangun Bondowoso. (Yus)