Detikkasus.com l Paluta – Sumut
Minggu (12/01/2020) Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) TA 2018 di-Desa Janjimahan Silangge, Kecamatan Dolok Kabupaten Padang Lawas Utara (Puluta) Provinsi Sumatera Utara sudah mangkrak, bahkan pemasukan dan pengeluaran BUMDes tidak transparan, mungkin ketua BUMDes dan Kepala Desa mengira, kalau uang BUMDes adalah milik mereka pribadi, sehingga tidak perlu transparan penggunaannya, ujar masyarakat yang tidak ingin namanya terpublikasi.
Masih ujar masyarakat “Meminta agar penegak hukum berkenan untuk meningkatkan masalah BUMDes dan Dana Desa Tahun Anggaran TA 2018 menjadi dalam lidik penegak hukum”. Kalau penegak hukum tidak bisa melakukan peningkatan pengembangan menjadi penyelidikan dalam kasus BUMDes dan Dana Desa Janjimahan Silangge, sebaiknya buka aja baju dinas itu dan mundur secara terhormat, sebab uang BUMDes maupun dana desa itu adalah bagian dari uang rakyat yang harus dipungsikan sesuai peruntukannya.
Setelah masyarakat menyampaikan aspirasinya kepada awak media, kemudian TIM media bergegas menuju lokasi BUMDes Janjimahan Silangge yang dijadikan objek wisata “Pantauan TIM media bahwa satu unit bebek sampan tidak keliatan entah dimana rimbanya, sedangkan satu lagi unit sampan bebek tenggelam tapi masih keliatan kepala bebeknya, dan satu lagi sampan bebek terapung mirip tak bertuan, sedangkan bout sarana rekreasi masih terlihat walaupun mirip tak bertuan”.
Kemudian TIM bergegas menemui Syahnan Hasibuan ketua BUMDes yang disebut masyarakat, akan tetapi kata istri Syahnan Hasibuan suaminya tidak berada dirumah, kalau mengenai nomor hp suami saya tidak pada saya, lagian saya tidak tau nomor hp suamiku, coba tanyakan pada istri pak kades yang punya usaha dagang pupuk, siapa tau ada padanya. Ujar istri Syahnan
Tim kemudian bergegas menuju rumah atau usaha dagang pupuk Asri Hasibuan, akan tetapi tetapi Asri Hasibuan Kepala Desa Janji Manahan Silangge tidak ada dirumahnya, istri kades mengatakan “Nomor hp Syahnan Hasibuan ketua BUMDes Janjimahan Silangge tidak ada padanya”. Hingga berita ini dikirim keredaksi TIM belum bisa konfirmasi kepada Syahnan Hasibuan dan Asri Hasibuan, disebab beliau berdua tidak dapat ditemui TIM untuk konfirmasi, parahnya lagi sekitar pukul 19:25 Wib nomor hp Asri Hasibuan berdering berulang kali, tetapi dirinya tidak berkenan mengangkatnya.
Bernat Panjaitan,SH,MHum Direktur LSM TIPAN-RI mengatakan “Setau saya pak Kapolri Jenderal Idham Azis sudah menerbitkan surat telegram berisi lima belas (15) poin instruksinya kepada jajaran reserse agar profesional dan berintegritas menangani kasus korupsi dan penyelewengan dana desa, beliau menyebut instruksi itu diterbitkan agar polisi aktif mengawasi pembangunan di daerah”. Mangkraknya wisata BUMDes Janjimahan Silangge sesuai isu dari masyarakat, didukung oleh ketidak mauan Asri Hasibuan kepala desa untuk dikonfirmasi, sudah selayaknya masalah ini ditingkatkan menjadi lidik, kecuali penegak hukum itu khususnya kepolisian Paluta tidak profesional menjalankan telegram pak Kapolri.
Bernat Panjaitan,SH,MHum menambahkan “Kalau wartawanpun sudah tidak direspon oleh kepala desa untuk konfirmasi, lantas bagaimana pula dirinya merespon penyampaian masyarakatnya”. Sepertinya sangat aneh bin ajaib jika ada kepala desa yang merespon peyampaian masyarakatnya sedangkan wartawan tidak diresponnya, padahal kita sama tau wartawan itu dilatih untuk mencari tau dimana disembunyikan borok pelaku, walaupun borok itu tersembunyi hingga kelobang semut ya harus di carinya hingga dapat.
“Ya itulah sebagian besar pungsi wartawan untuk mencari tau keberada’an boroknya pelaku yang dibidik, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa ketidakmauan Asri Hasibuan untuk mengangkat telepon genggam miliknya, patut diduga sangat banyak yang tidak beres dalam pengguna’an dana desa selama dia kelola, dan sudah sepantasnya agar penegak hukum khususnya Kepolisian Paluta, agar segera meningkatkan informasi ini menjadi lidik”. Uang BUMDes adalah bagian dari uang milik rakyat yang harus digunakan dengan transparan, jika selip dalam penggunaannya karena tidak transparan, ya tanggung sendirilah kelalaian yang dibuat masing-masing, ujar Bernat ( J. Sianipar )