OLEH: FIRDA SUKMA ASMARA NINGSIH /240/PSIKOLOGI D
Detikkasus.com | Seperti yang kita ketahui bahwa akhir akhir ini ada kejadian kasus bully terhadap anak pelajar SMP di Pontianak Kalimantan Barat yang berinisial AU yang dianiaya oleh pelajar SMApelaku berinisal T, E dan teman-temannya yang masih banyak lagi yang jumlahnya sebanyak 12 orang perempuan yang cantik-cantik tetapi tidak memiliki hati. Pada tanggal 29/03/19 kekerasan fisik dan psikis ini terjadi dengan modus ingin menyelesaikan masalah mereka. Dipetik dari Detiknews “permasalahan berawal dari sindir-menyindir terkait mantan pacar karena mantan pacar pelaku adalah pacar dari sepupu korban” jelas sekali bahwa si korban (AU) tidak bersalah dalam permasalahan pelaku dengan mantan bahkan sepupunya.
Kasus bully yang kali ini adalah kasus yang sangat dan teramat parah sekali, jelas sekali bahwa pelaku yang masih duduk di bangku SMA ini sangat keji saat menganiaya korban (AU). Saksi mengatakan bahwa pelaku (T) mencerca korban, lalu pelaku ( E ) menyiram korban dari belakang. Korban berusaha membela diri dengan ara menjambak pelaku ( E ) dan pelaku ( E ) menendang sisi belakang korban sampai jatuh. Pelaku ( E ) lalu memukul kepala korban hingga korban terjatuh lagi. Belum selesai sampai disitu, pelaku ( E ) masih melakukan hal lebih parah yaitu menginjak perut korban. Apakah ini kelakuan anak SMA yang cantik-cantik sekali, tetapi tidak mempunyai akhlak yang baik. Terungkap lagi bahwa ada pelaku yang memasukkan jarinya kedalam alat kelamin korban untuk membuat korban tidak perawan, yang diduga pelaku tersebut adalah ( T ). Nauzubillah. Sangat keji perlakuan pelajar-pelajar ini.
Setelah kejadian ini akun instagram beberapa pelaku sudah berhasil dihake oleh pembela korban. Isi pesan di IG tersebut berhasil dicapture dan dipublikasikan. Pelaku tidak mengaku saaat ditanya oleh sekawanannya dan berkta bahwa berita itu HOAX. Tidak hanya itu, para pembela korban (AU) membuat hastag #justiceaudrey untuk memberikan suport kepada korban (AU). Tidak sedikit juga artis yang memberi semangat dan doa kepada korban (AU) karena sangat kecewa dengan perlakuan 12 anak SMA tersebut dan menyatakan bahwa pelaku harus dihukum sesuai apa yang telah dilakukan . tidak hanya para artis youtuber pun memberi dukungan kepada korban. Selain itu pengacara terkenal dan sangat familiar di Indonesia ingin menjadi kuasa hukum korban (AU) unruk kasus yang menimpa korban. Sangat tidak tahu malu dan tidak tahu diri. 12 anak mengeroyok 1 orang anak yang umurnya masih dibawah mereka. Sebenarnya tidak bernyali jika diselesaikan sendiri makanya membawa sekumpulan teman 1 geng untuk membantu. Ya itulah SAMPAH!
Dan pada akhirnya pihak yang berwajib menangkap para pelaku unruk diperiksa. Tetapi para pelaku masih saja aktif di media sosialnya, membuat moomerang contohnya. Dengan wajah-wajah yang tidak ada rasa bersalah sedangkan apa yang mereka lakukan menyakiti dan menyiksa orang lain. Siapa yang bersalah atas apa yang mereka lakukan ? apakah orang tua pelaku salah mendidik pelau ? apakah faktor lingkungan yang membuat pelaku melakukan hal demikian ? apakah faktor pertemanan juga menjadi pengaruhnya ? kita tidak tau bagaimana tepatnya pemikiran para pelaku, yang jelas ini adalah perbuatan salah yang mengakibatkan ketraumaan baik korban maupun keluarga korban.
Dari kasus ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa, orang tua berperan penting dalam pengasuhan dan mendidik anak- anaknya agar tumbuh menjadi anak yang berugna. Mengajarlan agama dan memberitahu anak- anaknya bahwa kematian dan azab kubur itu ada. Lingkunganpun harus mengerti bahwa anak adalah aset bangsa yang jelas bisa memaajukan bangsa, jika anaknya baik- baik dan lingkungannya baik. Tidak hanya itu, masalah pergaulan pun orang tua harus bisa mengontrol anak agar anaknya tidak salah bergaul dan memiliki teman yang baik untuk membawa anaknya kejalan yang baik pula.
Jujur saya kecewa dengan orang tua yang tidak mau anaknya dihukum karena dia seorang PEJABAT. Tolong, ini kasus besar dan anak Anda terlibat, lalu kenapa jika Anda seorang pejabat ? memiliki hak lebih untuk menentukan hukuman untuk anak Anda ? tidak! Semakin adan seperti itu semakin banyak masyarakat yang berfikir bahwa Anda salah dalam mendidik anak Anda. Mau Anda pejabat atau pemilik Pontianak sekalipun Anda tidak berhak melakukan hal tersebut untuk melindungi anak Anda yang bersalah.
Semoga dari kasus ini kita semua bisa mengambil hikmahnya. Kepada korban dan keluarga semoga selalu diberi kesaaran dan selalu berdoa agar hal ini tidak terulang kambali kepada korban dan keluarga. Kususnya untuk para pengguna sosial media jangan lagi membully karena akibat dari bully sangatlah besar. Kasus ini harus diusut tuntas hingga para pelaku jera dan mendapatkan hukuman yang setimpal agar masyarakat tahu bahwa ini adalah masalah besar dan tidak terjadi lagi nantinya. Semangat untuk korban kami semua ada disampingmu untuk mendukungmu dan menegakkan keadilan yang pantas utukmu dan para pelaku.
#justiceaudrey
Kami ada bersamamu.