Detikkasus.com| JATENG & DIY
SEMARANG- Memperingati hari kebangkitan nasional yang jatuh pada tanggal 20 mei 2022, Koti Mahatidana Pemuda Pancasila Jawa Tengah melaksanakan kegiatan dialog terbuka dengan tema Menggali Peran Pemuda Dalam Kebangkitan Nasional yang bertempat di Pendopo Agung Mahatidana jalan Ketileng Kota Semarang jumat (20/05/2022)
Hadir dalam dialog terbuka Komadan Koti Mahatidana pemuda Pancasila Jawa Tengah Bayu Prasetyo Nugroho,SH, Para Asisten Koti, Kader dan Anggota Koti Mahatidana Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Jawa Tengah.
Dalam dialog tersebut Bayu Prasetyo Nugroho,SH mengatakan “Kita semua mengetahuai pada tanggal 28 Oktober 1928 menjadi ukiran emas dalam sejarah bangsa kita. Sebab, pada saat itu, para pemuda mendeklarasikan Sumpah Pemuda yang menandai persatuan bangsa. Deklarasi tersebut merupakan manifestasi kesadaran pemuda yang tergabung dalam beragam organisasi kedaerahan tentang pentingnya menyatukan langkah seluruh gerakan perlawan terhadap penjajahan kolonial Belanda. keterlibatan organisasi pemuda dalam kemerdekaan sudah ada sejak Kongres Pemuda diadakan pada tahun 1928. Sumpah Pemuda menjadi tonggak perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penindasan kekuasaan penjajah, ungkap Bayu
“Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negara ini, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi guna bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and social control sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat Ucap Bayu Prasetyo.
Bayu Prasetyo Nugroho,SH menambahkan “Peranan sosok pemuda/generasi muda adalah dengan memperteguh penanaman nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari, karena saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai meninggalkan dan bahkan melupakan nilai-nilai Pancasila, yang notabene menjadi ideologi dan jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, para generasi muda sekarang harus dapat bersatu dan damai walaupun berbeda agama, suku, dan budaya. Dapat berpikir rasional, demokratis, dan kritis dalam menuntaskan segala masalah yang ada di NKRI, pungkas Bayu.
(Red)
