Bahan Renungan, Ketika Ruh Meninggalkan Jasad

Jumat, 1 Mei 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya,

maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu,
kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah),
yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
(Al Jumuah 8 )

Sesuatu yang paling ditakuti oleh setiap orang adalah kematian, berbagai usaha dilakukan untuk menghindarkan diri dari kematian. Namun bagaimanapun usaha yang dilakukan jika datang saat ajal tidak seorangpun dapat menghindar dari sergapannya. Kematian bisa datang setiap saat , kapan saja tanpa bisa diduga sebelumnya.

Manusia terlalu asyik dengan kehidupan dunia sehingga kebanyakan manusia tidak menyadari dan tidak menyiapkan diri untuk menghadapi saat datangnya ajal. Kematian bukanlah akhir dari segalanya , justru kematian merupakan
awal perjalanan panjang yang tiada akhir. Orang yang cerdas dan mengerti mempersiapkan diri dan perbekalan dengan sebaik baiknya untuk menghadapi datangnya kematian itu. Mereka sadar betul bahwa dibelakang kematian
masih ada kehidupan panjang yang harus dilalui berupa alam barzakh, padang mahsyar, dan kehidupan akhirat yang kekal dan abadi. Mereka sadar betul bahwa kehidupan dunia ini tidak ada artinya dibandingkan kehidupan akhirat yang kekal dan abadi selama lamanya.

Baca Juga:  Kematianmu Tak Perlu di Cemaskan

Orang yang dungu dan bodoh tapi merasa paling cerdas dan pandai, tidak pernah peduli dengan kehidupan akhirat. Mereka hanya mempersiapkan hidupnya untuk kehidupan dunia saja. Segala sesuatu diukur dengan kesuksesan materi. Mereka hanya mempersiapakan hidupnya untuk sampai hari tua. Mereka menabung, menanam investasi, ikut berbagai asuransi, membangun rumah, gedung mewah,dan harta berlimpah untuk persiapan hari tua. Mereka baru menyadari semua kekeliruan mereka itu tatkala nyawa sudah sampai ditenggorokan , dan semua itu sudah terlambat.

Setelah nyawa berpisah dari badan , mereka baru menyadari kebodohan dan kekeliruan mereka . Dialam barzakh mereka berseru minta dikembalikan hidup kedunian lagi untuk memperbaiki semua kebodohan dan kekeliruan yang telah mereka lakukan selama hidup didunia sebagaimana disebutkan dalam surat Al Mukminun ayat 99-100:

Baca Juga:  Personil Polsek Kubutambahan Melaksanakan Pengamanan Kunjungan Wakil Bupati Buleleng di Bajar Dunas Kuta Banding

99. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). 100. agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan. (Al Mukminun 99-100)

Namun semua sudah terlambat , nasi sudah menjadi bubur . Tidak ada jalan bagi mereka untuk kembali hidup kedunia , karena antara mereka dan alam dunia ada barzakh (dinding) yang amat kokoh dan tidak bisa ditembus.

Tidak banyak hal yang kita ketahui tentang kehidupan dialam barzakh dan proses keluarnya ruh dari tubuh ketika sakratul maut. Sejak dahulu sampai sekarang belum ada orang yang berhasil menembus alam barzakh itu untuk menceritakan pengalaman mereka dialam barzakh kepada kita yang hidup didunia ini. Kita hanya dapat informasi
tentang alam barzakh dari kitab suci Al qur’an atau hadist yang disampaikan Rasulullah. Diantaranya adalah hadist terkenal dari al Barro’ bin Azib:

Baca Juga:  Pengaturan Pagi di Depan Mako Wujud Pelayan Polri Kepada Masyarakat

Al-Imam Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah, serta yang selainnya, telah meriwayatkan dari hadits Al-Baro’ bin ‘Azib, bahwa suatu ketika para sahabat berada di pekuburan Baqi’ul ghorqod. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi mereka. Beliau pun duduk. Sementara para sahabat duduk disekitarnya dengan tenang tanpa mengeluarkan suara, seakan-akan di atas kepala mereka ada burung. Mereka sedang menanti penggalian kubur se seorang yang baru saja meninggal.

Ini menunjukkan bahwa tatkala seorang hamba berada di pekuburan, dituntunkan kepada mereka untuk bersikap tenang, diam, hening, dan tidak mengucapkan dzikir-dzikir dengan suara yang keras. Terlebih lagi berbicara mengenai urusan-urusan dunia yang fana.

 

(Masyhuri)

Berita Terkait

Menag Sindir Rektor Doyan Dinas Ke Luar Kota Jadi Pendengar Dan Tidur : YARA Langsa Periksa SPPD Rektor IAIN Langsa
Sat-Gas-Sus Pencegahan Korupsi Polri Gencarkan Sosialisasi Antikorupsi Di Daerah-Daerah
POLU Melalui Membuka Klinik Terbesar Korea Selatan, Oracle Dermatology Korea Di Indonesia
Ketua DPC PJI Bojonegoro : Kawal Terus Kasus Pembacokan Wartawan di Wilayah Hukum Polres Tuban
Eho Baluta Nias Selatan Dikunjungi Pasangan FAOITA No. Urut 4
Paslon FAOITA NO. 4 kukuhkan Kordes Dan Kartini FAOITA Se-Kecamatan Hibala Kabupaten Nias Selatan
Pelaksanaan Bimtek, Terus Bergulir Menjelang Akhir Tahun, Dan Terus Kerap Menguras Dana Desa.
Telan Korban Kecelakaan, Ormas LAKI, Minta Kantor Dinas PUPR Aceh Timur, Segera Perbaiki Badan Jalan Yang Telah Rusak 

Berita Terkait

Minggu, 17 November 2024 - 00:34 WIB

Menag Sindir Rektor Doyan Dinas Ke Luar Kota Jadi Pendengar Dan Tidur : YARA Langsa Periksa SPPD Rektor IAIN Langsa

Minggu, 17 November 2024 - 00:26 WIB

Sat-Gas-Sus Pencegahan Korupsi Polri Gencarkan Sosialisasi Antikorupsi Di Daerah-Daerah

Minggu, 17 November 2024 - 00:25 WIB

POLU Melalui Membuka Klinik Terbesar Korea Selatan, Oracle Dermatology Korea Di Indonesia

Sabtu, 16 November 2024 - 16:11 WIB

Ketua DPC PJI Bojonegoro : Kawal Terus Kasus Pembacokan Wartawan di Wilayah Hukum Polres Tuban

Sabtu, 16 November 2024 - 10:55 WIB

Eho Baluta Nias Selatan Dikunjungi Pasangan FAOITA No. Urut 4

Berita Terbaru