Bagaimana Langkah Taktis Pemerinah Dalam Membentuk Karakter.

Selasa, 18 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Detikkasus.com | Indonesia terkenal sebagai negara dengan orang-orangnya yang ramah dan santun. Dengan berbagai suku dan kepercayaan membuat Indonesia memiliki banyak sekali karakter positif yang sejak dulu telah melekat pada bangsa ini.
Bermacam keberagamaan bangsa Indonesia dan juga masyarakat yang religius dalam menjalankan ajaran agama mereka masing-masing,namun tidak membuat mereka saling bermusuhan antara penganut agama satu dengan agama yang lain. Hidup berdampingan dan kerukunan antar masing-masing pemeluk agama lain adalah salah satu kekuatan bangsa Indonesia. Namun saat ini kondisinya berbeda,memang banyak orang yang terlihat religius namun lebih cenderung terhadap rasa fanatisme terhadap agamanya saja. Sedangkan dalam penerapan ajaran agama sudah memudar.
Selain itu,Indonesia terkenal dengan sikap toleransi yang tinggi, dengan banyaknya perbedaan suku , agama,etnis, budaya dan seringkali ada perbedaan pendapat, hal ini tidak menjadi penghalang untuk tetap bersatu dan saling menghargai perbedaan . Namun sekarang itu hanya sejarah yang telah terkubur. Saat ini kehidupan bertoleransi telah lenyap dari bangsa ini, jangankan saling menghargai perbedaan agama dan suku,berbeda pendapat dan pandangan politik saja sudah membuat perpecahan yang luar biasa.
Indonesia adalah negara demokrasi, sehingga banyak sekali aksi-aksi demonstrasi yang terjadi di Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air, hal ini juga semakin luntur tergerus jaman yang semakin canggih. Masuknya nilai-nilai kebudayaan barat ini mempengaruhi pola pikir masyarakat. Hal ini sangat penting karena tingkah laku seseorang di tentukan oleh apa yang ada dalam alam pikiran. Dengan tercampurnya nilai-nilai kebudayaan seperti ini akan merubah suatu karakter seseorang.
Dengan terdegradasinya karakter saat ini, sehingga banyak penyimpangan-penyimpangan yang berlawanan dengan karakter Indonesia sendiri. Penyimpangan yang telah dilakukan orang seakan tidak melihat umur. Dari mulai anak-anak sampai para pejabat berdasi menjadi pemeran utama di dalamnya. Contoh sederhana karakter bangsa yang saat ini mulai luntur adalah sopan santun berjalan ketika ada orang yang lebih tua duduk. Etika yang ada di Indonesia jika dalam hal sopan santun terhadap orang yang lebih tua adalah dengan membungkukkan badan dan mengucapkan “nuwun sewu” atau dalam bahasa Indonesia adalah permisi, sekarang sudah mulai luntur karena pengaruh barat. Sedikit sekali anak yang melakukan itu dan mengucapkan permisi saat berjalan di sebelah orang tua,bahkan saat ini mereka tidak peduli terhadap hal itu.
Kekerasan yang dilakukan anak kepada guru juga sering terdengar saat ini. Seperti video yang pernah viral siswa melecehkan gurunya di gersik, hal ini menunjukkan karakter siswa yang kurang terbina dengan baik.
Kasus-kasus bullying juga banyak terjadi, terutama dalam lingkungan sekolah yang seharusnya terkendali. Beberapa waktu lalu kasus Audrey yang masih SMP yang sempat membuat publik gempar terhadap tindakan para anak-anak ini, publik geram terhadap perilaku anak-anak saat ini yang sudah tidak dapat dikendalikan lagi.
Kasus korupsi yang terjadi saat ini di beberapa instansi pemerintahan,menggambarkan hilangnya karakter positif bangsa. Bahkan para intelektual juga terkait di dalamnya. Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat 254 anggota Dewan menjadi tersangka korupsi sepanjang 2014-2019. Dari angka tersebut,22 orang di antaranya anggota DPR.
Dengan banyaknya masalah persoalan karakter ini, Pendidikan karakter harus menjadi program prioritas utama pemerintah dan kebijakan itu harus terbaca dalam kurikulum di semua level pendidikan.
Pada 14 Januari 2010 Pemerintah melalui kementrian pendidikan Nasional merancangkan program “Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa” sebagai gerakan nasional. Setelah dirancangkam program ini,beberapa Direktorat jendral dengan Direktorat-direktorat yang ada segera menindaklanjuti dengan menyusun rambu-rambu penerapan pendidikan budaya dan karakte bangsa. Bahkan kementrian-kementrian lainpun tidak ketinggalan juga diberi tugas untuk mengembangkan dan melaksanakan pendidikan karakter di lingkungannya.
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui gerakan penguatan pendidikan karakter (PPK) yang di gulirkan sejak tahun 2016. Pendidikan karakter pada jenjang pendidikan dasar mendapatkan porsi yang lebih besar dibandingkan pendidikan yang mengajarkan pengetahuan. Untuk sekolah dasar sebesar 70 persen,sedangkan untuk sekolah menengah pertama sebesar 60 persen.
Secara operasional di dalam rencana pembangunan jangka panjang Nasional Tahun 2005-2025 (lih. UU RI No. 17 Tahun 2007)ditegaskan bahwa misi pertama pembangunan nasional adalah terwujudnya karakter bangsa yang tangguh,kompetitif,berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan Pancasila,yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragama,beriman dan bertakwa kepada Tuhan,berbudi luhur,bertoleran,bergotong royong,berjiwa patriotik, berkembang dinamis dan berorientasi ipteks.
Bung Karno,presiden pertama Republik Indonesia yang menggelorakan tema besar “nation and character building” berpesan kepada bangsa Indonesia,bahwa tugas berat untuk mengisi kemerdekaan adalah membangun karakter bangsa. Pernyataan Bung Karno ini menunjukkan pentingnya pendidikan dan pembangunan karakter demi tegak dan kokohnya jati diri bangsa agar mampu bersaing di dunia global.
Dalam menumbuhkan kembali karakter bangsa ini yang hampir tergerus oleh jaman. Pendidikan karakter bukan hanya tanggu jawab seorang guru dan pemerintah saja,namun orang tua dan para orang-orang yang sadar dan peduli terhadap karakter bangsa,juga harus turun aksi terhadap permasalahan karakter saat ini. Tidak bisa di bantah lagi jika kita hidup pada masa dimana teknologi adalah raja dari semua raja. Penggunaan teknologi dan media sosial perlu adanya pemantauan yang ketat dan penseleksian media-media luar yang dapat merusak karakter bangsa. Terutama anak-anak di bawah umur dalam penggunaan teknologi dan media sosial. Hal yang bisa dilakukan adalah mengawasi agar mereka tetap pada batas-batas pengguna teknologi yang positif sehingga tidak merusak karakter bangsa.

Baca Juga:  Nilai-nilai Dasar dalam Membangun Ekonomi Islam

Biodata Penulis
Nama : Hanani Akiluz Zahrah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. No. Hp : 082334576242
Alamat Rumah : Jl. Kaspi`i RT 04 RW03 Klanting,Sukodono,Lumajang

Baca Juga:  Upaya Penguatan Pendidikan Karakter di indonesia

Berita Terkait

Ketua DPC PJI Bojonegoro : Kawal Terus Kasus Pembacokan Wartawan di Wilayah Hukum Polres Tuban
Eho Baluta Nias Selatan Dikunjungi Pasangan FAOITA No. Urut 4
Paslon FAOITA NO. 4 kukuhkan Kordes Dan Kartini FAOITA Se-Kecamatan Hibala Kabupaten Nias Selatan
Pelaksanaan Bimtek, Terus Bergulir Menjelang Akhir Tahun, Dan Terus Kerap Menguras Dana Desa.
Telan Korban Kecelakaan, Ormas LAKI, Minta Kantor Dinas PUPR Aceh Timur, Segera Perbaiki Badan Jalan Yang Telah Rusak 
SAPA : Tekankan Bahwa Syariat Islam Aceh, Sering Kali Hanya Menjadi Janji Tong Kosong Nyaring Bunyinya.
80 Persen Pelanggar Syariat Islam Di Banda Aceh Mahasiswa Asal Luar Kota.
SDM Polda Aceh, Melaksanakan Pelatihan Peningkatan Kemampuan Konselor Psikologi
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 16:11 WIB

Ketua DPC PJI Bojonegoro : Kawal Terus Kasus Pembacokan Wartawan di Wilayah Hukum Polres Tuban

Sabtu, 16 November 2024 - 10:55 WIB

Eho Baluta Nias Selatan Dikunjungi Pasangan FAOITA No. Urut 4

Jumat, 15 November 2024 - 21:28 WIB

Pelaksanaan Bimtek, Terus Bergulir Menjelang Akhir Tahun, Dan Terus Kerap Menguras Dana Desa.

Jumat, 15 November 2024 - 21:27 WIB

Telan Korban Kecelakaan, Ormas LAKI, Minta Kantor Dinas PUPR Aceh Timur, Segera Perbaiki Badan Jalan Yang Telah Rusak 

Jumat, 15 November 2024 - 21:27 WIB

SAPA : Tekankan Bahwa Syariat Islam Aceh, Sering Kali Hanya Menjadi Janji Tong Kosong Nyaring Bunyinya.

Berita Terbaru

Peristiwa

Kodam IV/Diponegoro Menyiapkan Skema Jaga Stabilitas Pilkada

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:12 WIB

Uncategorized

Eho Baluta Nias Selatan Dikunjungi Pasangan FAOITA No. Urut 4

Sabtu, 16 Nov 2024 - 10:55 WIB