Propinsi Jawa Timur, detikkasus.com – Blitar,-Ketua Asosiasi Desa Wisata Indonesia (ASIDEWI) Andi Yuwono mengajak seluruh pelaku UMKM di Blitar Raya untuk bersinergi dalam membangun potensi desa wisata. Diperlukan kolaborasi antara pelaku UMKM dengan pelaku industri wisata untuk memasok kebutuhan terkait pariwisata.
“Karena di satu sisi pariwisata tidak dapat berdiri sendiri dan membutuhkan UMKM. Di sisi lain, UMKM akan terbantu sekali dengan bergeraknya sektor pariwisata yang bisa menjadi pasar yang strategis.” Kata Andi Yuwono dalam forum yang digagas oleh ASIDEWI dan masyarakat pada hari Senin (20/11/2017) di Kampung Melon, Modangan, Nglegok Kabupaten Blitar.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh berbagai destinasi wisata di Indonesia adalah bagaimana menumbuhkan dan meningkatkan kualitas UMKM untuk pariwisata, mulai dari operator kegiatan wisata, pembuatan souvenir dan kuliner khas daerah. Terutama untuk ekowisata yang mengangkat kearifan lokal, bagaimana mengemas produk dari lokal menjadi lebih menarik dan berdaya saing. Pelaku UMKM bahkan sebenarnya dapat menjadikan tempat usahanya sebagai tujuan wisata dengan membuat berbagai paket wisata edukasi seperti pembuatan cindera mata, maupun edukasi agrowisata.
Dalam forum tersebut turut hadir pula konsultan UKM Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia serta ketua sahabat UMKM indonesia bapak Richard… Menurut Richard ada banyak pelatihan UMKM yang difasilitasi oleh pemerintah Indonesia sehingga pelaku UMKM diharapkan dapat memaksimalkan kesempatan tersebut untuk meningkatkan kualitas produknya.
ASIDEWI juga mengundang perwakilan pelaku UMKM di Blitar Raya seperti Kampoeng Bathok Tanjungsari, Jenang Zarkasyi Lodoyo, Pelaku usaha kerajinan kendang sentul, pelaku usaha ukir Talun, pengusaha kuliner khas Blitar, pokdarwis desa Tumpak Kepuh Bakung, Perwakilan PKBM Tunas Pratama, dan komunitas pemandu wisata Kota Blitar. Dalam forum ini, masing-masing UMKM bisa bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang produk yang dihasilkan, bahan baku, sarana penjualan, masalah dan tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan bersama. Banyak pula pelaku UMKM baru yang tidak tahu tentang jaringan UMKM yang sudah ada lebih dulu di Blitar. Berkumpul dan berkomunitas sangat membantu pelaku UMKM untuk mendapatkan berbagai informasi, misalnya tentang pameran produk, peluang bekerja sama, maupun peluang untuk mengembangkan pasarnya.
Perkembangan pariwisata sebenarnya membawa angin segar bagi pengembangan UMKM. Menurut data di BPS, jumlah wisatawan yang berkunjung Makam Bung Karno Kota Blitar pada tahun 2015 mencapai angka 890.966 jiwa. Sehingga diharapkan pelaku UMKM di Blitar Raya dapat memperoleh keuntungan dari besarnya jumlah wisatawan yang datang.
“Blitar adalah surga UMKM. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme dan inisiatif masyarakat dalam menghasilkan produk UMKM. ASIDEWI dapat menjadi jembatan lintas sektoral untuk menghubungkan pelaku usaha di bidang pariwisata dengan pelaku UMKM. Melalui forum ini baik pihak-pihak pegiat pariwisata maupun pelaku UMKM dapat berjejaring, menghimpun gagasan, dan berkolaborasi untuk menggerakkan perekonomian di Blitar Raya.” lanjut Andi Yuwono.
ASIDEWI dapat membantu pelaku UMKM untuk meningkatkan value added produk UMKM. Salah satu program yang telah dilaksanakan adalah pelatihan pembuatan jilbab lukis di perum GKR Kota Blitar selama dua minggu. Pelatihan ini bertujuan agar ibu-ibu di desa bisa memproduksi hijab lukis yang bisa dipasarkan di desa wisata sebagai souvenir dan cinderamata khas daerah. Program ini bekerjasama dengan PKBM Tunas Pratama dan merupakan pendidikan kecakapan wirausaha bantuan dari direktorat pembinaan kursus dan pelatihan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas). Semoga dengan menguatnya sinergi dari sektor pariwisata dan sektor UMKM bisa mewujudkan kampong wisata yang hebat dan bermartabat.(IM/Anang Sastro).