Bali, detikkasus.com – Penyembuhan di jalan Tuhan ( Sabda Usada) yang dilakukan oleh para Warga atau Tuntunan Kerohanian Sapta Darma tentu harus sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Bopo Panuntun Agung Sri Gutomo adalah merupakan suatu perwujudan darma( tugas pengamalan) Perintah Allah HMK sesuai yang tertera dalam WEWARAH TUJUH No.4 yang berbunyi” MENOLONG KEPADA SIAPA SAJA BILA PERLU, DENGAN TIADA MENGHARAPKAN SUATU BALASAN APAPUN,MELAINKAN HANYA BERDASARKAN RASA CINTA KASIH”
Oleh sebab itu KASUS PANGHUSADAN PALSU SAPTA DARMA yang terjadi di Denpasar Bali tidak mencerminkan Ajaran yang sebenarnya.
Penyembuhan di jalan Tuhan ( Sabda Usada ) bukan tujuan agar mendapatkan julukan DUKUN TIBAN yang amat ampuh seperti yang pernah si muat di Surat Kabar melainkan merupakan pengetrapan dan pengamalan Sifat Kerohiman Allah,ialah sifat belas dan kasih dari Allah HMK kepada siapa saja dimana saja.
Hanya dengan Sabda ” WARAS” Bopo Penuntun Agung Sri Hutomo dapat menyembuhkan ratusan orang sakit dalam sekejap mata. Sehingga dalam waktu relatif singkat nama Sri Gutomo selalu Panuntun Agung Kerohanian Sapta Darma tersiar secara luas di Kota Yogyakarta pada tahun 1956. (DK-1 Bali).