Detikkasus.com | JAKARTA, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin sedang berupaya untuk mempertemukan Amien Rais dengan Presiden Joko Widodo.
“Dia juga mengatakan kepada awak media saat buka bersama FPMM dan Masyarakt Bekasi di Komplek Bina Lindung Pondok Gede Jakarta bahwa apa yang dilontarkan Amien Rais terkait serangan dan hujatan mengenai E-KTP serta penyerahan Sertifikat Tanah yang dituding bohong adalah salah satu contoh seorang Tokoh yang tidak baik (Is Not Good), ujar Ali Mochtar Ngabalin.
Upayanya itu tidak terlepas dari sosok Amien Rais yang selama ini seringkali melontarkan kritik kepada Presiden Jokowi dan pemerintah. Semoga Pertemuan Amien Rais dan Presiden Jokowi diharapkan memberikan keteladanan politik yang baik bagi bangsa Indonesia dan bisa membuktikan bahwa perbedaan pilihan politik tidak mesti merusak tali silaturahmi,sebut Ali Mochtar Ngabalin.
“Boleh berpolitik, kita boleh berbeda paham, berbeda pilihan. Tapi ada tata krama, tata cara orang dalam menggunakan etika, akhlak dan moral, dalam berpolitik. Jangan fitnah, adu domba, tidak bagus. Capek bangsa ini. Apalagi jika itu datang dari seorang tokoh,” lanjut Ngabalin.
Disamping itu, Sekjen Gerakan Rakyat Cinta NKRI, D.Manurug mengungkapkan selama ini kita sering terkecoh oleh rekayasa informasi hingga kerap mengambil sikap dan keputusan berdasarkan informasi yang keliru. Semoga kita tak menelan mentah-mentah setiap informasi, termasuk informasi dari orang-orang sekitar kita. Kita sering kali mempercayai berita buruk yang terdengar dan langsung berburuk sangka sebelum diperiksa terlebih dahulu, ujar D.Manurung.
Maka bagi setiap orang yang ingin terjaga dari perbuatan zalim, ber-tabayyun adalah formula agar jangan sampai kita menimpakan musibah kepada seseorang atau suatu kaum hanya karena kesalahan informasi. Bila ada satu pihak mengadu, maka upayakanlah untuk mendengar pengakuan pihak yang diadukan. Bila ada seseorang memberikan laporan negatif, maka carilah informasi dan cross check terhadap setiap orang yang terlibat. Jangan sampai kita mengambil keputusan hanya karena informasi sepihak, sebut D.Manurung.
Kita tak boleh berburuk sangka kepada penyampai berita, tapi kita harus sekali lagi tabayyun, karena setiap orang berpeluang melakukan kesalahan dalam menyampaikan informasi baik sengaja maupun tidak. Marilah kita membiasakan untuk senantiasa ber-tabayyun dengan mencek ulang setiap informasi yang datang, jangan sampai kita mudah terpengaruh dan tergesa-gesa mengambil keputusan, imbuh D.Manurung. (PRIYA).