OLEH : AGIES NINA PRAMESTARIVIA
Detikkasus.com | Aksi damai yang akan dilakukan oleh demonstran dan aparatur negara yaitu polri dan tni yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.Tetapi telah di khianati oleh para demonstran.Aksi damai 22 mei ini dilatar belakangi oleh hasil rekapitulasi pemilu yang diumumkan oleh komisi pemilihan umum atau yang biasa disebut KPU.
Sebelumnya Komisi Pemilihan Umumini telah mengumumkan bahwa hasil rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2019 yang dimenangkan oleh Joko Widodo bersama Ma’ruf Amin atas pasangan calon nomor urut 2 yaitu Prabowo Subianto bersama wakilnya Sandiaga Uno.Aksi Damai 22 Mei ini tidak hanya orang dewasa, namun juga anak anak seusia SMP.Demonstran ini memenuhi kawasan kantor Bawaslu yang awalnya demonstran tidak mau membubarkan diri akhirnya aparat kepolisian terpaksa untuk menembakkan gas air mata yang akhirnya dibalas dengan demonstran yang melempar batu dan juga kembang api.
Suasana semakin tidak kondusif dan tidak dapat terkontrol akhirnya Kapolres Jakpus berbicara dengan pengeras suara ia meminta bantuan korlap aksi dan meminta tokoh agama untuk menenangkan massa “Kita sudah sepakati dari kemarin, TNI-POLRI dan media milik masyarakt tolong bantu kami Pak Ustadz ,Jangan lakukan itu teman jangan disusupi orang orang yang tidak ingin aksi damai ini,Tolong bantu kami pak Ustadz” Ujar Kapolres Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan.Aksi ini hampir sama dengan kejadian Trisakti yang ingin melengserkan Presiden Soeharto.Seharusnya paslon yang tidak terima dengan keputusan KPU mereka bisa mengajukan gugatan kepada MK yang jika gugatan itu tidak diterima maka Paslon harus legowo menerimanya.
Negara ini harusnya dijaga dicintai dan di lestarikan budaya budaya yang ada, kita seharusnya memikirkan agar negara ini bisa lebih maju bukannya kita perang saudara seperti saat ini.Kita harus mengingat bahwa kita ini adalah satu rumpun, satu negara, satu tanah air jadikan perbedaan yang ada sebagai pemersatu bangsa ini.