Akibat Banjir Akses Jalan Nanga Ketungau Terputus

 

Detikkasus.com | Propinsi Kalbar, Sintang – Akibat curah hujan dalam dua Minggu ini cukup tinggi, akses jalan darat dari dan menuju pusat desa Nanga ketungau terputus dihantam banjir, sehingga membuat masyarakat yang ingin menuju ataupun keluar desa Nanga ketungau atau sebaliknya, jadi macet total, akan tetapi ada jalur sungai yang bisa di pakai masyarakat, dan itupun harus keluarkan uang sebesar Rp 150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah) untuk bayar ojek spidboot untuk satu kali perjalanan, artinya untuk PP (pulang pergi) maka harus membayar Rp.300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) untuk bisa sampai jalan darat yang tidak terendam banjir yaitu diujung jembatan sungai rambuk. Jum’at (21/12/18)

Baca Juga:  DINAS SOSIAL PROVINSI KEPRI SOSIALISASIKAN BAHAYA NARKOBA DI SMA N 1 BATAM

Sementara untuk desa Nanga ketungau sudah ada puluhan rumah yang terendam banjir, bahkan ada yang sudah buat lantai tambahan atau panggung didalam rumah, untuk mengamankan barang barang dan sekaligus untuk tempat mereka berdiam menghindarkan diri dari banjir, kedalaman air berpariasi, ungkap Moin kepala desa Nanga ketungau.

Kedalaman air ada yang mencapai 50 cm sampai 80 cm merendam rumah puluhan warga, sedangkan untuk dijalan umum desa Nanga ketungau kedalaman airnya ada yang mencapai 2 meter sampai 2,5 meter. Dan banjir ini bukan hanya merendam rumah warga tapi juga melumpuhkan mata pencarian warga, terutama para warga yang merupakan petani karet, karena lahan perkebunan karet mereka itu terendam banjir. Jadi imbas banjir ini bukan hanya dirasakan saudaraku yang rumahnya terendam banjir, tapi yang rumahnya tidak terendam banjir juga merasakan, karena mata pencarian mereka juga lumpuh akibat terendam banjir. Jelas kades Moin.

Baca Juga:  Kunjungi Pasangan Suami Istri Himbau Hindari KDRT

Untuk itu saya sebagai kepala Desa Nanga ketungau, sangat berharap pada pemerintah kabupaten Sintang, terutama instansi terkait, agar kiranya dapat memberikan solusi, berupa bantuan, baik berupa bantuan sandang dan pangan. Yang sangat dibutuhkan masyarakat saat ini adalah kebutuhan makanan, mengingat saat ini warga kami tidak bisa bekerja menoreh atau menyadap karet, akibat banyak kebun karet yang terendam banjir, dan yang kedua curah hujan yang setiap harinya turun walau kebun karetnya tidak terendam banjir, tidak mungkin untuk menyadap karet karena basah, kata kades Nanga Ketungau mengakhiri bincangnya dengan media ini. (tns)

Baca Juga:  Residivis Kambuhan Tertangkap Kembali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *