Humbahas l Detikkasus.com – Kondisi air Danau Toba dalam beberapa tahun ini terus mengalami penurunan debit air. Pantauan media ini, Senin (4/9-2023) Hal tersebut terlihat dari perubahan ukuran Pulau Sitakke yang menjadi mencuat ke atas air yang berada di perairan Danau Toba di wilayah Desa Simangulappe, Kecamatan Baktiraja, ini dulunya tidak muncul ke permukaan air.
Menurut info dari warga sekitar Danau Toba, kalau diukur sejak beberapa puluh tahun ke belakang, malah sudah puluhan meter debit air yang menyusut.” lihat, Pulau Sitakke makin mencuat. Bahkan rerumputan sudah mulai tumbuh di situ”, ucap G. Marbun warga Baktiraja.
Selain itu, ada sejumlah bukti lain yang ditunjukkan warga, semisal tiang beton penyangga pelabuhan yang fondasinya sekarang malah sudah terlihat, padahal sebelumnya jauh tenggelam ke dalam air.
Di tengah sejumlah informasi yang dihimpun dari masyarakat tersebut, sayangnya hingga kini penyebab merosotnya debit air Danau Toba belum diketahui.
Bahkan masyarakat juga mengaku tak mengetahui apakah penyebabnya karena aktivitas PT Toba Pulp Lestari, atau justru karena penggunaan air di hilir yakni PT Inalum.
“Selama ini kita kan tahunya, kalau TPL adalah penyebab utama karena mereka katanya membabat hutan. Tapi kita ga tau juga, buktinya TPL jalan terus,” Tambah H. Lumbangaol warga Baktiraja.(4/9).
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Humbang Hasundutan Halomoan Jetro Amstrong Manullang mengatakan, bahwa pihaknya tidak mampu menyebutkan apa faktor dasar penyebab air Danau Toba menurun karena harus memerlukan penelitian terlebih dahulu.
“Banyak faktor yang menyebabkan air Danau Toba turun, kalau orang lingkungan biasanya harus melalui penelitian, baru bisa memberikan komentar”, kata Halomoan.
Namun begitu, Ia berpendapat penyebab secara umum kemungkinan bisa dipengaruhi oleh penggunaan air di hulu yang tidak sesuai. Akibatnya, suplai air dari sumber atau sungai akan berkurang.
“Kalau hal dasar aku tidak bisa komen. Karena seperti saya katakan tadi harus melalui penelitian.
Semua harus melakukan penelitian, makanya bahasa saya memakai kata kemungkinan”, sambungnya.
Di akhir, Halomoan juga berpesan agar masyarakat yang tinggal di sekitar Danau Toba agar menjaga kelestarian lingkungan. Ia juga berharap agar masyarakat mau terlibat dalam program penanaman pohon dengan kesadaran agar debit air di lingkungan tetap terjaga”, tutupnya.
(Evendy/RB)