Detikkasus.com | Apa cita citamu? Pertanyaan yang sejak kecil dari mulai anak-anak belajar berbicara sampai remaja, mereka akan disuguhkan pertanyaan berulang ini. Saya, anda atau mungkin orang lain di luar sana, setiap orang memiliki cita cita. Entah ia mampu meraihnya atau tidak.
Ketika waktu SD dulu saya bertanya kepada guru saya. Tentang cita-cita apa dan pekerjaan apa yang paling mulia dan banyak pahalanya dan disenangi banyak orang?. Jawabannya hanya satu yaitu Guru. Dan kata-kata sang guru itupun telah saya sematkan dalam diri saya, seorang Sarjana Pendidikan alias guru. Saya benar-benar jatuh cinta kepada profesi guru.
Awalnya saya memang sadar pasti banyak orang yang bertanya tanya mengapa saya lebih memilih menjadi guru dari sekian banyak pilihan. Namun hal ini sudah jadi jawaban yang sesuai apa yang saya ungkapkan diawal. Saya tidak hanya ingin menjadi seorang pendidik tapi saya juga ingin bisa menjadi teman juga untuk anak didik saya nanti.
Perkenalkan nama saya Fegi Bani Safitri adalah Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang cita-cita saya sejak saya bertaya kepada guru saya waktu di sekolah dasar jika pekerjaan yang paling mulia adalah guru lalu saya ingin menjadi Guru, alasan saya ingin menjadi Guru adalah ingin membantu orang yang tidak mampu untuk bersekolah, sedangkan ayah saya hanya tamatan SMP beliau seorang pegawai swasta dan ibu saya seorang ibu rumah tangga, itulah yang menyebabkan saya ingin menjadi Guru dan menjadi orang yang sukses.
Setelah saya menjadi bagian dari Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang di prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, saya mempunyai kesempatan untuk belajar berbahasa yang baik dan benar. Saya sendiri juga masih belepotan dalam tata bahasa namun di situlah jalan saya untuk belajar. Untuk menjadi seorang Guru, saya harus rajin dan giat dalam belajar. Guru adalah pekerjaan yang mulia. Semua menjadi manusia yang berguna dengan adanya seorang guru. Guru juga disebut dengan pahlawan tanpa tanda jasa. Mungkin tanpa adanya guru saya tidak mengerti huruf dan angka, juga tidak bisa menulis, berhitung dan membaca.
Apapun yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengajarkan banyak ilmu harus kita hargai dan hormati. Manfaat yang didapat dari seorang siswa ketika ia sangat menghormati guru mereka akan sangat mudah menerima ilmu yang diberikan oleh seorang guru.
Jika saya adalah seorang guru, saya adalah pelaku perubahan. Merubah dari yang tidak tahu menjadi tahu. Membentuk jiwa yang bermental kuat dan berkarakter yang mulia. Merubah pola pikir ke arah kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu guru harus peka dan tanggap terhadap berbagai perubahan, pembaruan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sejalan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Di sinilah tugas guru semestinya harus senantiasa mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pendidikannya hingga apa yang diberikan kepada peserta didiknya tidak lagi terkesan ketinggalan zaman. Bahkan tidak sesederhana itu, ciri guru yang ideal di era milenial seperti saat ini perlu tampil sebagai pendidik, pengajar, pelatih, inovator dan dinamisator sekaligus dan integral dalam mencerdaskan anak didiknya.
Bila saya lulus kuliah nanti saya ingin menjadi seorang guru yang sabar dan berhati mulia, dan saya ingin mempunyai sekolah gratis bagi anak-anak yang kurang mampu. Saya ingin membantu mereka mewujudkan cita-cita mereka yang mulia. Saya sangat merasa senang bisa bermanfaat bagi sesama. Bangsa Indonesia akan maju dan besar bila mempunyai generasi yang pintar dan cerdas, oleh karena itu pendidikan harus bisa dirasakan bagi semua anak Indonesia agar tidak tertinggal oleh negara lain. Saya juga ingin membangun Bangsa dan mengisi kemerdekaan Indonesia dengan menjadi seorang guru. Saya ingin mencerdaskan semua anak Indonesia agar mereka semua juga membangun dan mengisi kemerdekaan.
Impian itu akan terus ada tidak akan pernah berhenti dan akan terus bertambah. Jika memang saya bisa mendirikan sebuah sekolah gratis. Saya ingin membuat anak-anak didik saya yakin bahwa dunia akan selalu tersenyum kepada mereka dan akan selalu menerima mereka apa adanya. Saya juga ingin anak didik saya memiliki kemampuan iptek dan akhlak yang baik. Saya juga ingin agar anak didik saya tidak pernah puas dengan prestasi-prestasi yang pernah ia raih. Saya juga ingin agar anak didik saya selalu rendah hati.
Saya teringat pesan guru saya matematika waktu di Sekolah Menengah Pertama beliau bernama Romo Agus, beliau berkata dengan bahasa jawa “Cara ngajar luwih penting tinimbang materi sing diajukake, penampilan guru luwih penting tinimbang cara ngajar, nanging atine lan moral guru luwih penting tinimbang penampilan guru”.
Saya sangat menghormati dan menghargai semua guru saya, walaupun setiap guru mempunyai karakter yang berbeda saat mengajar. Saya selalu menjadikan guru-guru sebagai motivasi dan penyemangat dalam belajar ataupun untuk meraih cita-cita saya yang ingin menjadi seorang guru.
Saya sangat bangga dengan semua guru saya, tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Ibu guru saya. Yang telah mengajarkan dan membimbing saya dengan sabar, sehingga kelak saya menjadi seorang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Jika saya memang ditakdirkan menjadi guru,saya ingin semua impian yang saya tulis ini menjadi kenyataan. Saya tidak ingin bila impian saya tidak terwujud. Saya akan berusaha mewujudkan dengan berusaha daagar impian saya menjadi kenyataan.
Fegi Bani Safitri
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang