Detikkasus.com | Kota Jambi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Jambi pada 2017 menurun dibandingkan 2016. Hal ini disampaikan oleh M Fauzi, Pjs Walikota Jambi pada paripurna penyampaian LKPJ Walikota Jambi tahun anggaran 2017 di gedung DPRD Kota Jambi, Kamis (29/3).
Disampaikan M Fauzi bahwa pada Tahun 2017, total realisasi pendapatan Kota Jambi secara keseluruhan mencapai 1,43 Triliun rupiah lebih. “Jika dibandingkan dengan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2016, maka Total Realisasi Pendapatan Kota Jambi mengalami penurunan sebesar 8,39% atau turun 131 Miliar rupiah lebih,”ujarnya.
Adapun Penerimaan dari masing-masing Pos Pendapatan tersebut meliputi Realisasi PAD dari Pajak, Retribusi, dan Iain-lain mencapai 336,25 Miliar rupiah, meningkat 16,9% dari realisasi tahun 2016 sebesar 287,56 MiIiar rupiah, bertambah 48,68 Miliar rupiah.
Realisasi Pendapatan Transfer dari pemerintah pusat berupa Dana Perimbangan adalah sebesar 1,01 Triliun rupiah Iebih, menurun 13,9% dari realisasi tahun 2016 sebesar 1,17 Triliun rupiah, atau berkurang 164,85 Miliar rupiah.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, berupa Hibah, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Iainnya, dan Dana Penyesuaian
Otonomi Khusus secara total terealisasi sebesar 90,29 Miliar rupiah lebih.
“Kita tahun ini melalui dinas terkait akan mencari beberapa sumber yang bisa meningkatkan PAD Kota Jambi. Ada beberapa sektor yang akan kita genjot nilai PADnya,”ujar Fauzi yang ditemui usai paripurna.
Sementara itu menurut M Nasir, Ketua Dprd Kota Jambi menilai bahwa untuk PAD Kota Jambi mengalami penurunan, sebenarnya sudah menampakkan hasil yang baik. Yakni kenaikan dari tahun sebelumnya. “Kalau yang menurun itukan dari beberapa sumber diluar Pendapatan asli daerah seperti bagi transfer dari pusat,dana bagi hasil dan lainnya,”ujarnya.
Nasir meminta agar tahun 2018, sumber pendapatan kota Jambi agar bisa lebih meningkat dengan menggenjot beberapa sektor pajak. “Intinya kita minta agar pendapatan asli daerah bisa lebih baik karena inikan juga untuk masyarakat dan manfaatkan kembali dirasakan oleh masyarakat,” (ita).