Kedatangan Ketua MA ( Mahkamah Agung ). RI Mengagumi Keindahan Banyuwangi – Reporter Detik Kasus Jawa Bali – Teddy.Sh.a.
BANYUWANGI, Detikkasus.com – Senin, 24/07/2017. Begitu menginjakkan kaki turun dari pesawat, menuju Ruang Kedatangan vvip. Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Muhamad Hatta Ali. Sh.mh.hum. Berdecak kagum melihat ke indahan Kota Banyuwangi, ucapan yang dilontarkan. .. ‘Banyuwangi luar biasa’. Begitu kata yang diucapkan oleh Ketua Mahkamah Agung RI, Muhamad Hatta Ali.
Kesan pertama, saat tiba di Bumi Blambangan ia merasa takjub akan keindahannya. Sehingga tak salah jika dirinya memilih Banyuwangi sebagai tempat pertemuannya. Bahkan, ini secara nyata sebagai kontribusi untuk mengembangkan daerah-daerah potensial baru.
“Kita ingin acara ini tidak sekadar penyerahan sertifikat dan pembinaan hakim saja, tapi juga memiliki manfaat bagi daerah yang menjadi tuan rumah. Ada perputaran ekonomi yang positif bagi warga,” ungkap Hatta, Senin (24/7/2017).
Banyuwangi, ungkap Hatta, merupakan daerah yang memiliki prospek tinggi dalam bidang pariwisata. Selain itu, juga mempunyai kinerja pembangunan yang cukup baik. “Pak Bupati ini sama-sama alumni Airlangga. Jadi saya bangga sebagai kakak memiliki adik seperti Pak Bupati ini. Cerdas dan berhasil mengembangkan daerahnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata Hatta, dirinya lebih terkesan saat melihat langsung sejumlah bangunan berarsitektur unik, seperti terminal Bandara Blimbingsari dan pendopo kabupaten. Bangunan-bangunan itu bisa menjadi ikon daerah (landmark) untuk menggaet wisatawan.
“Saya apresiasi pembangunan di Banyuwangi yang pesat. Semoga terus sukses dan maju. Saya terkesan dengan pembangunan bandara yang di tempat lain tidak ada. Karena saya lihat di tempat lain itu semua pakai kaca. Di sini, anginnya segar, tanpa harus menggunakan AC,” ujar Hatta.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengucapkan terima kasih atas kepercayaan MA menggelar pertemuan skala nasional di Banyuwangi. Saat ini, Banyuwangi mengembangkan wisata MICE (Meeting, Incentife, Conference, Exbition) untuk melengkapi wisata alam dan budaya yang telah dikembangkan.
Di Banyuwangi telah berdiri hotel-hotel berbintang dengan ruang pertemuan berkapasitas besar. Misalnya, ada hotel yang punya ballroom berkapasitas lebih dari 1.200 orang. Total jumlah kamar lebih dari 3.000 unit. Saat ini, tiga hotel berbintang juga dalam proses konstruksi.
Anas mengatakan, sektor MICE sudah saatnya dilirik mengingat potensinya yang sangat besar. Sektor MICE memiliki multiplier effect, mulai dari event organizer, katering, transportasi, properti, hotel, UMKM suvenir, florist, pelaku kesenian, hingga biro perjalanan wisata.
“Orang sepertinya cuma rapat atau seminar, tapi perputaran ekonominya gede banget. Hampir tiap tiga bulan, BUMN/swasta dan instansi pemerintah bikin rapat yang selama ini tersedot ke Bali, Jakarta, Surabaya saja. Maka Banyuwangi membidiknya. Alhamdulillah, kian banyak BUMN, swasta, kementerian yang bikin acara di sini,” kata Anas.
Penerbangan langsung dari Jakarta dan Surabaya, dua kota terbesar di Indonesia, juga memberi dampak lain bagi Banyuwangi. Karena, tentunya bisa lebih mudah menggaet calon wisatawan MICE. “Tentu harga di Banyuwangi lebih kompetitif ketimbang Bali dan Surabaya. Itu salah satu keunggulan,” ujar Bupati Anas . ( TED ).