BANTAENG, detikkasus.com – Keprihatinan sebagai anak desa melihat tanah kelahirannya yang kesulitan untuk memperoleh lahan yang bisa dijadikan lokasi pekuburan umum, menjadi cerita tersendiri bagi masyarakat yang hidup dengan mengandalkan bertani.
Selama bertahun-tahun kondisi sulitnya memperoleh lahan pekuburan, hanya bisa menghiasi kehidupan rakyat desa Mappilawing. Hal ini kemudian menjadi salahsatu inspirasi dan obsesi, Muhammad Asri, seorang pemuda desa sederhana yang kemudian ditakdirkan memimpin Desa Mappilawing enam tahun ke depan periode 2017-2023.
Muhammad Asri, Alumni SMK Negeri I Bantaeng ini, berkisah betapa sulitnya rakyat Mappilawing ketika ada anggota keluarganya yang meninggal. Dalam kondisi tersebut, tidak banyak warga yang berpikir keras mencari solusi lahan pemakaman.
“Dalam keadaan seperti itu, maka tidak sedikit warga harus mrelakan lahannya untuk mengubur keluarganya yang meninggal. Dan kondisi masih berlangsung sampai sekarang,” ungkap Kades yang murah senyum ini kepada Nuansaterkini.com, beberapa saat usai dilantik jadi Kepala desa.
Muhammad Asri yang bertarung dengan lima calon kades lainnya termasuk incumbent berhasil meraih suara terbanyak dengan mengantongi suara dukungan sebesar 416 suara dari 1.100 lebih wajib pilih warga Desa Mappilawing yang menggunakan hak suaranya.
Selain pengadaan lahan pekuburan yang menjadi prioritas program kerjanya, Muhammad Asri, juga akan mengupayakan pembelian lahan untuk dijadikan aset desa. Tujuannya, lahan tersebut nantinya diharapkan dapat dikelola warga desa dalam rangka meningkatkan Pendapatan ekonomi masyarakat Desa Mappilawing.
“Insya Allah apa yang kami programkan ini juga tertuang dalam visi dan misi saya dalam rangka memajukan Desa Mappilawing yang kami cintai. Saya optimis dengan dukungan dan kebersamaan masyarakat program dan cita-cita ini dapat terwujud,” ungkapnya.
Namun yang terpenting saat ini, imbuh Kades Mappilawing, dalam program kerja 100 hari ke depan, pihaknya berkewajiban menyatukan warga Desa Mappilawing yang sudah terkotak-kotak karena perbedaan pilihan politik.
“Masyarakat Desa Mappilawing harus kembali bersatu dan kuat. Perbedaan pilihan dalam politik itu sudah biasa. Tapi ukhuwa dan silaturrahmi wajib terus dijaga dan terjalin dengan baik,” ujarnya.(*)