BATU, detikkasus.com – Selasa 7 November 2017, Melejitnya Kota wisata Batu dari kurun waktu hampir delapan tahun berjalan ini, masih banyak yang harus di benahi di sektor pemerataan perekonomian secara luas di kota Batu.
Karena masih banyak terdapat warga Kota Batu yang masih jadi penonton,serta menikmati hanya hasil kemacetan di jalan-jalan hingga masuk perkampungan di kala musim liburan panjang.
Hal semacam ini juga berimbas pada sektor para pedagang makanan dan minuman terdapat di area BTC ( Batu Trend Center) berada di Jln. Kartini, dengan variasi daganganya seperti, Makanan, minuman, baju-baju, sofenir Oleh-Oleh Kas Kota Batu, mainan serta kantor jasa pelayanan tiket, masih banyak lagi yang kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, “kata Slamet sebagai penjual Mie Pangsit yang masih tetap bertahan sampai 2 tahun lebih biarpun kondisi BTC seperti kuburan”nurut bahasanya.
Jika di lihat secara pasti jumlah pedagang di dalam komplek BTC mencapai 200 stand yang sudah tidak aktif buka maupun jualan.
Kata”Slamet harusnya Pemkot Batu harus benar-benar memberikan dorongan maupun dukungan terhadap pengelola BTC, karena tempat ini merupakan penopang dan bisa menambah devisa pajak Kota Batu, jika benar-benar di kelola bersama.
Paska Dirut BTC bermasalah dengan hukum pada sekira tahun 2014 silam, maka dampak pengelolaan BTC terasa oleng dan seluruh pedagang di waktu itu, yang sudah merasa jadi anggota BTC, tidak bisa meneruskan bayar anggsuran Stand,dengan sistim pembayaran harian tunai 25 ribu hingga sampai 50 ribu/ stand nya “urai Slamet.
Siapa yang bertanggung jawab seperti ini, karena hal ini masalah perut,jika di tunda terus menerus semua pedagang keluarganya bisa jadi kelaparan, Menyikapi hal ini, akirnya seluruh pedagang BTC melakukan gelar daganganya pada seputar Alun -Alun Batu, yang acap kali di operasi oleh Satpol PP”pungkas Slamet, pada Reporter detikkasus.com Heru Iswanto. (wanto).