Indonesia-Jawa-Timur-Kabupaten-Bondowoso, Detikkasus.com – Puluhan karyawan RS swasta Kusuma Bhakti Bondowoso yang terdiri dari perawat dan bidan, melakukan unjukrasa di halaman kantornya. Mereka menuntut menejemen agar memperhatikan nasibnya.
Semenjak rumah sakit tidak aktif melayani pasien, semua karyawan tidak pernah menerima gaji dari pihak pengelola.Selain itu, karyawan yang sudah mengabdi puluhan tahun tersebut mempertanyakan kebijakan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, kebijakan UMK dan standar pelayanan kesehatan.
Menurut koordinator unjukrasa, Hastono mengatakan, tujuan unjukrasa ini adalah gerakan untuk menuntut hak-hak karyawan yang sudah mengabdi puluhan tahun. Sebab, selama ini hak-hak tersebut tidak pernah diberikan kepada karyawan.
“Hak kami yang tidak diberikan,diantaranya, hak gaji, pesangon dan UMK, karena pengabdian kami sudah mencapai 30 tahun, tapi kami tidak digaji sesuai UMK, “katanya Selasa, (24/10/2017)di depan RS Kusuma Bhakti.
Hastono juga mengaku, sebelum melakukan unjukrasa, pihak karyawan sudah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Namun, samasekali tidak ada tindak lanjutnya, sehingga karyawan melakukan aksi,
“Aksi ini, akan dilanjutkan ke DPRD, agar pihak DPRD turut serta memfasilitasi apa yang menjadi keluhan kami, karena selama ini dari pihak Dinas Tenaga Kerja tidak pernah melakukan sosialisasi kepada kami, hanya terbatas kepada menejemen, ” ujarnya.
Para pengunjuk rasa menjelaskan, gaji yang diterima karyawan selama satu tahun tersebut hanya dibawah satu juta, tidak sesuai dengan UMK sebesar Rp1,4 juta lebih. Bahkan, karyawan pernah digaji, Rp75 ribu hingga Rp300 ribu perbulan,
“Padahal kami sudah bekerja sesuai dengan standar operasi prosedur (SOP). Jadi kejadian ini sangat menyedihkan, dan kami tetap menuntut pengelola rumah sakit untuk bertanggung jawab atas nasib kami selama ini, “jelasnya.
Lebih lanjut Hastono, sebelumnya sudah melakukan pertemuan dengan pihak pengelola rumah sakit. Namun, pihak pengelila selalu mengatakan tidak punya uang untuk menggaji karyawan,
“Jadi, jawaban yang disampaikan pengelola sangat tidak profesional, dan ada indikasi mau lepas tangan, “tegasnya.
Hingga saat ini, rumah sakit yang menjadi klinik buka tutup. Pada bulan September kemarin memang sempat tutup, tapi untuk bulan Oktober ini dibuka lagi. Namun, karyawan tidak bisa bekerja maksimal, karena peralatan medis sudah tidak ada, dan dibawa oleh pemilik Rs Kusuma Bhakti,
“Jadi kami tidak bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tidak ada alatnya. Maka dari itu, kalau memang RS ini mau ditutup total, tolong segera selesaikan kewajiban perusahaan kepada karyawan, “keluhnya.
Ditempat terpisah, Direktur RS Kusuma Bhakti, dr. Yusdeni, berharap kepada pengelola agar dapat memberikan jalan yang terbaik kepada karyawan, sehingga polemik ini tidak berkepanjangan.
Solusi terbaiknya,kata Yusdeni, jika RS Kusuma Bhakti itu ditutup, karyawan harus mendapatkan hak-haknya, termasuk juga hak-hak dari Yayasan. Namun, jika kemudian RS itu dibuka lagi, maka harus dibentuk dengan menejemen yang baru yang lebih profesional, “Apalagi Bondowoso masih membutuhkan rumah sakit Kusuma Bhakti, “ujarnya.
Yusdeni juga mengaku tidak bisa berbuat banyak terhadap tuntutan karyawan, karena ia sudah mengundurkan diri dari Direktur RS Kusuma Bhakti, sehingga ia menyerahkan sepenuhnya kepada pemilik rumah sakit,
“Harapan saya, semoga pihak karyawan dan pemilik rumah sakit bisa bertemu dan berdialog untuk membicarakan persoalan, tentunya saling menguntungkan kedua belah pihak, ” harapnya.(yus).