BASIS PARTAI DENGAN PRESHOLD 20% BERHADAPAN DENGAN POLITIK IDENTITAS DAN FORMING ATTITUDES SECTORAL.
Pilihanmu adalah karaktermu. Pilihan baju, hape, kacamata, potongan rambut, sepatu, sandal, celana, yakni segala aksesoris dan hand properti pilihanmu yang kamu pakai menunjukkan karaktermu. Berkaitan dengan disahkannya UU Pemilu tahun 2017 yang mau tidak mau akan berdampak pada pemetaan Pilkada 2018 walaupun UU Pemilu ini untuk pemilihan umum serentak 2019. Secara fundamental merubah peta suara dan berdampak pada perolehan kursi DPR RI, walaupun secara kasat mata tidak jauh seperti kekuatan Pemilu 2014. Ditambah dengan menguatnya politik identitas dan mengakarnya perilaku sektoral dengan kewenangan otonomi daerah yang berpaham pada desentralisasi, yang bahkan pemerintahan desa punya kekuasaan menganggarkan dan mengelola sendiri keuangan desa
Dalam sistem interaksi sosial kita menggunakan psikologi sosial sebagai standar analisis bagaimana perilaku antar anggota-anggota masyarakat membentuk karakter umum masyarakat setempat. Berkaitan pilihan kecenderungan secara umum dalam berpakaian serta pilihan umum aksesoris dan hand properti, membentuk sikap masyarakat sebagai kesimpulan akhir pilihan yang dibangun dari karakter masyarakat umumnya.
Apakah sosial imitasi atau rekayasa sosial dengan treatment tertentu, semacam memutus arus informasi dari sisi yang tidak diharapkan, lalu membanjiri informasi dari sisi yang diharapkan akan mempengaruhi sikap masyarakat dalam menentukan pilihan? Yang harga pembiayaan atau ongkos/cost dan exspanses/beban sangat tinggi untuk mencapai target revenue. Maksudnya cara sosial imitasi kalau dalam kalkulasi ekonomis perlu ditinggalkan cara-cara tersebut, sebab sulit mengukur deviden atau bahkan mengembalikan modal saja sangat lama. Tidak ekonomis, efesien, dan efektif dengan tenaga/energi/modal yang dikeluarkan tidak sesuai hasil.
Metode sosial imitasi atau rekayasa sosial sebagaimana dilakukan oleh tim kampanye atau divisi branding-marketing masih berlaku dengan blocking area atau melokalisir tempat kejadian, tapi dalam sekup kecil atau sasaran konsumen pemula (pemilih pemula, lih politik). Bahkan dengan cara membentuk mesin politik atau tim penggerak yang sangat potensial menguasai konsumen langganan (pemilih sektoral, strata, diferen) masih efektif cara-cara sosial imitasi atau rekayasa sosial.
Politik identitas dimana pola masyarakat secara pemikiran dan tingkah laku tidak bisa dengan pendekatan sosial imitasi atau rekayasa sosial untuk merubah sikap pilihan. Sebab berkaitan prinsip-prinsip, nilai, serta norma yang bisa dikatakan tentang ideologis yang sangat sulit untuk dirubah. Ditambah dengan lingkungan iklim pemerintahan yang mempengaruhi pola masyarakat umum sudah membumi sistem desentralisasi, dengan prakteknya otonomi daerah maka politik identitas itu semakin mengakar dan kuat.
Perilaku pemilih dalam menentukan sikap pilihan bagi partai peserta Pilkada serentak dan Pemilu serentak dengan kondisi situasi sosial diatas serta kondisi lingkungan desentralisasi harus mengkaji ulang strategi usang dan taktik basinya di dua event pemilihan kepemimpinan pemerintahan ini. Formulasi, konsepsi, serta mindset-ing para pakar pemenangan partai atau bidang pemenangan pemilu sebuah partai harus berubah, memulai membangun pemikiran dengan pandangan diatas. Sebab, jika tidak-maka strategis dan taktik akan sia-sia sebagaimana disampaikan diatas, serta tindak lanjut dari kesimpulan aksi pemenangan tidak tepat guna. (Akmal).