Malang | detikkasus.com – Pemberian materi oleh mahasiswa PMM kelompok 44, Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini bertujuan untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di SMP 1 Socah, yang dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2024, dengan harapan dapat membawa inovasi dan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah SMP 1 Socah, Desa Keleyan, Kec. Socah, Kab. Bangkalan. Dalam kegiatan ini, mahasiswa memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui inovasi yang dapat diimplementasikan langsung di kelas maupun lingkungan sekolah.
Kelompok ini terdiri dari Heny Meilidiawati, Zulfa Aulia Mufida, Della Fernanda Puspita Putri, dan Karina Tri Wahyuliana yang berasal dari program studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang dengan Bapak Frendy Aru Fantiro, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
Sebagai bagian dari program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM), mahasiswa memiliki kesempatan untuk terjun langsung ke masyarakat dan memberikan kontribusi. Salah satu bentuk kontribusi tersebut adalah sosialisasi tentang Anti-Bullying, sebuah isu yang semakin relevan di berbagai kalangan, termasuk di lingkungan pendidikan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di sekolah lokasi PMM, ditemukan bahwa masih banyak siswa yang belum memahami sepenuhnya apa itu bullying, bagaimana bentuknya, serta dampak buruknya.
Bagaimana kita bisa mengetahui jika pendekatan edukasi bullying kita benar-benar berhasil? Untuk mengatasi permasalahan bullying di sekolah, diperlukan pendekatan yang menyeluruh, termasuk edukasi untuk siswa, pelatihan untuk guru serta kebijakan yang tegas dan dukungan yang konsisten untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif. Oleh karena itu kami Mahasiswa PMM Universitas Muhammadiyah Malang Gelombang 1, Kelompok 44 tahun 2024 merasa perlu melakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada Masyarakat dengan melaksanakan kegiatan Membangun Budaya Anti-Bullying di SMP 1 Socah.
Edukasi bullying adalah proses memberikan informasi, pemahaman, dan kesadaran kepada Siswa SMP 1 Socah mengenai apa itu bullying, jenis-jenisnya, dampak negatif yang ditimbulkannya, serta cara mencegah dan menangani kejadian bullying. Melalui program edukasi bullying, siswa diajarkan pentingnya empati, menghargai perbedaan, dan bagaimana bersikap sebagai teman yang baik. Edukasi ini juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai saling menghormati, di mana setiap individu diperlakukan dengan baik dan adil tanpa diskriminasi atau prasangka. Selain itu, dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghormati hak dan perasaan orang lain, diharapkan akan tercipta lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua individu, di mana setiap orang merasa diterima, didukung, dan bebas dari ancaman atau intimidasi.
Para siswa menunjukkan kepedulian mereka dengan tanda tangan di papan stop- bullying
Tanda tangan ‘Stop Bullying’ adalah sebuah simbol atau aksi dukungan yang menyatakan komitmen siswa dan guru untuk melawan dan menghentikan segala bentuk bullying. Dalam tanda tangan ini, seseorang menyatakan dirinya sebagai agen perubahan yang peduli terhadap isu perundungan. Tanda tangan ini dibubuhkan dalam acara kampanye dan kegiatan sosialisasi anti-bullying, disertai dengan pesan-pesan yang mengedepankan nilai-nilai kesetaraan, empati, dan perdamaian. Tanda tangan tersebut juga menjadi simbol solidaritas dan dukungan terhadap korban bullying, sekaligus pernyataan sikap menolak segala bentuk kekerasan, baik verbal, fisik, maupun sosial
Dengan demikian, kita tidak hanya berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan siswa, tetapi juga mendukung terciptanya budaya positif yang mengutamakan penghargaan dan perlindungan terhadap setiap individu di sekolah.
Satu tanda tangan, seribu harapan. Hentikan bullying, mulai dari diri kita. #BersamaMelawanBullying
Penulis : PMM UMM Kelompok 44 Gelombang 1