Terkesan Tipis “Layaknya Gorengan Tempe, Bahkan Sudah Berlubang-Lubang” Serta Rabat Beton Bahu Badan Jalan Menuju Ke alur Buaya, “Layaknya Seperti Ular Sanca Dan Juga Ada Yang Tebal Juga Ada Yang Tipis”.
Langsa |Detikkasus.com -Sungguh sangat luar biasa yang telah dikerjakan oleh pihak rekanan kontraktor alias pemborong, dugaan pantauan wartawan bersama dari pihak pengurus bidang biro investigasi monitoring & intelijen (IMI) lembaga badan peserta hukum reclasseering indonesia (L.BPH.RI) untuk negara & masyarakat presidium pusat di wilayah kerja (wil-ker) daerah provinsi aceh.
Hasil yang telah dikerjakan pengerasan badan jalan, yang berlokasi tepatnya. Seputaran desa gampong gedubang aceh. Terkesan tipis-tipis “layaknya gorengan tempe saja, bahkan kini terpantau sudah berlubang-lubang”. Serta pula pekerjaan yang sedang berlangsung dikerjakan itu, rabat beton bahu badan jalan menuju ke alur buaya.
Tepat persisnya di seputaran perkebunan sawit. ” Layaknya seperti ular sanca, dan juga ada yang tebal juga ada yang tipis.” Disinyalir asal jadi jadi saja, berasal proyek penyaluran apbn pusat di jakarta. Sesuai pantauan kembali oleh kalangan sejumlah wartawan media online nasional di aceh ini, dari segi tampilan secara publik plang papan proyek itu. Dengan terbatas tulisan sedikit tertutup plang proyek asal apbn tersebut, menyebutkan. Republik indonesia, kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
Direktorat jendral bina marga, balai pelaksanaan jalan nasional aceh. Satuan kerja pelaksana jalan nasional wilayah, tidak jelas dan tertutup. Pejabat pembuat komitmen 15 provinsi aceh, selanjutnya tertutup oleh gapura tulisan itu. Nama proyek, peningkatan jalan simpang (sp). iV keude rambe – trom. Nomor kontrak, hk.02.03/Bb.1.PJN.I/43/apbn/2023. Lokasi paket, desa gedubang aceh kota langsa. Nilai kontrak, Rp.17,648. 000, 000.- waktu pelaksana, 60 (enam puluh) hari kalender. Sumber dana, apbn. Kontraktor, pt sarang mas murni. Konsultan supervisi, pt bintang inti rekatama kso pt tunggal consultant.
Dalam pantauan kalangan sejumlah wartawan media online nasional di aceh ini, tergabung bersama dari pengurua bidang biro IMI L.BPH.RI untuk negara & masyarakat presidium pusat wil-ker aceh. Kemarin 28/12/2023, sekitar pukul.12.43.wib. Diduga tanpa ada pun, yang terpantau dari pihak kantor dinas kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Atau pun dari pihak direkrorat jendral bina marga di jakarta, dan juga mewakilinya dalam pengawasan proyek yang di kerjakan itu.
Ironisnya lagi, ketika kalangan sejumlah wartawan media online nasional di aceh ini. Bergabung dengan pihak pengurus bidang biro IMI L.BPH.RI aceh, mencoba menemui beberapa dari pihak pekerja proyek itu. Saat di tanyai atau di konfirmasi dengannya mereka itu, siapa pihak dari pengawas proyek tersebut. Yang sedang dalam pekerjaan ini, tidak lama kemudian. Beberapa pekerja buruh kasar itu, yang jati dirinya tidak ingin disebutkan secara publik.
Langsung berceloteh, mengatakan. “Kalau pengawasnya dari pihak proyek ini, baru saja di sini. Dan langsung mengarah ke bawah lintas keluar menggunakan rompi berwarna hijau serta kenderaan sepeda motornya jenis supra, bapak terus saja ke arah turun keluar. Pasti bertemu dengan pengawas itu,” katanya dengan singkat. Sewaktu itu juga sekitar pukul.12.48.wib.
Berlanjut pula, bertujuan ingin menanyai (berkonfirmasi) kenapa hasil yang di.kerjakan pengerasan badan jalan di seputaran desa gedubang aceh itu. Terpantau kini sudah berlubang-lubang, beserta tipis-tipis “layaknya gorengan tempe saja”, ditambah lagi. Dugaan hasil pengecoran yang dikerjakan oleh pihak kontraktor rabat beton bahu badan jalan tersebut, diduga pula kembali. “Layaknya ular sanca, juga layaknya ada yang tebal dan ada yang tipis” pantauan dari aspal badan jalan itu.
Sekelang beberapa menit kemudian, kalangan sejumlah wartawan media online nasional di aceh ini. Tergabung dengan pengurus bidang biro IMI L.BPH.RI aceh, langsung menelusuri pihak pengawas itu. Apa yang telah disebutkan beberapa pekerja proyek buruh kasar tersebut, ternyata bertemu sekitar pukul.13.00.wib. Diduga masing-masing pengawas proyek itu, tidak mengenalkan jati diri mereka sewaktu di tanyai alias di konfirmasi dengan mereka.
Malah, saat di tanyai. Siapa pihak pelaksana perusahaan kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut, salah satu seorang pengawas dari orang kepercayaan pihak rekanan kontraktor itu. Mengokentari dengan singkat, “proyek ini. Rekanan pelaksananya alias kontraktornya, adalah grup dari abad jaya. Kalau orang kepercayan yang mewakili grup perusahaan itu, kami tidak tau siapa.” Tuturnya, menimpali cetusan ulasan ceritanya itu.
Dugaan kembali, siapa pun yang perwakilian pihak rekanan perusahaan kontraktor itu. Diduga tidak jelas, dan juga kurangnya pengawasan secara ketat. Serta diduga tidak pernah terpantau di lapangan lokasi proyek tersebut.
(Jihandak Belang/TR.25/Team)