Detikkasus.com |JATENG & DIY
SEMARANG-Lembaga Investigasi Negara (LIN) DPC Kota Semarang melaksanakan rapat koordinasi bertempat di Markas Komando Lembaga Investigasi Negara Jalan Bubakan Semarang, jumat (21/10/2023)
Menyikapi dan memantau perkembangan tahun politik jelang pemilu 2024 sudah terlihat semakin hangat, dengan sudah diumumkan calon presiden dan wakil presiden, para pendukung tampak sudah mulai aktif di berbagai hal mulai pemasangan spanduk, baliho dan informasi Sosmed yang terkesan saling menjatuhkan lawan politiknya.
Lembaga Investigasi Negara (LIN) tidak tinggal diam menyikapi kondisi saat ini.
Pemilihan umum (Pemilu) 2024 merupakan pesta demokrasi yang harus diwujudkan secara aman dan damai. Kesuksesan acara tersebut tidak hanya bergantung pada Pemerintah dan institusi penyelenggara Pemilu semata, namun juga pada masyarakat Indonesia secara umum.
Pemilu adalah ajang di mana rakyat memilih sendiri presidennya, juga anggota legislatif. Pemilu berlangsung dengan meriah. Terlebih ketika rakyat bisa mencoblos gambar calon presiden (Capres) sendiri, setelah pada Orde Baru hanya bisa memilih partai, sementara presidennya tidak pernah berganti.
Namun sayangnya setelah gerbang reformasi dibuka dan warga negara Indonesia boleh memilih pemimpinnya sendiri, ada potensi terjadi kekacauan sosial. Di mana para pendukung calon A bertikai dengan calon B, calon C, dan seterusnya. Mereka juga bertengkar dengan terang-terangan di dunia maya, bahkan melakukan black campaign. Padahal hal ini jelas dilarang oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum).
Ketua Lembaga Investigasi Negara (LIN) DPC Kota Semarang Adi Setijawan, SH menyatakan bahwa
Pemilu harus berlangsung dengan damai karena masyarakat, khususnya warga Kota Semarang, berkaca dari pengalaman pemilu sebelumnya. Saat itu persaingan antar pendukung capres sangat sengit. Padahal sang tokoh biasa-biasa saja dan tidak ada gesekan satu dengan yang lain. Namun para pendukungnya ada yang cinta berlebihan sampai menjelek-jelekkan pihak lain.
Situasi makin runyam karena satu pihak menghina pihak lain dengan sebutan yang kurang pantas. Mereka melakukan black campaign di media sosial dan membuat tagar (hashtag) khusus. Peperangan ini tentu membuat rasa tidak nyaman bagi pengguna media sosial lain. Penyebabnya karena mereka terlalu fanatik.
Oleh karena itu kami ikut menghimba kepada seluruh lapisan masyarakat, untuk mewujudkan Pemilu 2024 yang damai, Aman dan Kondusif. Jangan sampai situasi buruk beberapa tahun lalu terjadi kembali. Pemilu harus damai agar masyarakat bersatu-padu dan rela melihat siapapun presidennya, meski bukan jagoannya, ungkap Adi
(Red)