PONTIANAK I Detikkasus.com -, Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak sukses dalam menyelenggarakan kegiatan Pembinaan Pegawai dan Kuliah Umum. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Kabsubdit Ketenagaan Direktorat PTKI Dirjen pendis Kemenag RI, serta Guru Besar dari Univertsitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi pemateri utama. Selain itu juga hadir Rektor IAIN Pontianak, Para Wakil Rektor, Para Dekan, para Kaprodi, Dosen PNS dam DTB PNS serta mahasiswa S1 dan Pasca Sarjana IAIN Pontianak.
Kegiatan ini berlangsung di Aula Gedung A. Rani Mahmud IAIN Pontianak, para namasumber mennyampaian berbagai materi penting. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas pegawai di IAIN Pontianak.
Dr. H. Syarif, S.Ag., MA, selaku Rektor IAIN Pontianak, mengungkapkan pentingnya kegiatan ini dalam mendukung visi dan misi institusi. “pembinaan pegawai ini sangat penting supaya ada beriringan dengan visi dan misi saya sebagai rektor,” ungkapnya.
Dr. Ruchman Basori, M.Ag., selaku Kabsubdit Diktis Ditjend Pendidikan Islam Kemenag RI, menjadi narasumber utama dalam acara ini. Dalam penyampaiannya, beliau memberikan wawasan yang sangat berharga mengenai tiga hal penting.
Pertama, Dr. Ruchman Basori mengulas tentang bagaimana dosen seharusnya memikirkan karir mereka. Beliau menekankan bahwa pertimbangan ini bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kepentingan negara, mahasiswa, dan agama. Dr. Ruchman Basori juga menyoroti bahwa mencapai status guru besar bukan hanya prestasi akademik, tetapi juga akan berdampak positif pada kesejahteraan dosen.
Kedua, narasumber berbicara tentang pentingnya para dosen untuk mengantisipasi era 4.0 dan 5.0. Dalam dunia yang terus berubah dengan pesat ini, dosen harus mampu beradaptasi dengan teknologi dan inovasi terbaru. Hal ini akan memastikan bahwa pendidikan yang disampaikan tetap relevan dan bermanfaat bagi generasi mahasiswa yang semakin canggih.
Ketiga, Dr. Ruchman Basori membagikan pengalaman beasiswa, menekankan pentingnya pendidikan dan dukungan finansial dalam mencapai prestasi akademik. Beliau mengajak para undangan untuk tidak hanya mengejar gelar, tetapi juga pengetahuan yang mendalam.
Beliau juga menyoroti peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di masa depan, serta pentingnya mengelola keberagaman di lingkungan kampus. Dr. Ruchman Basori menekankan bahwa dosen perlu mampu berinteraksi dengan mahasiswa milenial saat ini dan menjalankan tugas dan fungsi utamanya, yang terbagi dalam dua pijakan utama, yaitu tri dharma perguruan tinggi dan Beban Kerja Dosen (BKD).
Narasumber yang kedua, Prof. Dr. Abdul Mujib, M.A., seorang cendekiawan terkemuka, telah memberikan wawasan berharga kepada para dosen dan mahasiswa IAIN Pontianak. Beliau membuka presentasinya dengan memberikan motivasi kepada para mahasiswa, dengan harapan agar mereka dapat sukses dalam lima aspek penting.
Beliau mengajak mahasiswa untuk menjalani kuliah tepat waktu, meraih prestasi terbaik, berusaha mendapatkan beasiswa, menciptakan karya monumental, dan membangun jaringan relasi yang kuat. Ini merupakan langkah-langkah kunci menuju kesuksesan akademik dan karir.
Selanjutnya, dalam materi utamanya, Prof. Dr. Abdul Mujib, M.A. mengangkat tema “Integrasi Ilmu Sebagai Paradigma Pengembangan Akademik dan Kelembagaan IAIN Menuju UIN Pontianak.” Dalam presentasinya, beliau membahas sejumlah aspek yang sangat relevan dengan perkembangan IAIN Pontianak:
Membrending IAIN Pontianak: Beliau menyoroti pentingnya membangun citra positif dan pemahaman yang baik tentang IAIN Pontianak di mata masyarakat dan dunia akademik.
Respons Dunia Eksternal IAIN Pontianak: Beliau menekankan pentingnya institusi untuk merespons perkembangan dan kebutuhan dunia di sekitarnya, memastikan relevansi program akademik.
Transdisipliner: Beliau mengajak untuk mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, sehingga menciptakan pemahaman yang lebih komprehensif.
Scientific Vision IAIN: Prof. Dr. Abdul Mujib, M.A. menekankan bahwa visi dan misi IAIN Pontianak harus menjadi dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan di institusi ini.
Rumusan Ilmu: Beliau membahas pentingnya merumuskan ilmu secara kritis dan kontekstual sesuai dengan perkembangan zaman.
Karakteristik: Prof. Dr. Abdul Mujib, M.A. memaparkan karakteristik yang harus dimiliki oleh para akademisi, termasuk keterbukaan terhadap ide-ide baru dan toleransi.
Integrasi dengan Pemangku Kepentingan: Beliau menekankan pentingnya melibatkan dosen dan mahasiswa dalam integrasi ilmu dengan pemangku kepentingan di berbagai bidang.
Acara ini ditutup dengan harapan dari Rektor IAIN Pontianak, bahwa kegiatan ini akan memberikan manfaat dan motivasi bagi semua dosen dan mahasiswa di IAIN Pontianak.
(Hadysa Prana)
Sumber : Humas IAN Pontianak