PONTIANAK I Detikkasus.com -, Bertempat di Aula Garuda Gedung Pelayanan Terpadu Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes., bersama Dirjen Pencegahan, Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHMS., MARS., dan Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, dr. Erna Yulianti, Mencanangkan Introduksi Imunisasi Japanese Encephalitis (JE) Provinsi Kalimantan Barat yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Selasa (26/9/2023).
Pencanangan ini turut disaksikan secara langsung oleh Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari, S.STP., M.Si., serta Forkopimda Kalimantan Barat dan juga disaksikan secara daring oleh Bupati/Walikota yang ada di Kalimantan Barat.
Japanese Encephalitis merupakan virus dari gigitan nyamuk culex yang terinfeksi virus JE hingga menyebabkan penyakit radang otak. Walaupun nama tersebut ada unsur jepangnya, faktanya virus ini tidak hanya menyerang negara jepang saja.
Berdasarkan data yang dilansir laman Central For Disease Control and Prevention (CDC) setidaknya ada 20 negara yang tertular seperti India, Bangladesh, Jepang, Thailand, Singapura, Korea Selatan, Korea Utara, Vietnam, Laos, Malaysia, Burma hingga Sri Lanka.
Dalam kesempatan ini, Pj. Gubernur mengatakan bahwa pola hidup bersih dan sehat di lingkungan masyarakat masih belum begitu baik. Hal-hal terkait kesehatanpun masih sering dianggap sepele.
“Karena memang lingkungan kita itu masih tidak begitu baik, kebersihan lingkungan kita itu tidak begitu baik. Kemudian pendidikan masyarakat kita itu, mungkin sekolahnya sudah tinggi, tapi kalau hal-hal mengenai kesehatan masih belum begitu baik . Itulah tugas kita bersama, bagaimana meningkatkan pendidikan masyarakat terhadap perilaku kesehatan ini,” kata Harisson.
Dirinya meminta kepada Dinas Kesehatan beserta seluruh Stakeholder terkait untuk memotivasi masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat dan bersih di lingkungan sekitar.
“Ini sebenarnya tugas kita secara terus-menerus, jadi jangan setelah berhasil lalu kita stop, malah kita harus meningkatkan motivasi kepada mereka, bagaimana masyarakat itu harus benar-benar menjaga kebersihan lingkungannya. Kalau lingkungannya bersih itu artinya penyakit-penyakit menular apapun otomatis kita akan bisa tekan,” ungkapnya.
Selain itu, berdasarkan dari pengalaman saat pandemi Covid-19, Pj. Gubernur menyampaikan apresiasinya kepada TNI/Polri yang telah membantu Vaksinasi Covid-19 di daerah-daerah Kalbar.
“Waktu pengalaman Covid-19 kemarin, jadi kalau vaksinasi itu kita tidak bekerjasama dengan TNI/Polri, vaksinasi di Kalbar ini mungkin tidak bisa tinggi cakupannya, tapi teman-teman dari TNI/Polri, Kejaksaan Tinggi ikut melaksanakan vaksinasi, jadi itu membuat Kalbar cakupannya tinggi,” ucapnya.
Dirinya kembali menekankan disamping melakukan Imunisasi JE, masyarakat diwajibkan untuk menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
“Teman-teman di Puskesmas bekerjasama dengan Koramil dan Polsek, juga dengan masyarakat. Bagaimana caranya,untuk mengajak setiap Minggu ada hari khusus untuk melaksanakan kebersihan lingkungan, yang harus terus digalakkan, sehingga penyakit-penyakit menular itu nantinya juga turun. Hal ini tentunya berkaitan terhadap penurunan Stunting,” ujarnya.
Terkait Imunisasi JE, Pj. Gubernur berharap kegiatan Imunisasi ini berjalan dengan baik dan meminta agar disosialisasikan kepada masyarakat agar tidak terjadi penolakan terkait Imunisasi ini.
“Jelaskan dan Sosialisasikan dengan Sebaik-baiknya, jangan sampai nanti kampanye kita tentang JE malah mendapatkan penolakan. Mudah-mudahan dengan kerjasama yang baik kita dapat melaksanakan vaksinasi Japanese Encephalitis ini berjalan dengan baik sesuai dengan target kita adalah 1.333 657 anak dari umur 9 Bulan sampai 15 Tahun,” harapnya.
Sementara itu, Dirjen P2P Kemenkes RI mengungkap saat ini di Kalbar tercatat 30 kasus terdeteksi JE sejak 2014 sampai saat ini.
“Terdapat 145 kasus di Indonesia dan diantaranya Kalbar terdapat 30 kasus. Kebanyakan kasus ini tidak bergejala, namun jika bergejala dapat menyebabkan radang selaput otak yang dapat menyebabkan kematian,” ungkapnya.
Imunisasi JE di Kalbar ditargetkan oleh Kemenkes RI sebanyak 1,3 Juta anak dari umur 9 Bulan sampai 15 Tahun, yang diharapkan dapat selesai pada Bulan November 2023.
“Diharapkan November ini 1,3 Juta anak sudah selesai di Imunisasi. Selanjutnya tahun depan kita sudah mulai dengan Imunisasi rutin pada anak di atas 10 Bulan,” tutup Maxi.
Usai memberikan sambutan, Pj. Gubernur Kalbar dengan didampingi Pj. Ketua TP-PKK Kalbar beserta Dirjen P2P Kemenkes RI melihat pelaksanaan Imunisasi, yang mana terlihat anak-anak dengan memakai seragam Sekolah Dasar dan SMP ikut melaksanakan Imunisasi ini.
Sebagai informasi Japanese Encephalitis merupakan virus dari gigitan nyamuk culex biasa ditemukan di daerah persawahan, kolam, atau daerah yang memiliki genangan air dan sering menggigit di malam hari. Virus JE ini memerlukan hewan sebagai inang perantara seperti babi, kerbau dan beberapa jenis burung.
Nyamuk Culex sifatnya antropofilik, hewan yang tidak hanya menghisap darah binatang saja tetapi juga menghisap darah manusia, karena itu penularan JE dari hewan kepada manusia pun bisa terjadi. Oleh karena itu telah ditetapkan bahwa manusia bukanlah sumber utama penyakit tersebut.
Gejala pada penyakit ini umumnya akan muncul 5-15 hari setelah terjadinya infeksi, gejala yang muncul seperti demam, menggigil, sakit kepala, lemas, mual, muntah bahkan hingga kejang yang sering dialami oleh anak kecil.
Sampai saat ini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan penderita JE. Tapi, setidaknya ada obat yang dapat mengurangi gejala untuk mencegah perburukan kasus. Oleh karenanya, pencegahan, seperti pemberian vaksin dan menghindari gigitan nyamuk amat penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, pentingnya melakukan vaksinasi untuk mengurangi tingkat kematian pada penyakit tersebut.
(Hadysa Prana)
Sumber : Adpim Prov Kalbar