Melalui SAPA! Malowopati FM.Pemkab Bojonegoro Mengajak Masyarakat Kenali Penyakit Kusta Sejak Dini
Bojonegoro | Detikkasus.com – Pemkab Bojonegoro terus berupaya untuk mewujudkan masyarakat sehat. Salah satunya lewat program Dinas Komunikasi dan Informatika dan RSUD Sosodoro Djatikoesoemo di acara SAPA! (Selamat Pagi Bojonegoro) Malowopati FM. Pada edisi Rabu (25/1/2023), melalui siaran radio, Pemkab mengajak masyarakat untuk lebih mengenali penyakit kusta sejak dini.
SAPA! Malowopati FM dipandu penyiar Lia Yunita dengan menghadirkan narasumber dr. Ira Puspita Rinie, Sp.DV, selaku dokter spesialis kulit dan kelamin di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Siaran ini dapat diikuti secara live YouTube Malowopati Radio dan interaksi langsung melalui nomor WhatsApp 08113322958.
Menurut dr. Ira Puspita Rinie, Sp.DV, penyakit kusta disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium leprae yang menyerang kulit kemudian melemahkan otot. Bakteri ini bisa muncul karena kurangnya kebersihan makanan, lingkungan yang kotor dan kondisi rumah yang kurang memadahi atau sirkulasi udara yang buruk.
Dokter Ira menjelaskan beberapa gejala penyakit kusta, diantaranya:
1. Munculnya bercak putih yang mati rasa pada kulit di satu sampai lima tempat.
2. Kulit mengkilat karena aktivitas kelenjar keringat yang sudah berkurang. Kering, bersisik dan mati rasa terkadang juga muncul benjol-benjol pada kulit.
3. Sering kesemutan.
4. Kehilangan alis dan bulu mata.
Lebih lanjut, dia menuturkan, penyakit kusta bisa disembuhkan dengan tuntas asalkan segera dilakukan pengobatan sejak dini. “Pemerintah juga sudah menyediakan obat bagi para penderita kusta secara gratis di Puskesmas,” terangnya.
Ada beberapa aturan yang perlu diketahui bagi pasien kusta. Untuk penderita kusta kering (pausi basiler), obat harus dikonsumsi selama 6 bulan. Sedangkan untuk kusta basah (multi basiler), pengobatan dilakukan selama 12 bulan. Tanpa pengobatan, kusta dapat memicu kebutaan sebagai komplikasi.
Berikut komplikasi kusta yang bisa terjadi :
1. Kecacatan. Kelumpuhan tangan dan kaki akibat kerusakan saraf.
2. Jari kiting
3. Kelumpuhan otot sekitar mata tidak bisa ditutup sempurna hingga mengalami kebutaan.
4. Mengalami pengecilan otot tangan dan kaki.
Dokter Ira juga menerangkan bahwa penyakit kusta tidak menyebabkan kematian. Akan tetapi jika tidak ditangani sejak awal dapat menyebabkan kecacatan permanen. Penyakit kusta tidak mudah ditularkan karena mempunyai masa inkubasi yang cukup panjang dan tergantung dengan kekebalan daya tahan tubuh.
“Tetapi penyakit ini bisa menular melalui kontak kulit erat dan lama, salah satunya melalui saluran nafas,” terangnya.
Kepada masyarakat, ia berpesan agar lebih meningkatkan lagi deteksi dini penyakit kusta. Jika curiga dengan munculnya bercak-bercak putih, kulit kering dan mati rasa segera periksakan ke fasilitas pelayanan terdekat.
(Andri)