Desa Jono Upayakan Tekan Banjir

 

Propinsi Jawa Timur – Kabupaten Gresik, detikkasus.com – Bencana banjir seolah-olah terdengar tidak asing lagi, karena bencana tersebut sering kali menimpa masyarakat. Hujan deras berkepanjangan sehingga menyebabkan bencana banjir yang tidak dapat di hindari, banjir yang merusak lingkungan, tempat tinggal dan perabotannya, sampai mengancam kesehatan karena banyaknya penyakit yang dapat menyerang kesehatan.

Apakah kita hanya bisa diam saja tanpa melakukan tindakan sedikit-pun dan membiarkan kondisi menjadi tidak sehat. Tentu tidak, meski dirasa belum maksimal kita harus bekerja sama dengan pemerintah yang telah bekerja keras selama ini untuk menanggulangi bencana banjir, sehingga kita harus mendukungnya untuk penanggulangan bencana banjir.

Baca Juga:  Lantik Petugas KPPS, Ini Harapan Ketua PPS Desa Pasimarannu Kec. Sinjai Timur

Seperti terlihat di Desa Jono Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Desa terletak di bantaran Kali Lamong yang hampir setiap tahunnya kebagian banjir akibat luapan Kali Lamong itu terus mengupayakan penekanan banjir seminimal mungkin. Ini terbukti dari arah program pembangunan Pemerintah Desa (Pemdes) setempat yang terus fokus pada pembenahan saluran air, drainase lingkungan dan talud penahan tanah (TPT).

Kades Jono, Asrun mengatakan pembangunan saluran air dan TPT menjadi prioritas pembangunan di Desa Jono. Baik kucuran anggaran dari pemerintah pusat maupun daerah lebih di fokuskan disektor itu.

Baca Juga:  GUYUB RUKUN, EFISIEN DAN BERMANFAAT MOTTO LETKOL INF ANDY BAGUS DIYAN ARIKA S.IP DANDIM 0702/ Purbalingga.

“ Meski dalam penanganan banjir dirasa masih belum maksimal, tiap tahunnya terus kita galakan program tersebut. Masalahnya merupakan program jangka panjang, tidak bisa selesai cepat karena keterbatasan anggaran,” kata Asrun.

Asrun menceritakan banjir masih menjadi momok bagi warganya, selain mengancam kesehatan dan jiwa juga menjadi penyebab lesunya perekonomian, menyebabkan kerugian  bagi usaha petani yang sebagian besar merupakan petani tambak.

Baca Juga:  Diduga Abaikan UU Ketenagakerjaan,Proyek Di RS.Wahidin Telan Korban Jiwa

“ Banjir paling parah terjadi dua kali yakni di tahun 1983 dan tahun 2010, didalam rumah banjir mencapai satu meter, petani tambak gagal panen, desa terisolir,” tandasnya.

Dia berharap baik pemerintah pusat maupun daerah terus memberikan perhatian lebih pada Desa Jono. Yakni untuk menuntaskan normalisasi Kali Lamong dan proyek parapet tanggul serta Rumah Pompa Jono yang kini masih belum bisa difungsikan.

“ Kita berharap pemerintah tanggap keluhan masyarakat, proyek presitius sebagai upaya penanggulangan banjir bisa segera dituntaskan,” pungkasnya. urp/ono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *