Propinsi Jawa Timur – Kabupaten Gresik, detikkasus.com – Sejumlah waduk dan telaga air minum di Kabupaten Gresik menyusut. Bahkan ada waduk yang sudah kering tanpa air, padahal keberadaan waduk itu vital untuk pertanian, sedangkan telaga air minum digunakan untuk kebutuhan mandi, mencuci, dan memasak. Salah satunya Waduk Kaliombo di Desa Tambakrejo Kecamatan Duduk Sampeyan. Waduk seluas 64 hektar itu sudah mengalami pendangkalan. Sehingga, tidak bisa banyak menampung air saat musim hujan.
Waduk tadah hujan milik Pemerintah Propinsi Jatim itu sudah mengalami penurunan kualitas dan fungsi karena terjadi proses sedimentasi. Padahal, peranan waduk tersebut sangat vital, selain bagi warga Tambakrejo, waduk tersebut mengaliri warga Desa Tumapel, Desa Panjunan, Desa Kandangan, Desa Glangang serta Desa Palebon.
Kades Tambakrejo, Kasmirin mengaku pihaknya selalu berjuang agar keberadaan waduk tersebut dikeruk.Meminta bantuan ke Dinas Pengairan Pemprov jatim dan Pemkab Gresik. Namun, tak membuahkan hasil.
“ Saking jengkelnya, warga bermaksud ngadu ke pak Jokowi (Presiden RI red),” aku Kasmirin.
Pendangkalan waduk lanjut Kasmirin tak hanya mengancam usaha pertanian warga juga sering bentrok dengan warga desa lain karena berebut air. “ Sering bentrok dengan warga Desa Tambak Menjangan Kabupaten Lamongan, karena berebut air di Waduk Sumengko,” lanjutnya.
Dia menjelaskan dari total 500 hektar luas desanya, 350 hektar merupakan wilayah usaha pertanian. Fungsi waduk tersebut dibutuhkan warga karena lahan di sekitarnya sangat bergantung pada waduk, baik untuk pertambakan ataupun persawahan. “Pola tanam mengikuti ketersediaan air waduk. Saat ini kebanyakan sawah di sekitarnya dibiarkan tidak ditanami, karena diperkirakan ketersediaan air tidak mencukupi. Banyak lahan dibiarkan bero,” jelas Kasmirin. “ Pokoknya disini hanya mengandalkan waduk atau telaga karena sumber air bersih dari sumur bor sulit didapat,” tambahnya.
Dia berharap pemerintah tanggap terhadap keluhan warga untuk segera melakukan penanganan normalisasi waduk. “ Terakhir dapat perawatan pemeliharaan pada tahun 2013, itupun tidak maksimal semua area tergarap,” pungkas Kasmirin. Urp/ono.