Aceh Tamiang | Detikkasus.com – Sudah cukup lama hal itu terjadi, bagi kalangan masyarakat (rakyat) diwilayah seputaran depan pertokoan dan pasar pagi kota kuala simpang pemerintahan kabupaten (pemkab) aceh tamiang. Seperti biasanya masyarakat (rakyat) itu selalu mengais rezekinya, pekerjaan sebagai tukang juru parkir (jukir) diplantaran pinggiran badan jalan tersebut.
Namun yang namanya profesi atau pun pekerjaan selaku tukang juru parkir (jukir), masih disebut kalangan masyarakat yang kurang mampu dari segi kehidupannya. Pekerjaan selaku tukang juru parkir itu pun masih pengelolaan dibawah naungan kantor dinas perhubungan (dishub) pemkab aceh tamiang, tetapi dalam hal itu juga pihak kantor dishub pemkab aceh tamiang. Diduga tanpa ada memberi serta menyediakan perlengkapan dan pasilitas seperti pakaian dan topi seragam dinas perparkiran, agar dapat selalu digunakan terhadap masyarakat bekerja sebagai juru parkir (jukir).
Dalam permasalahan itu juga, yang sudah lama terjadi. Namun masyarakat yang bekerja sebagai tukang juru parkir itu, tidak bisa berbuat apa pun. Permintaan serta permohonan dengan secara lisan atau pun secara usulan sudah dilakukan oleh pihak masyarakat yang bekerja sebagai tukan juru parkir, namun masih saja pihak kantor dinas perhubungan mengulur-ngulur dengan waktu kesenjangan yang sampai saat ini masih belum diberi perlengkapan dan pasilitas para juru parkir tersebut.
Ketika, awak media detikkasus.comini. Sempat melakukan pertemuan kepada masyarakat yang berinisial I. Berinisial I itu pun juga, dirinya bekerja sebagai tukang juru parkir (jukir). Selanjut kembali awak media detikkasus.comini, bertujuan untuk bertanya serta berkomfirmasi kepada masyarakat itu, berinisial I sebagai juru parkir diareal seputaran depan pertokoan dan didepan pasar pagi kota kuala simpang.
Tujuan awak media detikkasus.combertanya atau berkomfirmasi dengan berinisial I itu, tentang kelengkapan dan pasilitas kenapa tidak dipergunakan. Apakah tidak mempunyai kelengkapan atau pasilitas selaku menjalani aktivitas pekerjaan sebagai juru parkir (jukir).
Kelengkapan dan pasilitas yaitu, adalah. Kenapa tidak menggunakan bet kartu pengenal indetitas sebagai juru parkir (jukir), untuk selanjutnya. Kenapa para juru parkir terpantau tidak menggunakan pakaian dan topi seragam dinas perparkiran. Yang dinaungi oleh pihak kantor dinas perhubungan pemkab aceh tamiang, berlanjut berinisial I tersebut langsung merespon apa yang telah disampaikan oleh awak media detikkasus.comtersebut.
Berinisial I itu pun, dikarenakan dirinya merasa selaku tukang parkir (jukir) dipasar pagi dan pertokoan. Mulai dari pertokoan apotek aceh tamiang sampai dengan ujung pertokoan itu, yang hampir dekat dengan perempatan simpang empat (4) tugu lampu merah kota kuala simpang pemkab aceh tamiang tersebut. Dengan langsung dikomentari berinisial I itu,”kalau para tukang juru parkir (jukir) kami, pada dasar sebelumnya ada dan lengkap pasilitas milik jukir. Seperti bet kartu pengenal tukang juru parkir (jukir) beserta peluit (sempritan) kami ada ini, kalau tentang pakaian (baju) dan topi dinas parkir kami ini yang selalu tanda tanya besar kepada pihak kantor dinas perhubungan (dishub) kabupaten aceh tamiang.”ujar tukang jukir tersebut.
Masih kata tukang juru parkir berinisial I melanjuti ceritanya, “pada sebelumnya. Kami sudah sempat pernah bertanya kepada dinas perhubungan pemerintahan kabupaten aceh tamiang, katanya pernah mereka bilang cerita. Sebelum lebaran kemarin itu mau dikeluarkan untuk kami, tetapi kini sudah habis lebaran. Bahkan sudah cukup lama pun kini sudah, belum ada dikeluarkan kepada kami. Si pekerja tukang juru parkir (jukir). Memang benar sih, kalau kami tidak menggunakan pakaian (baju) dinas seragam parkir.Terlihat layaknya seperti semi premanisme, pada hal itu juga. Kami selalu membayar setoran bila dari anak buah kantor dinas perhubungan kabupaten aceh tamiang datang, tetap kami bayar kewajiban kami.”Ucapnya kembali, berinisial I selaku tukang juru parkir tersebut. Pada hari selasa.04/10/ 2022, sekitar pukul.15.45.wib kemarin lalu.
Dalam pantauan awak media detikkasus.comini, dengan secara akal sehat berpikir. Dari pihak masyarakat sebagai pekerja tukang juru parkir seputaran pasar pagi kota kuala simpang tersebut, dengan saban harinya dari masyarakat bekerja sebagai para juru parkir. Bahkan pula, masyarakat itu tadinya bekerja sebagai tukang juru parkir. Masih saja menta’ati dan mengikuti peraturan, serta juga tetap memberikan dan membayar iyuran setoran perparkiran pada jadwal setiap sore harinya.
Pantauan awak media detikkasus.com ini kembali, ada pun dari pihak kantor dishub pemkab aceh tamiang. Diduga telah mengulur-ngulur waktu yang sempat pernah katanya, dari pihak kantor dishub aceh tamiang bermadu janji. Pada akhirnya, perlengkapan dan pasilitas pakaian dan topi seragam dinas perparkiran hanya dapat terdengar angin sorga saja. Begitu juga janji mau dibeli dan dikeluarkan dengan usulan permohonan masyarakat sebagai bekerja tukang juru parkir, itu pun hanya modus (modal dusta) dari kantor dishub pemkab aceh tamiang.
Setelah awak media detikkasus.comtersebut, usainya menghimpun informasi cerita dari pihak masyarakat yang bekerja sebagai tukang juru parkir itu. Pada selanjut kembali, awak media detikkasus.comini. Mencoba menyampaikan secara bertanya dan juga secara berkomfirmasi, melalui sms/chat whatsappnya bernama saibun. Selaku sebagai pejabat kepala dinas perhubungam (kadishub) pemerintahan kabupaten aceh tamiang, tentang adanya pantauan awak media detikkasus.com
Masyarakat itu, yang bekerja sebagai tukang juru parkir diseputaran areal depan pasar pagi dan juga areal pinggiran jalan depan pertokoan pasar pagi kota kuala simpang kabupaten aceh tamiang. Terpantau tidak menggunakan pakaian (baju) dinas seragam perparkiran dari naungan kantor dinas perhubungan aceh tamiang, yang terpantau oleh awak media detikkasus.comini.
Setiap masyarakat tersebut, bekerja sebagai tukang juru parkir areal seputaran pasar pagi itu. Terkesan layaknya seperti semi premanisne, tanpa adanya menggunakan memakai pakaian (baju) dinas seragam perparkiran asal dishub pemkab aceh tamiang. Kenapa dalam hal seperti itu bisa terjadi, dan kenapa pula pihak kadishub pemkab aceh tamiang melakukan pembiaran dugaan dengan sengaja, agar dapar dipandang secara publik. Bahwa sanya dugaan pihak dishub aceh tamiang, memberi masyarakat bekerja sebagai tukang juru parkir terkesan bergaya ala premanisme.
Usainya awak media detikkasus.com, menyampaikan kata cerita bertanya yang sekaligus juga berkomfirmasi dengan saibun melalui lewat chat whatsapp telefon selularnya. Terpantau, belum ada terhubung dan terlihat olehnya saibun tersebut. Masih bertanda contrek garis dua hitam, pada jumat.07/10/2022. Mulai awal dari sekitar pukul.12.24.wib, berlanjut sampai sekitar pukul.12.32.wib.
Dikarenakan belum ada tindakan respon dan balasan jawaban oleh saibun kadishub pemkab aceh tamiang, sewaktu dilakukan komfirmasi alias bertanya lewat telefon selularnya chat whatsappnya. Maka, awak media detikkasus.com kembali mencoba menghubungi whatsapp telefon selularnya.
Pada saat terhubung, awak media detikkasus.compun langsung melakukan pertanyaan serta berkomfirmasi. Tentang sebelumnya awak media detikkasus.comada menyampaikan chat whatsapp selularnya saibun, tentang kelengkapan pasilitas pakaian (baju) topi seragam dinas perparkiran yang ada diareal pasar pagi daerah sekitarnya kota kuala simpang tersebut.
Menurut saibun kadishub pemkab aceh tamiang, langsung merespon menjawab apa yang telah disampaikan cerita komfirmasi olehnya. Saibun pun langsung selaku kadishub pemkab aceh tamiang, berkata.”pada sebelumnya, dari pihak dishub aceh tamiang. Sudah pernah melakukan pengajuan dan permohonan untuk anggaran dana belanja pakaian (baju) topi seragam dinas untuk para juru parkir, berhubung pada saat itu sedang gawat recopusing maka tertunda atau dibatalkan permohonan itu. Ditambah lagi, anggaran dana apbd pun tidak mencukupi untuk kebutuhan ke seluruhan yang ada di pemkab aceh tamiang. Kalau tentang setoran para juru perkir itu memang ada, tetapikan anggaran dana itu disetor langsung ke p.a.d kas daerah kabupaten aceh tamiang. Jangankan untuk belanja yang abang maksudkan itu, untuk kebutuhan masalah lampu listrik yang lainnya tidak mencukupinya ke bidang itu. Apa pun cerita memang tidak mencukupi,”terang saibun kadishub pemkab aceh tamiang menjabarkan, dugaan setiap kali ditanyai pada sebelumnya. Selalu berkata cerita mengeluh tentang anggaran dana daerah, apakah betul yang telah disebut saibun tersebut, atau diduga hanya sistem modus alibi saibun itu saja. Jumat, 07/10/2022. Sekitar pukul.13.54.wib.
(R.K.P-Kaperwil-Aceh)